Jawaban Pertamina atas Kritik Keras yang Dilontarkan Ahok

Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab dipanggil Ahok kembali mengutarakan temuannya soal kebiasaan direksi, komisaris Pertamina.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2020, 17:48 WIB
Maskot Asian Games 2018, Atung terpampang di video mapping atau layar bergerak di Gedung Utama Pertamina, Jakarta, Kamis (5/7). Paduan warna dan ukuran raksasa diharapkan menjadi ikon yang memancarkan energi bagi masyarakat. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Pertamina (Persero) sangat terbuka dengan kritik yang dilontarkan oleh berbagai pihak. Kritik terbaru dilontarkan oleh komisaris utama perusahaan yaitu Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau yang biasa disapa Ahok.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan,  sebagai komisaris Utama, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mempunyai wewenang untuk menegakkan fungsi pengawasan juga memberikan arahan terhadap bisnis perseroan.

"Kami menghargai pernyataan Pak BTP sebagai Komut yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan," jelasnya melalui pesan singkat kepada Merdeka.com, Rabu (16/9/2020).

Fajriyah mengatakan kritik keras yang dilontarkan oleh Ahok sejalan dengan restrukturisasi Pertamina yang sedang dijalankan Direksi. Tujuannya agar perusahaan menjadi lebih cepat, lebih adaptif dan kompetitif.

Kendati demikian, kegiatan restrukturisasi yang ada ditubuh Pertamina diklaim telah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Kemudian juga melibatkan berbagai institusi penegak hukum untuk mencegah terjadinya tindakan melanggar hukum.

"Upaya Direksi Pertamina untuk menjalankan Perusahaan sesuai prosedur, menjadi lebih transparan dan profesional telah konsisten nyata dilakukan, melalui penerapkan ISO 37001:2016 mengenai Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) oleh Pertamina dan Groupnya, kerjasama dengan PPATK dan juga institusi penegak hukum, serta pendampingan dengan KPK," terangnya.

Fajriyah menambahkan, berbagai hal yang bersifat corporate action dilakukan manajemen Pertamina dalam rangka pertumbuhan perusahaan dan juga memastikan ketahanan energi nasional." Tentu saja pastinya akan mempertimbangkan internal resources dan dilakukan secara prudent dan profesional," tegasnya.

"Koordinasi dan komunikasi dengan komisaris dan juga stakeholder terkait terus kami jalankan. Agar semua terinfokan dengan baik apa yang sedang dijalankan oleh Pertamina," tutupnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Ahok Sebut Direksi Pertamina Hobi Lobi Menteri

Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama tersenyum usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana, Jakarta, Senin (9/12/2019). Pertemuan tersebut Presiden meminta agar memperbaiki defisit neraca perdagangan kita di sektor petrokimia dan migas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau yang akrab dipanggil Ahok kembali mengutarakan temuannya soal kebiasaan direksi, komisaris dan dugaan manipulasi gaji di perusahaan pelat merah tersebut.

Menurut pria yang biasa dipanggil Ahok ini, direksi Pertamina punya hobi lobi-lobi menteri. Pergantian direktur juga dilakukan tanpa pemberitahuan kepada dirinya sebagai Komisaris Utama.

"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris juga rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok dikutip dari YouTube POIN, Rabu (16/9/2020).

Ahok bilang, untuk hal ini, dirinya akan membersihkan jalur birokrasi ini dengan lelang terbuka.

"Saya potong jalur birokrasi, Pertamina itu dulu naik pangkat mesti pakai kayak pangkat, Pertamina refference level orang mesti kerja sampai SVP bisa 20 tahun ke atas saya potong semua mesti lelang terbuka,"

Lalu, hal lainnya yang dikritisi Ahok ialah adanya dugaan manipulasi gaji. Ada beberapa pihak yang diduga masih menerima gaji dengan nominal yang sama padahal sudah tidak bertugas di jabatan yang bersangkutan.

"Orang yang dicopot dari jabatan Dirut anak perusahaan misalnya, gajinya Rp 100 juta lebih, masa dicopot tapi gaji masih sama, alasannya dia orang lama, harusnya kan gaji mengikuti jabatan Anda, tapi mereka bikin gaji pokok gede-gede semua," katanya.

"Jadi bayangkan orang kerja sekian tahun gajinya pokoknya Rp 75 juta dicopot gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," tandas Ahok.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya