Budi Gunadi Targetkan Penyaluran Dana PEN Sentuh Rp 100 Triliun di Akhir September

Secara rinci untuk program perlindungan sosial sudah terealisasi anggaran PEN sebesar 59 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Sep 2020, 18:30 WIB
Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin sampaikan anggaran sebesar Rp695 triliun ditargetkan dapat terserap ke dalam 6 program KPC PEN saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (2/9/2020). (Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin, menargetkan bisa menyalurkan kembali insentif bantuan dana PEN sebesar Rp 12,5 triliun sehingga bisa mencapai penyaluran Rp 100 triliun hingga akhir September 2020.

“Sampai sekarang 7 minggu plus 4 hari bisa menyalurkan Rp 87,58 triliun jadi kita harapkan ada Rp 12,5 triliun lagi yang akan kita kejar sampai akhir september, supaya total target Rp 100 triliun penyaluran insentif ini bisa dilakukan oleh Satgas ekonomi dan diharapkan itu bisa mendukung atau mengarahkan menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ini (Q3),” kata Budi dalam diskusi Virtual Bicara Bantuan Subsidi Gaji/Upah dan Kartu Prakerja, Kamis (17/9/2020).

Lanjutnya ia menyebutkan secara rinci untuk program perlindungan sosial sudah terealisasi anggaran PEN sebesar 59 persen, UMKM 47,52 persen, sectoral K/l dan Pemda 24,46 persen, sementara untuk pembiayaan korporasi hingga saat ini realisasinya masih lambat.

“Pembiayaan korporasi masih agak lambat karena memang mereka sifatnya on time, bulan September ini akan ada beberapa yang dituangkan dan dalam skala besar bisa terealisasi sebesar Rp 15 triliun dari pagu Rp 53,60 triliun,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya sangat optimis mendorong penyerapan dana PEN ini bisa ditingkatkan Rp 12,5 triliun hingga akhir September ini menjadi Rp 100 triliun dari sebelumnya Rp 87,5 triliun. Sehingga dengan percepatan selama 3 bulan dari Juli-September diharaplam bisa membantu dan mengenjot pertumbuhan perekonomian Indonesia di kuartal 3.

Budi menyebutkan, hal tersebut bisa tercapai jika dua program unggulan Pemerintah yakni Program Bantuan Subsidi Upah (BSU) bisa terealisasi sebesar Rp7-8 triliun hingga akhir September, begitupun dengan Bantuan Presiden Produktif (Banpres Produktif) untuk pelaku usaha mikro bisa terserap sama sebesar Rp 7-8 triliunan.

Maka secara tidak langsung target Rp 100 triliun penyaluran dana PEN di akhir September bisa tercapai.

“Memang yang besar ada dua, di Kementerian ketenagakerjaan program subsidi gaji ini kalau semuanya bisa tersalurkan Rp 7-8 triliun sampai akhir September bisa kita salurkan, kedua banpres produktif ada sekitar 7-8 triliun opportunity lagi yang bisa disalurkan,” pungkasnya.

 


Berikut rincian pencapaian implementasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) selama 14 hari di bulan September 2020:

Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin sampaikan program Perlindungan Sosial, Pemerintah menyediakan anggaran sebesar Rp204,95 triliun saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (2/9/2020). (Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19)

 Program Kartu Sembako

Budi menjelaskan, program kartu sembako ini setiap bulan disalurkan dari Pagu anggaran Rp 43,6 triliun realisasinya sudah tinggi sebesar 69,2 persen. Bantuan ini diberikan kepada 20 juta keluarga miskin. Berdasarkan perkiraan dari Satgas PEN di akhir tahun 2020 ditargetkan bisa tercapai anggarannya terserap sepenuhnya.

- Program Keluarga Harapan (PKH)

Program ini diberikan kepada 10 juta keluarga miskin dengan pagu anggaran sebesar Rp 37,4 triliun dan pencapaiannya sudah 77,9 persen. Pihaknya memperkirakan juga sampai akhir tahun 2 program dari Kementerian Sosial ini bisa dicapai targetnya.

- Bansos Tunai dan Nontunai

Program dari Kementerian Sosial Bansos tunai dan non-tunai. Pagu anggarannya Rp 39,2 triliun sudah tercapai 71,9 persen, penerimanya sekitar 10,9 juta keluarga miskin, dan diharapkan melihat trennya ini ditargetkan sampai akhir tahun bisa tercapai.

- BLT Dana Desa

Dana desa ini dananya sudah ada di pedesaan, anggarannya juga masuk anggaran Kementerian Desa sebagian dipakai untuk BLT sebesar Rp 31,8 triliun, dan pihaknya mengamati bahwa yang bisa diserap hanya sekitar Rp 11 triliun.

Oleh karena itu nanti, dana desa ini akan dialokasikan ke program aktivitas ekonomi desa yang lainnya. “Jadi 3 dipakai sebagai BLT tapi dipakai sebagai dana-dana desa atau dana-dana pengembangan ekonomi pedesaan lainnya, tapi dana ini sudah ada di pedesaan,” ujarnya.

- Program kredit UMKM

Kata Budi program ini dilakukan oleh perbankan di mana perbankan dibantu likuiditasnya oleh negara dan sudah disalurkan Rp 41 triliun dan segera akan ditambahkan di bulan ini dari Rp 41 triliun dana yang ditempatkan pemerintah di perbankan sudah di Salurkan kredit Rp 120,5 triliun.

“Memang targetnya pemerintah dari 1 triliun yang ditaruh diminta Rp 3 triliun penyaluran kreditnya. Jadi kalau kita lihat di sini dari Rp 41 triliun yang ditaruh, sudah dicapai 3 kali sekitar Rp 120 triliun kredit yang disalurkan,” ujarnya.

Maka dari itu, pihaknya akan menambahkan lagi dana tersebut ke perbankan sehingga bisa digunakan untuk menyalurkan kredit yang lebih banyak ke para UMKM yang ada di Indonesia.

- Banpres produktif

Banpres Produktif ini pagu anggarannya Rp 22 triliun dan dalam waktu yang singkat 1 bulan lebih Satgas PEN sudah bisa menyalurkan Rp 13 triliun atau 61 persen. Banpres ini diberikan kepada 9,1 juta pelaku usaha mikro. Kemudian diharapkan September ini Rp 22 triliun bisa tercapai.

“Program ini adalah merupakan salah satu program unggulan, karena untuk mengejar target kita Rp 100 triliun Penyaluran dana program pemulihan ekonomi nasional di Kuartal III, kita harapkan dalam dua minggu ini program banpres produktif bisa disalurkan sebesar Rp 8,6 triliun lagi,” jelasnya.

- Subsidi bunga UMKM

Realisasi penyerapannya baru 7,65 persen dan baru menjangkau kurang lebih 7,9 juta UMKM, dari total pagu sebesar Rp 35 triliun. Budi mengatakan memang masih cukup jauh realisasinya, tapi pihaknya juga sudah menyadari kemungkinan besar nanti akan pihaknya pakai sisanya untuk program-program yang lainnya, akan kita alokasikan yang lainnya.

- Program Padat Karya

Realisasi program Padat Karya K/L di Kementerian Lembaga ini sudah mencapai 59,5 persen dari pagu anggaran Rp 18,4 triliun. Kata Budi program ini sudah tumbuh secara normal. Pihaknya pun berharap jika trennya terus tumbuh baik maka akhir tahun diprediksi bisa mencapai target.

- Program subsidi gaji

Program ini sudah terealisasi sebesar 17,4 persen dari pagu anggaran Rp 37,8 triliun yang diberikan kepada 15,72 juta pekerja yang bergaji di bawah Rp 5 juta.

“Ini sama seperti program banpres produktif. Ini program yang baru diluncurkan penetrasinya sudah cukup baik kita sudah Salurkan 2 batch sekitar Rp 7 triliun lebih hampir Rp 8 triliun yang sudah kita salurkan untuk 2 batch,” jelasnya.

Sementara untuk tahap 3,4, dan 5 pihaknya akan mendorong agar penyalurannya bisa terealisasikan sampai akhir September ini, sehingga diharapkan ada penambahan dana yang tersalur Rp 8,8 triliun lagi yang bisa pihaknya salurkan akhir September 2020.

“Kita harapkan dengan demikian pertumbuhan ekonomi kita bisa kita bantu di kuartal ketiga dan sekali lagi ini juga bisa membuat masyarakat menjadi lebih nyaman untuk hidup di masa COVID ini,” pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya