Cerita Sandiaga Uno Mulai Berinvestasi di Sektor Infrastruktur Telepon

Namun, Sandiaga gagal membeli saham dari ketiga perusahaan telepon.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 13 Sep 2020, 09:00 WIB
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menyatakan, dirinya sempat mengincar perusahaan telepon company (Telco) yang teridiri dari Telkomsel, Indosat dan Excelcomindo untuk berinvestasi usai terjadinya krisis tahun 97’-98 lalu. Sandi melihat ada peluang yang menjajikan di sektor infrastruktur seperti perusahaan telepon tersebut.

"Sektor yang juga akan berkembang adalah sektor infrastruktur. Nah yang paling waktu itu kita incar adalah Telco (Telepon Company) dan itu ada tiga Telco. Ketiga perusahaan Telco ini in play pada saat itu, mulai dari Telkomsel, Indosat, dan Exelcom," kata Sandiaga, Sabtu (12/9/2020).

Namun, Sandiaga gagal membeli saham dari ketiga perusahaan telepon. Karena perusahaan Telkomsel dibeli Singapore Telecommunications Limited (Singtel) dimana pada saat itu baru saja dalam proses menjual 35 persen saham yang dimiliki oleh Belanda ke pihak lain.

"Terus setelah Telkomsel kita mencoba juga gagal karena juga diambil oleh Singapura, ST Telemedia, kita coba Exelcom kalah juga oleh Telco Malaysia,” ujarnya.

Dan akhirnya, lanjut Sandi, dirinya bersama rekan bisnisnya melihat apa di bidang infrasktruktur yang berkaitan perusahaan telepon.

"Dan akhirnya kita melihat apa ya bidang infrakstruktur yang berkaitan Telco tapi memprovide bisnis kepada Telco. Akhirnya kita lihat bisnis telecom tower dan itu kita gagas dalam berinvestasi di Tower Bersama Group," jelas sandiaga.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Lebarkan Sayap

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menyebutkan, pada saat itu perusahaan Tower Bersama Group mulai membangun tujuh tower.

"Kita kembangkan melalui beberapa proses akuisisi, akhirnya Alhamdulllah sekarang sudah menjadi salah satu perusahaan yang mengoperasikan atau mengelola lebih dari 20 ribuan sites,” katanya.

Selanjutnya, perusahaan tersebut melebarkan sayap dengan tidak hanya hanya hanya membangun tower untuk perusahaan telepon. Namun juga masuk ke pembangkit listrik.

"Jadi kita masuk ke power plan (pembangkit listrik) ke jalan tol dan lain sebagainya," pungkasnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya