Ruangan RS COVID-19 Nyaris Penuh, Ridwan Kamil Minta Kepala Daerah Bodebek Saling Bantu

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, meminta lima kepala daerah di wilayah Bodebek untuk kompak dan solid membantu.

oleh Arie Nugraha diperbarui 16 Sep 2020, 12:00 WIB
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, Selasa (15/9/20). (Sumber foto : Humas Pemprov Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, meminta lima kepala daerah di wilayah Bodebek (Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi) itu untuk kompak dan solid membantu satu sama lain demi menunjang ketersediaan fasilitas perawatan bagi pasien COVID-19.

Hal itu dikatakan Kamil saat meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, Selasa (15/9/20). RSUD Kota Depok merupakan satu dari sembilan rumah sakit rujukan COVID-19 di Depok.

“Mudah-mudahan dalam 14 hari ke depan dengan kekompakan Bodebek, maka kasus (COVID-19) bisa kita tekan. Agar Kota Depok punya status yang lebih baik dari (zona merah) hari ini,” ujar Kamil dalam keterangan resminya ditulis Rabu, 16 September 2020.

Tujuan peninjauan ini, untuk mengetahui keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di wilayah Bodebek. Ridwan Kamil menerangkan data tingkat keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di Jabar, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar bisa membuat upaya penguatan dan pemetaan rumah sakit rujukan.

Saat ini ucap Ridwan Kamil, ketersediaan ruang perawatan dan isolasi pasien positif COVID-19 di rumah sakit rujukan wilayah Bodebek, khususnya Kota Depok minim. Akibat terus bertambahnya kasus terkonfirmasi positif.

”Tingkat keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 khususnya di Kota Depok lebih darurat pada ketersediaan ICU dan HCU (High Care Unit) sebagai ruang perawatan pasien COVID-19 bergejala (kriteria) berat,” tutur Kamil.

 


Depok Masih Zona Merah

Pengunjung beraktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Depok, Jawa Barat, Rabu (17/6/2020). Mulai 16 Juni 2020, sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Depok kembali beroperasi selama masa PSBB proporsional, namun tetap dengan memerhatikan protokol kesehatan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Kamil mengimbau warga Depok untuk tetap disiplin mengikuti arahan pemerintah dengan status Kota Depok yang masih risiko tinggi atau zona merah.

Kamil mengapresiasi tingkat kesembuhan di Kota Depok sebesar 69 persen yang berada di atas rata-rata provinsi yakni 53 persen.

“Kita tingkatkan lagi angka kesembuhannya,” sebut Kamil.

Sementara itu Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, mengacu data pada Selasa (15/9/2020) terdapat 124 orang kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dan 40 orang dinyatakan sembuh.

Terkait RSUD Kota Depok sebagai salah satu rumah sakit utama rujukan COVID-19 di daerahnya, Idris berujar bahwa pihaknya tengah merenovasi Ruang Kenanga, salah satu ruangan khusus untuk isolasi mandiri COVID-19, dalam 14 hari kedepan.

“Ruang isolasi (di) lantai tujuh dan delapan di RSUD Depok ini nanti akan kita tambah ruangannya dan membutuhkan tenaga kesehatan tambahan,” jelas Idris.

Untuk mengantisipasi soal ketersediaan tempat tidur isolasi COVID-19, otoritas di Jawa Barat memiliki pilihan untuk mengubah fungsi gedung lain menjadi Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) COVID-19.

Skenario tersebut sudah diprediksi sejak awal adanya pandemi COVID-19. Sehingga dipastikan adanya gedung baru yang akan disiapkan untuk menyokong rumah sakit.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar hingga 14 September 2020, dari 320 rumah sakit rujukan COVID-19 se-Jabar, keterisian tempat tidur berjumlah 2.034 dari total ketersediaan 4.274 tempat tidur.


Infografis Gebrakan Denda Tidak Pakai Masker

Infografis Gebrakan Denda Tidak Pakai Masker (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya