Liputan6.com, Jakarta- Gotong royong sudah menjadi bagian besar dari kultur Indonesia. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Di mana musibah menerjang, masyarakat pasti bergerak bersama atas rasa kemanusiaan. Hal inilah yang dialami langsung para warga di salah satu perumahan BSD, Serpong Garden, Green Harmony.
Saat pandemi Covid-19 menghantam, warga sontak bersama memutar otak. Keadaan lockdown tak membuat mereka putus asa.
Advertisement
Meski beberapa terdampak pekerjaannya, namun yang lain siap membantu. Bahkan, mereka sampai membuat program khusus guna menghadapi pandemi bersama.
Beberapa di antaranya adalah penjualan online antar warga, Jumat Berkah, dan Bank Sampah. Semua dilakukan agar ekonomi tetap bergerak, dan yang tak bisa bekerja tetap mampu bertahan. Warga harus Berani Berubah.
“Alhamdullilah di sini kita saling melengkapi lah istilahnya untuk kebutuhan sehari-hari. Warga saling membeli,” tutur Bu RT Green Harmony Nuk Buntari kepada Tim Berani Berubah.
“Ini semua inisiatif dari para ibu-ibu atau emak-emak yang ada di grup (Whatsapp) untuk meminimalisir kontak dengan warga dari luar. Terus disamping itu, kita juga untuk lebih survive dari antara warga satu dengan yang lain karena pandemi ini,” sambung dia.
Peraturan penjualan sangat sederhana. Jenis jualan dikelompokkan, yakni mulai dari bahan mentah, masakan jadi, hingga barang elektronik. Lalu, setiap kelompok jualan diberikan slot waktu untuk posting tentang dagangan mereka di jam yang telah ditentukan.
Dengan begitu, warga tak perlu keluar dari rumah untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan ada salah seorang warga yang juga memasok sayuran segar untuk dijual di kompleknya. Susi Marta Siahaan namanya.
“Yang belanja suami. Pagi-pagi udah disiapin, saya yang list orderan langsung mengantar. Kebetulan di komplek ini banyak banget yang pesan ke saya,” ungkap Marta.
Selain Marta, ada banyak warga lainnya yang juga menjual makanan siap santap. Bu RT Nuk Buntari yang akrab dipanggil Nunu menyebut, sistem penjualan ini benar-benar membantu warganya agar terhindar dari infeksi virus corona.
“Jadi kita nggak perlu keluar komplek lagi, cukup di dalam komplek semuanya sudah tersedia,” ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jumat Berkah dan Bank Sampah
Nunu mengatakan, selain sistem penjualan online, kompleknya juga punya program Jumat Berkah dimana warga saling berbagi nasi kotak kepada yang membutuhkan. Setiap minggunya, uang dikumpulkan untuk membeli sejumlah nasi kotak. Makanan ini lalu disalurkan kepada pekerja di sekitar komplek serta yayasan anak yatim.
Di saat keadaan pandemi sedang parah, warga pun membagikan sembako kepada warga lainnya yang terdampak saat Jumat Berkah.
“Kalau bank sampah tuh, ini termasuk baru ya, masih barulah kita. Awalnya karena pandemi juga,” tambah Nunu.
Untuk Bank Sampah, warga disosialisasikan untuk bisa memilah jenis sampah di rumah masing-masing. Setelah itu, sampah dikumpulkan ke taman lapang di dalam komplek. Pengepul sampah pun datang dengan truk, siap menimbang sampah yang ada dan mengangkutnya.
Sampah yang terkumpul bisa mencapai 200 hingga 400 kilogram setiap dua minggu sekali. “Untuk sementara ini karena masih belum banyak banget, kita pakai donasi aja, jadi seikhlasnya. Dan itu pun sudah lumayan,” Nunu mengakhiri.
Berbagai cara harus dilakukan untuk bertahan hidup di masa pandemi. Pastinya cerita warga komplek Serpong Garden, Green Harmony ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk.
Yuk, ikuti kisah serupa maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 05.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Ingin tahu cerita lengkap mereka, simak dalam video berikut ya.
Advertisement