Antisipasi Krisis Ekonomi 2023 Perlu Kolaborasi Pemerintah dan Pengusaha

Menurutnya, Indonesia juga pasti terdampak dari resesi global ini, walau mungkin tidak terlalu terlalu parah. Bahkan sebagian mengatakan aman dari resesi.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2022, 20:00 WIB
Diskusi Prospek Ekonomi Indonesia, Reseliensi, Peluang dan tantangan di Tengah Ancaman Resesi Global yang digagas oleh Ketua Umum Kaukus Muda Indonesia. (Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kaukus Muda Indonesia (KMI) Edi Homaidi menyatakan, persoalan ekonomi saat ini menjadi masalah serius karena adanya ancaman resesi global 2023.

"Di mana dunia akan mengalami krisis, kita sebagai anak bangsa perlu mendapat pencerahan untuk menghadapi ini semua, terutama terkait proyeksi ekonomi Indonesia seperti apa ke depan," ujarnya membuka  diskusi "Prospek Ekonomi Indonesia, Reseliensi, Peluang dan tantangan di Tengah Ancaman Resesi Global" pada Sabtu (29/10/2022).

Menurutnya, Indonesia juga pasti terdampak dari resesi global ini, walau mungkin tidak terlalu terlalu parah. Bahkan sebagian mengatakan aman dari resesi.

"Harus tetap waspada karena kita tidak tau apa sebenarnya yang akan terjadi di 2023 nanti," tambah Edi.

Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Apindo Ajib Hamdani mengatakan, untuk menghadapi resesi global, pihaknya mendorong program-program pemerintah berjalan dengan baik dan fokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga daya beli masyarakat meningkat.

"Untuk menghadapi tantangan tersebut, tentunya diperlukan kolaborasi antara pengusaha dengan pemerintah dan masyarakat,” ujar Ajib.

 


Tidak Baik-Baik Saja

Ilustrasi Krisis Ekonomi.Dok Unsplash

Pemerhati ekonomi Fahrudin Salim menilai secara global kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja karena ada masalah ekonomi yang cukup berat.

Kenaikan harga minyak dunia menjadi salah satu indikator meningkatnya harga lain sehingga banyak negara mulai mengembangkan energi baru terbarukan. Kondisi tersebut akan berdampak pada kondisi perekonomian domestik.

“Saya melihat ekonomi makro kita cukup bagus. Indikatornya adalah inflasi yang cukup rendah, hutang luar negeri yang cukup sehat, stabilitas ekonomi dan politik yang cukup baik,” kata Fahrudin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya