Neraca Dagang Indonesia Surplus USD 2,3 Miliar di Agustus 2020

Surplus neraca dagang Indonesia pada Agustus 2020 ini lebih rendah jika dibandingkan surplus Juli 2020

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Sep 2020, 11:46 WIB
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD 2,33 miliar pada Agustus 2020.

“Pada bulan Agustus pada bulan Agustus tahun 2020 ini mengalami surplus sebesar USD 2,33 miliar. Surplus ini ini masih jauh lebih besar dibandingkan posisi neraca perdagangan Agustus tahun 2019 yang ada waktu itu juga mengalami surplus, tetapi hanya USD 92,6 juta,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam video konferensi, Selasa (15/8/2020).

Sebagai informasi, surplus pada bulan Agustus tersebut lebih rendah dibandingkan Juli 2020 sebesar USD 3,26 miliar.

“Kita berharap ke depan ekspor kita akan semakin membaik sehingga kita juga akan meningkat dan ekonomi cepat pulih kembali,” imbuh Kecuk.

Secara rinci, neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat (AS) tercatat surplus USD 1,042 miliar, Filipina USD 451,9 juta, dan India USD 425,3 juta.

“Pada bulan Agustus ini dengan beberapa negara neraca perdagangan kita mengalami surplus dengan Amerika Serikat pada bulan Agustus ini kita kita mengalami surplus USD 1,0 miliar, dengan Filipina kita mengalami surplus USD 451 juta dengan India kita surplus USD 425 juta,” sebut Kecuk.


Neraca Dagang Surplus, Bukti Ekonomi Indonesia Positif Selama Pandemi

Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kementerian Perdagangan akan memaksimalkan dan memusatkan perhatian terhadap produk yang berkembang saat masa pandemi covid-19 untuk menjaga perkembangan ekonomi kedepannya.

“Karena itu, kita harus melihat apa saja yang bisa dimaksimalkan saat ini. Kementerian Perdagangan sendiri melihat ada tiga kategori yang bisa optimalkan dalam perdagangan yaitu, produk apa yang positif selama pandemi, produk baru apa muncul akibat pandemi dan produk apa yang pulih pasca pandemi,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, di Jakarta, Kamis (13/8/2020).

Menurut Agus, meskipun pandemi di satu sisi menghambat jalannya ekonomi, tetapi disisi lain juga mempunyai peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan. Ia menyebut perdagangan sendiri akan menjadi kunci dalam masa pandemi ini.

Bahkan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, mengatakan perdagangan adalah indikasi nyata dari berjalannya ekonomi masyarakat, baik di sektor riil maupun keuangan.

Untuk perdagangan luar negeri saja, Jerry menyebut Indonesia sampai saat ini masih mencatat surplus hingga USD 5,5 miliar. Artinya,  kinerja ekonomi Indonesia masih bisa disebut positif dan harus terus dijaga.

“Kondisinya memang banyak negara sedang mengalami masa sulit. Kita bersyukur masih bisa mencatat surplus yang cukup baik. Tapi tentu saja kita harus bekerja keras untuk menjaga dan meningkatkannya,” Kata Jerry.

Kata Jerry, Kementerian Perdagangan saat ini tengah terus mengupayakan transformasi dalam perdagangan, termasuk penggunaan teknologi digital.

Dirinya menilai masa pandemi ini merupakan momentum yang tepat untuk memaksimalkan teknologi, seperti di e-commerce, dan lainnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya