Dibuka Menguat, Simak Prediksi Pergerakan Rupiah Hari Ini

Rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp14.800 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Sep 2020, 10:35 WIB
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada hari ini. Rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp14.800 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Kamis (17/9/2020), rupiah dibuka di angka 14.795 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di angka 14.843. Pada pukul 10.23 WIB, rupiah berada di 14.840 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.795 per dolar AS hingga 14.842 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 7,02 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.878 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.844 per dolar AS.

Meski dibuka menguat, nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi melemah pasca pengumuman hasil rapat The Federal Reserve dimana bank sentral AS tersebut memutuskan menahan suku bunga acuan.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini nilai tukar regional bergerak melemah terhadap dolar AS. Indeks saham regional juga mengalami tekanan.

"Pernyataan The Fed yang mengatakan bahwa ekonomi AS berisiko tertekan bila tidak ada stimulus lanjutan dari pemerintah, mungkin yang memberi tekanan ke aset berisiko pagi ini," ujar Ariston dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (17/9/2020).

Seperti diketahui, hingga sekarang pemerintah AS masih belum sepakat dengan parlemen untuk merilis stimulus paket kedua.

Di sisi lain, lanjut Ariston, The Fed juga menjelaskan kemajuan pemulihan ekonomi AS yang mungkin menjadi faktor penguatan dolar AS pagi ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menanti Suku Bunga Acuan BI

Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Dari dalam negeri, hari ini ada pengumuman hasil rapat moneter Bank Indonesia yang hasilnya mungkin tidak ada perubahan suku bunga tapi BI tetap mempertahankan pelonggaran moneter.

"Sikap BI ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah hari ini," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp14.800 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Pada Rabu (16/9) lalu, rupiah ditutup menguat tipis 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp14.843 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.845 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya