Dukung Perbaikan Kualitas Udara, Pertamina Gelar Program Langit Biru di Tangsel

Dengan penggunaan BBM lebih berkualitas, diharapkan emisi gas buang kendaraan lebih sedikit dan polusi udara dapat berkurang.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2020, 22:08 WIB
Pengendara motor mengantre mengisi BBM di SPBU, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina menggelar Program Langit Biru di Tangerang Selatan mulai 13 September 2020. Program ini ditujukan untuk mendukung penerapan udara yang lebih bersih.

Dalam Program Langit Biru, perusahaan mengajak masyarakat Tangerang Selatan untuk menggunakan bahan bakar kendaraan bermotor (BBM) yang lebih berkualitas, seperti Pertamax Series dan Dex Series.

Dengan penggunaan BBM lebih berkualitas, diharapkan emisi gas buang kendaraan lebih sedikit dan polusi udara dapat berkurang.

Dalam program ini, Pertamina (Persero) menawarkan harga khusus untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite untuk warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Harga kusus Pertalite ini turun menjadi sama seperti harga Premium yaitu Rp 6.450 per liter. Namun memang tidak semua jenis kendaraan bisa menikmati harga miring tersebut.

"Iya, tidak semua jenis kendaraan bisa mendapatkan harga khusus ini. Hanya konsumen dengan roda dua, roda tiga, angkutan kota (angkot) serta taksi berplat kuning yang merupakan transportasi publik," ungkap Unit Manager Communication Relations and CR MOR III, Eko Kristiawan, sebelumnya.

Alasannya, agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan beralih ke bahan bakar berkualitas.

Sehingga, kendaraan pribadi lain terlebih kendaraan mewah, bisa menggunakan BBM jenis Pertamax ataupun yang memiliki kadar oktan yang tinggi.

Eko juga mengatakan, alasan promo tersebut digelontorkan yaitu bertujuan untuk mengurangi pencemaran udara.

"Kami berharap masyarakat ikut berperan aktif menggunakan BBM yang lebih berkualitas seperti Pertalite ini dan bersama-sama kita membirukan langit di Tangerang Selatan,” katanya.

Adapun berdasar pantauan IQAir.com pada 13 September 2020 pukul 21.08 WIB, indeks kualitas udara Tangerang Selatan mencapai 163 atau dalam kondisi tidak sehat.

Dalam Program Langit Biru di Tangerang Selatan tersebut, Pertamina juga memberikan promo Cashback 30 persen bagi pengguna kendaraan plat hitam atau kendaraan pribadi yang ingin membeli BBM Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertamina Dex.

Syaratnya mudah, proses transaksi pembelian BBM harus menggunakan aplikasi MyPertamina. Promo Cashback 30 persen ini akan berlangsung hingga 30 September 2020.

 

 

 

Tonton Video Ini


Penelitian BATAN

Foto udara suasana gedung bertingkat di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (8/4/2020). Jakarta sempat menjadi kota paling berpolusi di dunia pada 29 September 2019 lalu, namun Rabu (8/4) siang ini, kualitas udara kota Jakarta membaik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Tenaga Nuklir Nasional atau BATAN, dalam penelitian soal polusi udara, mencatat kondisi yang terjadi di beberapa kota.

Kota yang menjadi sampel, seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Medan, Palangka Raya, Balikpapan, Makassar, Manado, Ambon, Jayapura, Mataram dan Denpasar.

Dari belasan kota yang diteliti itu, BATAN mencatat bahwa konsentrasi timbal Pb tertinggi ada di Surabaya, Tangerang dan Jakarta.

Kandungan timbal Pb dari polusi udara di ketiga daerah itu tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang, Pekanbaru, Medan, Palangka Raya, Balikpapan, Makassar, Manado, Ambon, Jayapura, Mataram dan Denpasar.

Padahal, berbagai riset lembaga internasional menunjukkan bahwa polutan timbal (Pb) bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan manusia saja, tapi juga dapat mempengaruhi kecerdasan anak-anak.

Peneliti Senior BATAN Muhayatun Susanto mengatakan, selama ini pemantauan kualitas udara biasanya dilakukan terhadap CO, SO2, Nox, O3 dan PM10 (partikulat yang berukuran kurang dari 10 mikrometer) sebagai dasar untuk menghitung Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).

Padahal di udara juga terdapat partikulat yang berukuran kurang dari 2,5 mikrometer, yang dikenal dengan PM-2,5.

Polutan partikulat PM-2,5 dinilai lebih berbahaya karena ukurannya yang kecil sehingga mampu menembus bagian terdalam dari paru-paru.

Sebagai ilustrasi, ukuran PM-2,5 sebanding dengan sekitar 1/30 dari diameter rambut manusia yang pada umumnya berukuran 50-70 mikrometer. Sedangkan PM-10 sebanding dengan 1/7 dari diameter rambut,”

Salah satu parameter penting yang menjadi fokus riset BATAN adalah pemantauan pencemaran logam berat, khususnya Timbal (Pb) pada PM-2,5.

Logam Pb yang terdapat di udara jika terhisap dan terakumulasi hingga 10 ug/dL pada seorang anak, dapat mengakibatkan menurunnya tingkat intelegensia, learning disability, mengalami gejala anemia, hambatan dalam pertumbuhan, perkembangan kognitif buruk, sistem kekebalan tubuh yang lemah dan gejala autis.

Karena itu, salah satu rekomendasi dari hasil penelitian BATAN adalah pentingnya penggunaan BBM tanpa timbal Pb. Program pemerintah penggunaan bensin tanpa timbal yang diberlakukan sejak Juli 2006 sangat baik bagi lingkungan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya