Rusuh PSG Vs Marseille, Neymar: Saya Bangga Berkulit Hitam

Neymar mengaku permainan kasar jadi bagian biasa di sepak bola termasuk di PSG vs Marseille, tapi dia tak bisa menolerir rasisme.

oleh Defri Saefullah diperbarui 15 Sep 2020, 18:57 WIB
Striker Paris Saint-Germain, Neymar, bersitegang dengan pemain Marseille, Dimitri Payet, pada laga Liga Prancis di Stadion Parc de Princes, Minggu (13/9/2020). (Photo by FRANCK FIFE / AFP)

Liputan6.com, Paris- Neymar mencoba untuk menurunkan tensi ketengan yang terjadi usai pertandingan PSG vs Marseille akhir pekan lalu di lanjutan Liga Prancis pekan kedua. Dia pun mengungkapkan unek-uneknya lewat sosial media.

Seperti dilansir Marca, Neymar mengakui sudah bertindak melewati batas. Namun dia pun mengaku tak bisa menjaga emosi karena sudah diperlakukan rasis.

Neymar pun menegaskan dirinya bangga jadi orang berkulit hitam. Dia tak melihat kulit hitam sebagai musibah, meski dapat ejekan rasis di PSG vs Marseille.

"Saya hitam, anak dari orang tua berkulit hitam, cucu dan cicit dari orang-orang berkulit hitam juga," tulis Neymar.

"Saya bangga, saya tak melihat kulit hitam itu berbeda dibandingkan yang lainnya."

 

 

Saksikan Video Neymar di Bawah Ini:


  Rasisme Tak Bisa Ditoleransi

Penyerang Paris Saint-Germain (PSG), Neymar, berusaha melewati pemain Marseille pada laga Ligue 1 di di Stade de France, Senin (14/9/2020). PSG takluk 0-1 dari Marseille. (AP Photo/Michel Euler)

Neymar mengakui permainan kasar sulit dihindarkan di pertandingan sepak bola. Dia pun paham bila lawan ingin menjegalnya.

Namun karena tindakan rasis, emosinya mencuat.

"Saya berpikir harus melakukan sesuatu kepada dia (Alvaro Gonzalez) sebelum meninggalkan lapangan. Soalnya saya yakin wasit tak akan melakukan apa apa, tak memperhatikan dan mengacuhkan fakta," ujarnya.

 


Main Bagus

 

Neymar mengatakan tak pernah sedikit pun ingin berlaku agresif di pertandingan itu. Dia hanya ingin bagus tapi terpancing juga.

"Sepanjang pertandingan saya selalu ingin memberi jawaban: main sepak bola. Faktanya saya tidak sukses dan saya berontak," katanya.

"Di sepak bola itu, menyerang, menghina, sumpah serapah jadi bagian pertandingan. Anda tak bisa lepas dari itu. Saya paham dengan permainan kerasnya, tapi rasisme tak bisa ditolerir," ujarnya.


Masih Panas

Keributan yang terjadi di laga PSG vs Marseille tidak selesai di lapangan hijau. Gelandang Marseille, Dimitri Payet membawa sisa-sisa keributan tersebut ke media sosialnya.

Seperti dilansir Goal, Payet mengunggah foto grup musik rap asal Prancis, Bande Organisee. Namun ia mengganti wajah-wajah para personel dengan wajahnya dan beberapa rekan serta pelatih Marseille, Andre Villas-Boas.

Dalam foto tersebut, Payet mengganti wajah anjing yang digendong salah satu personel dengan wajah bintang PSG, Neymar. Di saat yang sama, wajah si penggendong diganti dengan wajah salah satu rekan Payet di Marseille, Alvaro Gonzalez.

Neymar dan Gonzalez memang terlibat perkelahian di laga tersebut. Neymar menuding Gonzalez telah berkata rasis kepadanya.

Atas insiden itu, wasit memberi kartu merah kepada Neymar. Dalam laga itu, wasit mengeluarkan total lima kartu merah dan 14 kartu kuning.


Klasemen Liga Prancis

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya