Liputan6.com, Jakarta - Red Hat mengumumkan ketersediaan Red Hat OpenShift 4.5, versi terbaru dari platform Kubernetes yang merupakan salah satu platform paling komprehensif di industri.
Red Hat OpenShift 4.5, yang juga termasuk OpenShift Virtualization, dirancang untuk membantu organisasi/perusahaan mendobrak hambatan aplikasi antara infrastruktur tradisional dan cloud-native.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, ia juga memungkinkan organisasi/perusahaan untuk memperluas kontrol atas sumber daya terdistribusi.
"Sejak Red Hat OpenShift diciptakan, kami telah bekerja keras untuk membuat Red Hat OpenShift menjadi sebuah platform yang memungkinkan para pelanggan menjalankan pendekatan cloud-native dengan tetap memberikan dukungan terhadap aplikasi tradisional mereka yang sudah ada," ujar Ashesh Badani, Senior Vice President, Cloud Platforms, di Red Hat dikutip dari keterangan tertulis.
Red Hat OpenShift, kata Ashesh, kini menghadirkan virtualisasi ke Kubernetes tanpa menyeretnya kembali ke infrastruktur virtualisasi lama.
Dengan OpenShift, menurut dia, pelanggan dapat mengembangkan infrastruktur mereka ke depan untuk memanfaatkan kemajuan cloud tanpa mengabaikan investasi infrastruktur sebelumnya.
Laporan Gartner
Laporan perusahaan riset pasar Gartner memperkirakan bahwa pada 2022 akan ada lebih dari 75 persen perusahaan global yang menjalankan aplikasi berbasis kontainer di proses produksi mereka. Dibandingkan dengan tahun 2019, ini merupakan peningkatan signifikan.
Selain itu, laporan ini juga menjadi indikator bahwa meski aplikasi cloud-native merupakan masa depan inovasi bisnis dan akan menjadi fokus dari pengembangan aplikasi baru, masih banyak organisasi/perusahaan yang mengucurkan investasi besar dalam aplikasi bisnis penting yang dijalankan sebagai mesin virtual tradisional.
Red Hat OpenShift sekarang mencakup pula OpenShift Virtualization, sebuah fitur baru yang memungkinkan organisasi TIK memindahkan beban kerja mesin virtual standar ke Kubernetes. Dengan demikian, hal ini akan menghilangkan sekat-sekat pada alur kerja dan pengembangan yang biasanya terjadi antara application stack tradisional dan cloud-native.
Advertisement