Ingin Rasakan Bangkrut, Miliarder Ini Sumbangkan Seluruh Kekayaannya

Selama bertahun-tahun, Feeney bermimpi untuk bisa menjalani sisa hidupnya dengan "bangkrut".

oleh Camelia diperbarui 21 Sep 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi uang. (dok. Brett_Hondow/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi kaya nampaknya merupakan salah satu impian yang didambakan tiap individu. Tak heran banyak individu yang lantas melakukan berbagai cara untuk mencapai impiannya tersebut.

Namun, impian tersebut rupanya tak berlaku bagi seorang Miliarder asal Amerika Serikat bernama Charles Feeney. Pria 89 tahun yang mendirikan pengecer bandara Duty Free Shoppers ini memiliki cita-cita yang terbilang tak biasa.  

Bagaimana tidak, dirinya bermimpi untuk bisa menghabiskan sisa hidupnya dengan menjadi bangkrut.   

Selama bertahun-tahun, Feeney memiliki satu tujuan di benaknya, yakni untuk memberikan kekayaannya yang sangat besar dan menjalani sisa hidupnya dengan "bangkrut."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sumbangkan kekayaannya

foto: THE ATLANTIC PHILANTHROPIES

Kini, keinginan pria 89 tahun itu telah terpenuhi. Menurut Steven Bertoni dari Forbes, selama empat dekade terakhir Feeney telah menyumbangkan lebih dari $ 8 miliar untuk amal, universitas, dan yayasan di seluruh dunia melalui yayasannya, Atlantic Philanthropies.

Dia juga memberikan $ 3,7 miliar untuk pendidikan dan lebih dari $ 870 juta untuk hak asasi manusia dan kampanye perubahan sosial.

 


Mengaku senang ketika membantu orang

Dalam artikel Forbes tahun 2012 berjudul "The Billionaire Who Is Trying To Go Broke," Feeney mengatakan membantu orang lain membuatnya bahagia. 

"Orang-orang biasa bertanya kepada saya bagaimana saya mendapatkan kesenangan saya, dan saya rasa saya senang ketika apa yang saya lakukan adalah membantu orang dan tidak bahagia ketika apa yang saya lakukan tidak membantu orang," kata Feeney yang pada saat itu mengatakan hanya menyimpan $ 2 juta untuk dirinya sendiri.  

Dalam sebuah video yang diunggah situs web Atlantic Philanthropies, Feeney mengatakan dia merasa memiliki kewajiban untuk menggunakan kekayaannya demi kebaikan orang lain. 

"Saya melihat sedikit alasan untuk menunda membantu orang lain ketika ada begitu banyak kebaikan yang dapat dicapai ketika kita saling support satu sama lain," katanya. 


Akhirnya bangkrut

Dengan menyumbangkan sebagian besar kekayaannya, Feeney pun menutup yayasan yang didirikan secara resmi minggu ini.

Salah satu hadiah terakhir Feeney, dia memberikan $ 350 juta untuk membangun kampus teknologi di Pulau Roosevelt Kota New York. Meskipun terkenal hemat dalam menjalani hidupnya sendiri, Feeney siap menghabiskan banyak uang dan bangkrut demi kebaikan orang lain.

"Saya belajar banyak. Saya merasa sangat senang menyelesaikan ini," tutup Feeney.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya