Liputan6.com, Belgia - Anak hasil hubungan gelap mantan raja Belgia, Raja Albert II, Delphine Boël (52) dikabarkan menuntut gelar bangsawannya sebagai putri kerajaan. Ia bahkan telah membawa kasusnya ke pengadilan banding di Brussels dan berharap pengadilan akan memberinya hak dan gelar yang sama dengan anak-anak sah ayahnya.
Delphine Boël diketahui merupakan anak hasil hubungan gelap antara Raja Albert dan Baroness Sybille de Selys Longchamps yang sudah terjalin selama 18 tahun, bahkan sebelum Albert menjadi raja.
Advertisement
Raja Albert akhirnya mengakui dia adalah ayah dari Boël pada Januari lalu, setelah selama satu dekade memperjuangkan klaim DNA-nya.
Mengutip BBC, Selasa (15/9/2020), desas-desus tentang anak hasil hubungan gelap ini pertama kali muncul pada 1999 dalam biografi tidak resmi tentang istri sah Albert, Ratu Paola, yang memicu skandal kerajaan dan gosip media di Belgia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tuntut Hak yang Sama dengan Anak Sah
Boël pertama kali mengungkapkan Raja Albert adalah ayah kandungnya pada wawancara 2005. Tetapi dia baru membuka proses pengadilan setelah Raja Albert lengser pada 2013, yang artinya dia kehilangan kekebalan hukum.
Pada Kamis 10 September, pengacara Boël mengatakan, kliennya hanya menuntut hak yang sama dengan tiga anak Albert lainnya, Philippe, yang sekarang menjabat sebagai Raja Belgia, Pangeran Laurent, dan Putri Astrid.
"Posisi Delphine bukanlah ingin atau tidak ingin menjadi putri. Dia hanya tidak ingin menjadi anak tidak sah, dia ingin memiliki hak istimewa, gelar, dan kapasitas yang sama persis abang dan kakaknya," kata Marc Uyttendaele
Laporan menunjukkan anak-anak Boël juga akan memenuhi syarat untuk gelar kerajaan jika pengadilan mendukungnya. Hal itu karena, Boël hanya bisa diberi gelar "putri" dengan keputusan kerajaan, bukan pengadilan.
Advertisement
Mimpi Buruk Boël Berakhir
Baroness Longchamps, yang merupakan ibu dari Boël mengungkap perselingkuhannya dengan Albert saat masih bergelar pangeran yang berlangsung antara 1966 dan 1984. Bahkan Albert hadir selama masa kanak-kanak Boël.
Namun, Albert naik tahta menjadi Raja secara tak terduga karena kematian kakak laki-lakinya pada 1993 di usia 62 tahun.
Dia menduduki kursi Raja hingga Juli 2013, ketika dia mengumumkan pengunduran dirinya, dengan alasan kesehatan yang buruk, dan digantikan putranya, Philippe.
Pria berusia 86 tahun itu menolak perintah pengadilan untuk menjalani tes DNA sampai dia menghadapi denda € 5.000 (Rp 89 juta) per hari karena menolak untuk melakukannya. Namun pada Januari, dia mengakui Boël sebagai anak keempatnya setelah dia "mengetahui hasil tes DNA".
Uyttendaele mengatakan pada saat pengakuan diumumkan adalah hal yang "melegakan" bagi Boël. "Hidupnya seperti mimpi buruk yang panjang karena pencarian identitas ini," katanya.
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul