Jokowi soal Penanganan Covid-19: Jangan Buru-Buru Tutup Kota

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, jangan terburu-buru menutup sebuah wilayah untuk menangani penyebaran kasus Covid-19 tanpa berbasis data.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 14 Sep 2020, 12:11 WIB
Jokowi melihat langsung uji klinis Vaksin COVID-19 atau Vaksin Corona Sinovac hari pertama di Bandung. Tampak, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dan Menteri BUMN Erick Tohir mendampingi Presiden Jokowi. (Foto: Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, jangan terburu-buru menutup sebuah wilayah untuk menangani penyebaran kasus Covid-19 tanpa berbasis data.

Hal ini disampaikannya, melalui video conference di Istana Merdeka Jakarta, Senin (14/9/2020).

"Saya perlu ingatkan kembali keputusan;keputusan dalam respon penambahan kasus, saya minta semua selalu melihat data sebaran. Jangan buru-buru menutup sebuah kota, wilayah, kabupaten, kalau kita kerja berbasis data," kata Jokowi.

Dia menegaskan, setiap wilayah mempunyai tingkatan. Ada RT/TW, desa, kampung, kelurahan, kecamatan, kota hingga provinsi, yang tidak bisa disamakan penangannya. Sebab dalam sebarannya, zna merah tidak dapat disamaratakan di tiap tingkatan tersebut.

"Ada yang hijau ada kuning, tidak semua ada di zona merah. Misal dalam sebuah provinsi ada 20 kabupten/kota, penanganan jangan digeneralisir," ungkap Jokowi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pembatasan Berskala Lokal

Jokowi menuturkan, paling efektif untuk melakukan intervensi pencegahan penularan Covid-19, dengan melakukan pembatasan berskala lokal.

Sehingga data didapat lebih efektif dalam menyelesaikan masalah di lapangan.

"Bisa lebih fokus menyelesaikannya. Sekali lagi jangan buru-buru menutup. Strategi intervensi lokal pembatasan skala lokal penanganan lebih detil dan fokus," Jokowi menandasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya