5 Hal yang Disampaikan Jubir Satgas Wiku soal Penanganan Covid-19 di Indonesia

Wiku melaporkan grafik perkembangan kasus Corona Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia per 13 September 2020.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 16 Sep 2020, 08:03 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito sampaikan analisa data mingguan per 6 September soal tren zonasi dan kasus Corona saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/9/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satuan Tugas atau Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito kembali menyampaikan perkembangan Corona di Indonesia.

Salah satunya, Wiku melaporkan grafik perkembangan kasus Corona di 34 provinsi di Indonesia per 13 September 2020.

Menurut Wiku, ada 34 kabupaten atau kota dengan perubahan zona merah menjadi zona oranye Corona Covid-19.

"Kami menghargai karena mampu mengurangi risikonya menjadi lebih baik meskipun masih zona oranye. Ini harus didorong lagi agar menjadi zona hijau," ujar Wiku dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 15 September 2020.

Selain itu, Wiku juga meminta pemerintah daerah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) menekan mobilitas warganya ke wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Karena menurut dia, perlunya sinergitas antardaerah menyusul pengetatan PSBB di DKI Jakarta.

Berikut 5 perkembangan yang disampaikan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


34 Kabupaten/Kota Berubah dari Zona Merah ke Oranye

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut standar harga PCR saat ini dalam tahap perumusan saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/9/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, melaporkan grafik perkembangan kasus Corona di 34 provinsi di Indonesia per 13 September 2020.

Menurut Wiku, ada 34 kabupaten atau kota dengan perubahan zona merah menjadi zona oranye Corona Covid-19.

"Kami menghargai karena mampu mengurangi risikonya menjadi lebih baik meskipun masih zona oranye. Ini harus didorong lagi agar menjadi zona hijau," dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 15 September 2020.

 


Minta Pemda Bodetabek Tekan Mobilitas Warga ke Jakarta

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjabarkan grafik persentase kasus aktif sejak Maret-Agustus 2020 cenderung menurun di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (2/9/2020). (Dok Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi)

Wiku meminta pemerintah daerah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) menekan mobilitas warganya ke wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Dia menekankan perlunya sinergitas antardaerah menyusul pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.

"Perlunya sinergitas antar daerah terutama yang bersebelahan. Dalam hal ini contoh yang perlu kita perhatikan bersama adalah daerah-daerah penyangga di seputar DKI Jakarta yaitu Bodebek, baik kota maupun kabupaten," kata Wiku.

Menurut dia, penduduk daerah-daerah penyangga ibu kota ini memiliki mobilitas yang tinggi ke Jakarta.

Untuk itu, pemda di daerah penyangga harus bisa menekan mobilitas warganya agar penerapan PSBB berhasil menurunkan penyebaran virus corona di DKI.

"Karena daerah ini aktivitas masyarakatnya saling memiliki mobilitas yang tinggi dengan DKI Jakarta, maka dari itu agar pemerintah daerah betul-betul dapat menekan kasusnya, menekan mobilitas penduduk, agar potensi penularannya dapat dicegah," jelasnya.

 


Ingatkan Pentingnya Koordinasi Pemda dan Pusat

Petugas gabungan menggelar Operasi Yustisi Protokol Covid-19 di kawasan Tugu Tani, Jakarta, Senin (14/9/2020). Operasi tersebut digelar sebagai langkah untuk menekan penyebaran Covid-19 di masa PSBB Jakarta. (Liputa6.com/Immanuel Antonius)

Selain itu, Wiku mengingatkan pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penanganan Covid-19.

Dia meminta pemerintah daerah berkoordinasi secara rutin kepada pemerintah pusat sehingga kasus corona di tanah dapat terkendali.

"Agar kondisinya terkendali dan setiap bantuan yang diperlukan oleh pemerintah daerah dapat dikerahkan dari pemerintah pusat maupun juga bantuan kebijakan dan peraturan dari daerah sekitarnya," tutur dia.

 


Siapkan 4 Strategi Tangani Covid-19

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan ada 18 daerah yang melaksanakan PSBB sejak awal saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/9/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlos Jr)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menugaskan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Kepala BNPB Doni Monardo mengendalikan kasus virus Corona Covid-19 di 9 provinsi.

Sembilan provinsi pioritas tersebut antara lain, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Bali.

"Target yang diharapkan adalah penurunan penambahan kasus harian, peningkatan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian. Diminta oleh Presiden agar target ini dapat dicapai dalam waktu 2 minggu kedepan," kata Wiku.

Untuk mencapai target itu, Wiku mengatakan ada empat strategi atau langkah-langkah yang disiapkan pemerintah. Pertama, menyamakan data antara pusat dan daerah untuk mempercepat pengambilan keputusan.

"Kedua melakukan operasi yustisi untuk penegakan disiplin protokol kesehatan dengan menggunakan peraturan pidana untuk menindak yang melanggar peraturan," jelasnya.

Strategi ketiga yakni, meningkatkan manajemen perawatan pasien Covid-19 untuk menurunkan angka kematian atau mortality rate dan mendongkrak angka kesembuhan atau recovery rate.

Terakhir, penanganan secara spesifik klaster-klaster Covid-19 di 9 provinsi tersebut.

"Jadi penanganannya harus lebih spesifik pada daerah tertentu di provinsi tersebut. Berarti di kabupaten/kota dan juga di dalam kabupaten/kota itu kita akan lihat klaster-klaster yang lebih spesifik ada di mana dan itu harus ditangani dengan segera," tutur Wiku.

 


Ingatkan soal Masker Scuba dan Buff

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito sebut kasus aktif Jawa Barat masih lebih tinggi dari nasional per 2 September di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (3/9/2020). (Dok Tim Komunikasi Komite Penanganan dan Pemulihan Ekonomi Nasional)

Terakhir, Wiku tak menyarankan masyarakat memakai masker jenis scuba atau buff. Menurut dia, masker tersebut terlalu tipis sehingga kurang efektif untuk menangkal virus Corona Covid-19.

"Masker scuba atau buff ini adalah masker dengan satu lapis saja dan terlalu tipis sehingga kemungkinan untuk tembus dan tidak bisa menyaring lebih besar," kata Wiku.

Menurut dia, masker scuba juga mudah untuk ditarik ke bawah sampai dagu, sehingga masker menjadi tidak berfungsi. Wiku meminta masyarakat menggunakan masker yang berkulalitas untuk mencegah penularan virus corona.

"Gunakanlah masker dengan cara yang tepat untuk bisa melindungi, menutup area atau hidung sampai dengan mulut dan dagu," ucap Wiku.

Dia mengatakan, masyarakat dapat menggunakan masker bedah atau masker kain. Wiku mengingatkan agar memakai masker kain dan bedah yang berbahan katun dan berlapis tiga karena memiliki kemampuan baik dalam menyaring virus.

"Masker kain yang bagus adalah yang berbahan katun dan berlapis tiga. Mengapa hal itu penting, karena kemampuan filtrasi atau menyaring partikel virus itu akan lebih baik dengan jumlah lapisan yang lebih banyak," jelas Wiku.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya