Liputan6.com, Jakarta Jurang resesi di masa pandemi covid-19 semakin nyata dan tak bisa terelakkan baik untuk negara maju hingga negara berkembang. Di mana daftar negara yang masuk jurang resesi sejak kuartal II dan kuartal III semakin bertambah.
Resesi sendiri merupakan pertumbuhan ekonomi negatif selama 2 kuartal berturut-turut. Sebaliknya jika suatu negara masih bisa bangkit dari ancaman resesi maka negara tersebut pertumbuhan ekonominya mampu dijaga dengan baik.
Advertisement
Namun jika terus-menerus pertumbuhan ekonominya berlangsung lama maka negara tersebut akan masuk dalam fase depresi.
Lalu negara mana saja yang sudah masuk resesi? Berikut daftarnya dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (18/9/2020):
1. Selandia Baru
Selandia Baru menjadi negara kesekian yang masuk ke jurang resesi imbas Covid-19. Bahkan resesi merupakan yang terdalam dalam beberapa dekade.
Negara ini memang menerapkan langkah-langkah yang ketat sebagai upaya mengatasi penyebaran pandemi Covid-19. Langkahnya pun menuai pujian.
Melansir laman BBC, Kamis (17/9/2020), produk domestik bruto (PDB) Selandia Baru menyusut 12,2 persen untuk periode April hingga Juni, seiring langkah penguncian dan penutupan perbatasan.
Ini merupakan resesi pertama di Selandia Baru sejak krisis keuangan global dan yang terburuk sejak 1987, ketika sistem pengukuran ekonomi dimulai.
2. Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) telah masuk jurang resesi. Ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami kontraksi atau minus 32,9 persen secara tahunan pada kuartal II 2020. Ini merupakan penurunan terburuk sepanjang sejarah.
Dengan ekonomi yang minus ini, Amerika Serikat (AS) masuk jurang resesi. Pada kuartal I 2020 atau periode Januari hingga Maret, pertumbuhan ekonomi AS juga telah minus 5 persen.
Mengutip CNN Business, Jumat (31/7/2020), AS terjerumus dalam jurang resesi untuk pertama kalinya dalam 11 tahun. Bisnis yang berhenti akibat kebijakan lockdown untuk menghambat penyebaran virus Corona memusnahkan pertumbuhan ekonomi yang telah dicetak selama bertahun-tahun.
3. Jerman
Ekonomi Jerman minus 10,1 persen pada kuartal II 2020. Dengan begitu, ekonomi Jerman masuk dalam jurang resesi karena pada kuartal sebelumnya telah mengalami kontraksi sebesar 2,2 persen.
Realisasi ekonomi Jerman pada kuartal II 2020 tersebut merupakan yang terendah sejak 1970. Hal tersebut diungkapkan oleh Biro Statistik Federal.
Ekspor dan impor barang dan jasa anjlok pada kuartal II 2020. Tidak hanya itu, konsumsi rumah tangga dan investasi alat produksi korporasi juga merosot.
Saksikan Video Ini
4. Hongkong
Pandemi Corona telah memaksa Hong Kong masuk ke jurang resesi yang lebih dalam. Kemungkinan, pemulihan dari resesi tersebut akan berlangsung lama.
Mengutip CNN, ekonomi Hong Kong telah anjlok 9 persen dalam kuartal II 2020. Ini adalah kuartal keempat ekonomi Hong Hong berada di jalur negatif.
Sebenarnya, ekonomi negara tersebut sudah masuk jurang resesi saat aksi demo yang berkepanjangan.
"Akan sangat sulit untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Demonstrasi telah menjadi pukulan yang sangat keras untuk ekonomi kami," ujar Sekretaris Finansial negara tersebut, Paul Chan.
5. Singapura
Ekonomi Singapura secara resmi mengalami resesi teknis. Pada kuartal ke-2 tahun 2020, ekonomi negara tetangga Indonesia tersebut minus hingga 41,2 persen akibat terhantam pandemi Covid-19.
Prediksi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura lebih parah dari prediksi analis. Survey yang dilakukan Reuters menyatakan ekonomi negara-negara di Asia Tenggara diperkirakan merosot 37,4 persen dari kuartal ke kuartal.
Adapun, resesi teknis didefinisikan sebagai pelemahan ekonomi dalam dua kuartal secara berturut-turut. Pada Januari hingga Maret, PDB Singapura terkontraksi 3,3 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Lalu dibandingkan tahun sebelumnya, PDB Singapura anjlok 12,6 persen pada kuartal ke-2. Angka itu juga lebih parah dari proyeksi analis yang sebesar 10,5 persen.
6. Korea Selatan
Bank of Korea mengumumkan bahwa produk domestik bruto negara itu turun 3,3 persen pada periode April-Juni dibandingkan kuartal sebelumnya, sebesar 1,3 persen. Ini adalah pertama kalinya ekonomi menyusut selama dua kuartal berturut-turut sejak 2003, dan penurunan kuartalan adalah yang paling curam sejak 1998.
Ekspor turun hingga 16,6 persen, dan merupakan penurunan paling tajam sejak 1963. Serta impor yang juga turun 7,4 persen. Sementara konsumsi swasta meningkat 1,4 persen karena pengeluaran yang lebih tinggi untuk barang tahan lama, seperti mobil dan peralatan rumah tangga.
Maka Korea Selatan dinyatakan memasuki resesi untuk pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir. Ini karena ekspor anjlok imbas pandemi covid-19.
"Perekonomian Korea telah menurun sejak Oktober 2017, dan goncangan covid-19 mempercepat laju penurunan ekonomi," kata direktur BOK Park Yang-soo seperti dilansir dari Nikkei, Kamis (23/7/2020).
Menteri Keuangan Hong Nam-ki mengatakan, penutupan ekonomi global selama pandemi ini telah menghentikan jalur produksi luar negeri perusahaan-perusahaan Korea di Vietnam dan India. Sehingga semakin membebani ekspor.
Resesi terjadi ketika Presiden Moon Jae-in berencana untuk menaikkan pajak properti dan penjualan untuk menjinakkan harga rumah yang melonjak, terutama di Seoul.
Gubernur BOK Lee Ju-yeol mengatakan, PDB negara itu dapat berkontraksi lebih lanjut tahun ini. Lebih dalam dari perkiraan bank sentral yakni minus 0,2 persen pada bulan Mei.
7. Australia
Tahun ini, di tengah pandemi Virus Corona COVID-19, Australia resmi dinyatakan mengalami resesi. Setelah hampir tiga dekade lamanya tidak pernah jatuh ke jurang resesi.
Kebakaran hutan musim panas pada Desember 2019 dan awal 2020, kemudian diikuti pandemi Virus Corona COVID-19 menjadi salah satu alasannya.
Angka-angka yang dirilis oleh Biro Statistik Australia pada bulan Juni menggambarkan kondisi ekonomi dari periode Januari hingga Maret.Pada kuartal pertama menunjukkan PDB Australia turun 0,3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Mengingat pembatasan aktivitas untuk menekan penyebaran Virus Corona COVID-19 baru mulai diberlakukan pada akhir Maret, itu berarti ekonomi Australia sudah mundur sebelum beban pandemi sepenuhnya dirasakan.
Akibatnya, jelas terlihat pukulan ekonomi akan lebih besar di kuartal kedua (April, Mei dan Juni). Angka PDB resmi hari Rabu kemarin 2 September, mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui dan diakui Pemerintah Australia bahwa tidak berkembangnya perekonomian telah terjadi selama dua kuartal berturut-turut.
Advertisement
8. Prancis
Tercatat pertumbuhan ekonomi Prancis pada kuartal II tahun 2020 tercatat -13,8 persen. Di mana pada kuartal I tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Prancis minus 5,9 persen. Maka demikian Prancis resmi masuk dalam jurang resesi.
Resesi di Prancis disebabkan lantaran menurunya konsumsi rumah tangga, investasi, dan perdagangan akibat lockdown mencegah penyebaran virus covid-19.
9. Spanyol
Berdasarkan data yang disampaikan Badan Statistik Spanyol, negara yang beribukota Madrid ini telah memasuki resesi ekonomi setelah PDB-nya di kuartal II 2020 turun hingga 18,5 persen. Di mana pertumbuhan minus ini disebut sebagai rekor pertumbuhan ekonomi terburuk, bahkan di kuartal I 2020, ekonomi Spanyol juga anjlok hingga 5,2 persen.
10. Italia
Tak hanya Prancis, Spanyol dan Jerman saja yang masuk jurang resesi, tak ketinggalan Italia yang juga merupakan negara Uni Eropa memasuki resesi yang sama. Tercatat pertumbuhan ekonomi Italia pada kuartal II-2020, ekonomi Italia terkontraksi hingga minus 17,3 persen, dan di kuartal I-2020 Italia -5,5 persen.
11. Inggris
Inggris yang merupakan kepulauan yang terletak di barat laut benua Eropa, juga masuk dalam jurang resesi. Mengutip The Guardian, Inggris mengalami resesi terparah sepanjang sejarah ekonominya. Tercatat ekonomi Inggris pada kuartal I tahun 2020 pertumbuhannya -2,2 persen, kemudian -20,4 persen di kuartal II.
12. Filipina
Negara tetangga Indonesia ini, yakni Filipina terkontraksi cukup dalam pada kuartal II-2020, lantaran Pemerintah Filipina dampak kebijakan lockdown akibat pandemi virus covid-19. Sehingga pertumbuhan ekonomi Filipina di kuartal I-2020 minus 15,2 persen, dan minus 6,5 persen pada kuartal II-2020.
13. Thailand
Perekonomian Thailand mengalami kontraksi paling parah dalam lebih dari dua dekade. Ini membawa Negara Gajah Putih masuk dalam jurang resesi terdalamnya.
Melansir laman Bloomberg, Selasa (18/8/2020), Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional Thailand mengungkapkan jika produk domestik bruto (PDB) Thailand menyusut 12,2 persen dari tahun lalu. Angka ini menjadi penurunan terbesar sejak krisis keuangan Asia pada 1998.
Kontraksi ekonomi yang mendorong resesi imbas dari pendorong utama perekonomian, yakni perdagangan dan pariwisata yang tertatih-tatih akibat pandemi virus Corona.
Kondisi ekonomi Thailand tahun ini adalah yang paling buruk di Asia mengingat ketergantungannya pada ekspor dan pariwisata. Kedua sektor mengalami pukulan keras di tengah wabah Covid-19.
Ditambah, kondisi baht yang menguat, naik lebih dari 6 persen pada kuartal April-Juni. Baht menjadi mata uang berkinerja terbaik kedua di Asia, menurut Bloomberg.
14. Malaysia
Negara tetangga Indonesia lainnya yang masuk resesi yakni Malaysia, lantaran Produk Domestik Bruto (PDB) anjlok -16,5 persen di kuartal II 2020. Berdasarkan Bank Negara Malaysia, tercatat penurunan PDB riil yang disesuaikan secara musiman mengikuti penurunan -2 persen dalam kuartal I 2020.
Secara tahunan menurut Bank Sentral setempat, ekonomi Malaysia mengalami kontraksi -17,1 persen pada kuartal II 2020. Sehingga anjloknya ekonomi disebut yang pertama sejak krisis keuangan global. Sementara itu, penurunan ekonomi di kuartal II 2020 merupakan yang terdalam sejak krisis keuangan Asia tahun 1998. Di tahun itu, PDB anjlok setelah tumbuh 0,7 persen pada kuartal I 1998.
15. Polandia
Negara republik di Eropa Tengah yang berbatasan dengan Jerman ini mengalami resesi pertamanya sejak akhir era komunis lebih dari 30 tahun lalu. Di kuartal II-2020, perekonomian menyusut jadi minus 8,9 persen dampak lockdown, sehingga terkontraksi minus 0,4 persen pada kuartal I-2020.
16. Jepang
Jepang memasuki resesi ekonomi dan pandemi Virus Corona akan kian memperburuk kondisi negara tersebut. Ekonomi negara terbesar ketiga di dunia itu menyusut 0,9 persen pada periode Januari-ke-Maret, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, menurut penjelasan pemerintah.
Namun angka ini masih lebih baik dibandingkan jejak pendapat Analis Refinitiv yang memprediksi ekonomi Jepang turun 1,2 persen.
Meski demikian, penurunan ekonomi dua kuartal berturut-turut menjadi tanda jika Jepang kini telah memasuki resesi. Pada kuartal IV-2019, ekonomi negara ini juga tumbuh -1,9 persen.
Apalagi bila mengacu secara tahunan, terjadi penurunan ekonomi lebih dramatis hingga 3,4 persen di kuartal I-2020.
Berikut daftar negara lainnya yang dinyatakan resmi resesi menurut data Trading Economics:
17. Afrika Selatan (0)
18. Albania (-3)
19. Angola (-2)
20. Arab Saudi (-1)
21. Argentina (-5)
22. Austria (-13)
23. Bahrain (-1)
24. Barbados (0)
25. Belanda (-9)
26. Belgia (-14)
27. Belize (-4)
28.Brasil (-11,4)
29. Ekuador (-1)
30. Finlandia (-5)
31. Guyana Khatulistiwa (-6)
32. Iran (-10)
33. Kanada (-13)
34. Latvia (-10)
35. Lebanon (-5)
36. Lituania (-4)
37. Makau (-68)
38. Meksiko (-19)
39. Mongolia (-10)
40. Palestina (-3)
41. Peru (-30)
42. Portugal (-16)
43. Republik Ceska (-11)
44. Slovakia (-12)
45. Sudan (-2)
46. Swiss (-9)
47. Tunisia (-22)
48. Ukraina (-11)
49.Venezuela (-27)
50.Yunani (-15,2)
Advertisement