Liputan6.com, Jakarta- Sebuah perusahaan di Nevada yang mengelola tempat kampanye indoor Presiden AS Donald Trump menghadapi hukuman denda sebesar US$ 3.000. Perusahaan itu diduga melanggar kebijakan untuk mencegah Virus Corona COVID-19 yang diberlakukan di negara bagian tersebut.
Dikutip dari CNN, Senin (15/9/2020), kampanye yang digelar di Kota Henderson, Nevada AS itu dihadiri ribuan orang, yang diadakan di dalam sebuah fasilitas yang dimiliki Xtreme Manufacturing.
Advertisement
Sementara itu, pertemuan yang melibatkan 50 orang atau lebih dilarang di negara bagian tersebut.
Peserta kampanye yang hadir di acara itu juga dilaporkan tidak diwajibkan untuk memakai masker, dan sedikitnya praktik social distancing yang dilakukan.
Sebelumnya, pihak berwenang Kota Henderson telah memperingatkan Xtreme Manufacturing bahwa mereka akan melanggar peraturan jika kampanye tetap diadakan. Namun kampanye tersebut tetap digelar sesuai jadwalnya.
Dalam pernyataanya kepada CNN, pejabat senior informasi kota Henderson, Kathleen Richards mengatakan, "Selama acara tersebut, seorang petugas mengamati adanya enam pelanggaran terhadap arahan (pihak berwenang Nevada) dan Divisi Operasi Bisnis Kota telah mengeluarkan Pemberitahuan Pelanggaran Lisensi Bisnis untuk Xtreme Manufacturing dan memberikan denda hingga sebesar US$ 3.000."
Pihak perusahaan "memiliki waktu 30 hari untuk menanggapi pemberitahuan tersebut dan membayar denda atau mempersengketakan pemberitahuan pelanggaran," tambah Richards.
Kampanye indoor Donald Trump tersebut merupakan kampanye yang ia gelar pertama kalinya sejak Juni 2020 di Tulsa, Oklahoma, AS.
Kampanye yang digelar di Tulsa itu pun disusul oleh beberapa infeksi COVID-19 pada staf kampanye, serta kelonjakan kasus Virus Corona pada saat itu.
Saksikan Video Berikut Ini:
Tanggapan Pihak Perusahaan
Namun, seorang pejabat kampanye Donald Trump mengatakan kepada CNN, "Setiap peserta akan mendapatkan pemeriksaan suhu sebelum masuk, diberikan masker yang dianjurkan untuk mereka pakai, dan memiliki akses ke banyak pembersih tangan".
"Tujuan saya adalah melanjutkan tradisi besar AS tentang hak berkumpul dan kebebasan berbicara," ungkap pemilik Xtreme Manufacturing Don Ahern, dalam sebuah konferensi pers singkat.
Tetapi Ahern juga menyatakan bahwa ia tidak keberatan dengan pihak berwenang kota.
"Anda tahu, mereka punya pekerjaan yang harus dilakukan," ujar Ahern, seraya menambahkan "Mereka mungkin diarahkan. Jadi kami menghormati posisi semua orang dalam situasi ini".
Sebelumnya, Hotel milik Ahern di Las Vegas juga sempat menghadapi denda setelah menjadi tuan rumah acara kampanye "Evangelicals for Trump" pada Agustus 2020.
Acara tersebut dilaporkan menampung peserta yang melebihi batas kapasitas, dan melakukan pelanggaran terhadap beberapa kebijakan kesehatan di kota tersebut.
Advertisement