Kemendikbud: Individu yang Baik Diperoleh dari Lingkungan yang Baik

Jumeri menyampaikan, ada tiga aspek yang membentuk karakter seseorang.

oleh Yopi Makdori diperbarui 16 Sep 2020, 08:49 WIB
Ilustrasi – Guru dan siswa. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta Direktorat SMP, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbud, melaksanakan kegiatan Antisipasi Tindak Kekerasan Peserta Didik Jenjang SMP, Selasa (15/9/2020).

Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbud, Jumeri mengatakan, kegiatan ini bisa menjadi titik awal peningkatan karakter untuk menciptakan siswa SMP yang berkarakter, berakhlakul karimah, dan berkepribadian baik.

"Karena individu yang baik hanya bisa diperoleh dari lingkungan yang baik," ucapnya dalam keterangan tulis, Selasa (15/9/2020).

Penguatan karakter menjadi kunci utama untuk menyiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan di abad ke-21. Nilai-nilai inilah yang harus tertanam di lingkungan satuan pendidikan, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi pondasi awal dalam pembentukan karakter.

Lebih lanjut Jumeri menyampaikan, ada tiga aspek yang membentuk karakter seseorang. Pertama, keluarga atau rumah yang memberi pengaruh sangat besar yaitu 60 persen. Kedua, satuan pendidikan yang memberi pengaruh sebesar 25-30 persen. Ketiga, masyarakat yang memberi pengaruh sebesar 10-15 persen.

Tripusat pendidikan tersebut mempengaruhi pembinaan karakter peserta didik sehingga harus mendapat perhatian. Jumeri menekankan perlunya kolaborasi semua warga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang baik tersebut. "Masing-masing aspek mempengaruhi satu sama lainnya. Pada aspek pertama dan kedua kita masih bisa kendalikan, tapi kalau di level masyarakat akan sulit," imbuhnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Budi Pekerti Jadi Pondasi

Menyambung hal tersebut, Direktur SMP Kemendikbud, Mulyatsyah mengatakan, nilai-nilai budi pekerti luhur harus menjadi pondasi yang ditanamkan sejak dini pada tahap awal pembentukan karakter.

"Jika urusan belajar terganggu karena ada tindak kekerasan maka proses pembentukan karakter juga terganggu. Tindak kekerasan harus diantisipasi agar lingkungan sekolah kita terkendali, terkontrol dan aman bagi peserta didik. Itu penting," katanya. 

Pencegahan terhadap tindak kekerasan menjadi hal yang diutamakan untuk diterapkan di satuan pendidikan. Sebab, penguatan karakter pada jenjang SMP menjadi kunci utama untuk menyiapkan generasi muda yang tangguh di masa depan.

"Tujuan kami menyelenggarakan kegiatan ini adalah agar kita semua bisa mengantisipasi tindak kekerasan karena pencegahan jauh lebih penting sebelum sesuatu terjadi," disampaikan Mulyatsyah. 

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya