Misteri Ular Piton 62 Tahun Bertelur Tanpa Kawin dan Kontak dengan Pejantan

Penjaga kebun binatang di Kebun Binatang Saint Louis terkejut melihat ular piton tertua mereka baru saja bertelur karena dia sudah lebih dari 15 tahun kontak dengan spesies jantan.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Sep 2020, 07:02 WIB
Ilustrasi Foto Ular Piton (iStockphoto)

Liputan6.com, St.Louis - Penjaga di Kebun Binatang Saint Louis terkejut bukan main ketika mengetahui ular piton tertua mereka mengerami telur. Padahal reptil itu sudah lebih dari 15 tahun tak kontak dengan spesies jantan.

Mark Wanner, Manajer Zoologi Herpetologi mengatakan, ular jenis Ball Python yang telah berada di kebun binatang tersebut sejak 1961 itu diketahui bertelur pada tanggal 23 Juli.

"Itu kejutan. Kami tidak menyangka dia akan bertelur lagi, jujur," kata Mark Wanner seperti dilansir CNN, Selasa (15/9/2020).

Ular piton yang tidak memiliki nama itu sebelumnya pernah bertelur pada tahun 2009 tanpa perkawinan, tetapi tidak ada satu pun telurnya yang menetas. Dan belakangan ini, penjaga memang telah memperhatikan beberapa perubahan pada ular berusia 62 tahun itu sebelumnya, namun perubahan pada reptil yang diidentifikasi dengan nomor 361003 itu tidak mencolok.

Ular piton itu diketahui berasal dari Afrika bagian tengah dan barat, dan dapat bereproduksi tanpa perkawinan (aseksual) atau dikenal dengan istilah partenogenesis fakultatif. Wanner mengatakan komodo dan beberapa ular dan reptil lainnya juga berkembang biak secara aseksual.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Sedang Dalam Pengujian Genetik

Ilustrasi ular piton

Ular betina yang bereproduksi secara partenogenesis fakultatif memang dapat menyimpan sperma dan melakukan pembuahan secara tertunda. Tetapi Wanner mengatakan kasus terlama yang mereka temukan terjadi hanya tujuh tahun setelah kontak dengan pejantan.

Wanner mengatakan kemungkinan ular tersebut kawin dengan ular jantan pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, karena para penjaga biasanya meletakkan ular-ular itu di dalam ember saat membersihkan kandangnya.

"Kami mengatakan 15 tahun lebih, tapi mungkin sudah mendekati 30 tahun sejak dia kontak dengan pejantan," katanya.

Warner menambahkan bahwa saat ini mereka telah mengambil dua telur untuk pengujian genetik, guna menentukan apakah telur tersebut bereproduksi secara seksual atau aseksual. Dua telur lagi telah mati dan tiga sisanya sedang diinkubasi. Dia mengatakan mereka berharap mendapatkan hasil tesnya dalam waktu sekitar satu bulan.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya