Jokowi: Kebebasan Berpendapat Sering Dibajak untuk Merasa Paling Benar

Jokowi mengharap seluruh kader GP Ansor dapat memberi contoh bagaimana sikap toleransi dalam berpendapat atau tidak merasa paling benar sendiri.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 18 Sep 2020, 18:31 WIB
Presiden Jokowi menghadiri pembukaan peresmian Konferensi Besar XXIII Gerakan Pemuda Ansor Tahun 2020 secara virtual, Jumat (18/9/2020). (foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan, GP Ansor lahir dari rahim NU dan menerapkan mencintai tanah air sebagian dari iman. Hal tersebut menurut Jokowi yang membuat GP Ansor terus dihargai.

"Ini yang saya sejak lama sangat apresiasi dan hargai kiprah GP Ansor. GP Ansor telah teruji jadi perekat di tengah keragaman dan perbedaan, bahkan kehadiran banser GP Ansor telah ikut memberikan rasa aman bagi anak bangsa dalam menjalin tali persaudaraan," kata Jokowi dalam pembukaan peresmian Konferensi Besar XXIII Gerakan Pemuda Ansor Tahun 2020 yang dilaksanakan secara virtual, Jumat (18/9/2020).

Jokowi menilai, peran GP Ansor yang toleran dan perekat perbedaan sangat relevan bagi negara majemuk seperti Indonesia. Apalagi sebagai negara demokrasi, kebebasan berpendapat menjadi bagian penting.

Namun, Jokowi mengingatkan, jangan sampai kebebasan berpendapat menjadi tameng untuk merasa paling benar.

"Dalam kehidupan demokrasi, perbedaan dalam kemajemukan pasti sebuah keniscayaan. Sistem demokrasi di negara kita telah memberikan ruang kebebasan untuk menyatakan pendapat. Namun ruang kebebasan itu justru sering dibajak untuk mengklaim dirinya paling benar dan yang lain dipersalahkan, lalu merasa berhak memaksakan kehendak karena merasa paling benar," terang Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Memberi contoh

Presiden Jokowi menghadiri pembukaan peresmian Konferensi Besar XXIII Gerakan Pemuda Ansor Tahun 2020 secara virtual, Jumat (18/9/2020). (foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Untuk itu, Jokowi mengharap seluruh kader GP Ansor dapat memberi contoh bagaimana sikap toleransi dalam berpendapat atau tidak merasa paling benar sendiri. Hal itu menurutnya sesuai dengan ajaran para ulama NU.

"Karena itu saya berharap seluruh kader GP Ansor meneladani sikap terpuji yang diambil para ulama untuk selalu tawasut, tawazun, itizal, tazamut, tanpa hilangkan semangat amar ma'ruf nahi munkar," tandas Jokowi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya