Risma Sebut 70 Persen Kasus COVID-19 di Surabaya Dialami Anak Muda

Tes cepat COVID-19 yang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya itu berlangsung mendadak di bawah Jembatan Suramadu.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Sep 2020, 20:30 WIB
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) hadiri pertunjukan kesenian bertajuk “Sawunggaling Anak Dunia”. (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Dua Srikandi Kota Pahlawan memimpin langsung jalannya tes cepat COVID-19 massal yang berlangsung di bawah Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Sabtu malam, 12 September 2020.

Kedua Srikandi itu adalah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) dan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKBP Ganis Setyaningrum.

Tes cepat COVID-19 yang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya itu berlangsung mendadak. Sasarannya adalah seluruh pedagang dan pengunjung yang sedang asyik nongkrong di sekitaran bawah Jembatan Suramadu.

Untuk mendukung giat itu, petugas yang terdiri dari Satpol PP, Linmas, beserta Kepolisian dan TNI menutup seluruh akses jalan di lokasi. Pedagang dan pembeli tidak diperbolehkan keluar area sebelum mengikuti rapid test dengan hasil non reaktif.

Risma mengatakan, kondisi pandemi COVID-19 saat ini belum pulih normal. Oleh karena itu, ia berharap kepada seluruh masyarakat bisa menahan diri tidak keluar rumah jika tidak terlalu penting. Apalagi, jika keluar rumah itu hanya untuk keperluan nongkrong dan kumpul-kumpul tanpa menerapkan jaga jarak.

"Karena itu kenapa saya terpaksa lakukan seperti ini di tempat-tempat tertentu. Kita juga tidak tahu, kondisinya masih pandemi, memang tatanan new normal, tapi kemudian warga juga bergerombol, dan itu bahaya sekali," kata dia saat ditemui di lokasi.

Oleh karena itu, Wali Kota Risma berharap kepada masyarakat agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan. Ia tak ingin kasus COVID-19 di Surabaya terus bertambah karena kurangnya kesadaran diri masyarakat. Apalagi, saat ini hampir 70 persen kasus COVID-19 terjadi pada anak muda.

"Saya berharap sekali, warga harus bisa mencegah hal tersebut dengan mendisiplinkan diri. Karena itu saya mohon dengan hormat, terutama pada anak-anak muda. Karena data yang saya amati, hampir 70 persen dari anak muda serta anak-anak," ungkap dia, seperti dikutip dari Surabaya.go.id

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Butuh Kesadaran Bersama

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Dia menuturkan, banyak anak-anak muda yang terkena COVID-19 dan kemudian sembuh. Akan tetapi, meski sudah sembuh, kondisi paru-paru mereka ada masalah. Makanya, ia khawatir jangan sampai anak-anak muda Surabaya terkena virus tersebut.

"Banyak anak muda, meski sudah sembuh, tapi saya dengar paru-parunya ada masalah. Ini yang saya khawatir, kalau anak-anak muda kan usianya masih panjang," tegas dia.

Namun demikian, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu berharap tak hanya kepada anak-anak muda. Akan tetapi, seluruh warga dapat disiplin menjaga protokol kesehatan. Jangan sampai tujuannya mencari uang tapi kemudian merugikan diri sendiri bahkan orang lain.

"Sebetulnya saya berharap, semuanya bisa sadar, kita tidak bisa. Boleh saja mereka mencari uang, tapi jangan sampai merugikan orang lain karena terpapar virus. Kita butuh kesadaran kolektif (bersama)," pesan dia.

Dalam kegiatan itu, ratusan orang pun terlihat antre untuk mengikuti tes cepat COVID-19. Mereka antre secara bergiliran untuk dilakukan tes cepat COVID-19 oleh petugas medis dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya.

Bahkan, kegiatan yang berlangsung hingga dini hari itu tak hanya diikuti pria. Ratusan perempuan yang sedang asyik nongkrong menikmati malam minggu juga harus ikut dalam giat tersebut.


Pertimbangan Gelar Tes Cepat COVID-19 Massal di Jembatan Suramadu

Indahnya Jembatan Suramadu di malam hari.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKBP Ganis Setyaningrum menegaskan, pihaknya bersama jajaran TNI siap mendukung Pemkot Surabaya dalam mengantisipasi dan menekan penyebaran COVID-19.

Salah satunya adalah kegiatan tes cepat COVID-19 yang berlangsung di bawah Jembatan Suramadu. "Tentunya ini dilakukan dalam rangka untuk bagaimana mengantisipasi dan menekan angka penyebaran Covid-19," kata AKBP Ganis.

Menurut dia, alasan dipilihnya tempat ini karena memang banyak sekali anak-anak muda yang sedang asyik nongkrong di bawah Jembatan Suramadu. Apalagi, mereka kumpul-kumpul tanpa saling menjaga jarak. "Dan ini perlu dilakukan serentak kepada semuanya. Tadi Ibu wali kota tidak hanya di sini saja. Biar semuanya warga Surabaya ini sehat," terangnya.

Bagi pengunjung maupun pedagang yang hasil rapid test reaktif, petugas langsung memberikan perawatan lanjutan. Mereka selanjutnya diisolasi ke hotel dan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan tes usap.

AKBP Ganis menyebut, kegiatan seperti ini akan terus berlangsung. Dengan harapan, warga Surabaya disiplin terhadap protokol kesehatan dan mata rantai penyebaran Covid-19 bisa segera diputus.

"Akan kita lakukan secara terus menerus, agar semua masyarakat Surabaya tetap sehat. Malam ini kita secara gabungan, dari Polres, Pomal (Polisi Militer), Koramil dan Satpol PP. Kurang lebih ada 110 an petugas," pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya