Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat di beberapa rumah sakit rujukan COVID-19 di Kabupaten Jember, Jawa Timur, terkonfirmasi positif COVID-19, tetapi Satgas Penanganan COVID-19 Jember enggan menyampaikan jumlahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Jember Diah Kusworini di Jember, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat meminta jurnalis untuk melakukan konfirmasi kepada Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jember Gatot Triyono, Jumat, 18 September 2020.
"Konfirmasi ke Jubir Gugus Tugas ya," dalam pesan singkatnya, dilansir dari Antara.
Baca Juga
Advertisement
Namun, Jubir Gugus Tugas COVID-19 Gatot Triyono beberapa kali dihubungi tidak diangkat dan pesan singkat pun tidak dibalas saat dikonfirmasi terkait dengan data tenaga kesehatan yang terinfeksi COVID-19.
Berdasarkan data dashboard COVID-19 Jember tercatat klaster rumah sakit dan Klinik sebanyak 44 kasus dengan rincian tiga orang dirawat dan 41 orang sembuh. Sedangkan klaster petugas Dinkes dan puskesmas sebanyak 61 kasus dengan satu kasus meninggal dunia, bahkan puskesmas juga sempat ditutup pelayanannya.
Sementara Kepala Seksi Pelayanan Medis Rumah Sakit Paru (RSP) Jember dr Dina Rusdiana membenarkan adanya tenaga kesehatan di rumah sakit setempat yang terinfeksi COVID-19.
"Satu tenaga kesehatan terkonfirmasi positif dan sebanyak 35 orang harus menjalani tes usap setelah dilakukan tracing di rumah sakit," katanya saat dihubungi di Jember.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Hasil Tes Usap Belum Keluar
Dia menuturkan, biaya tes usap 35 orang pegawai di RSP Jember yang memiliki kontak erat dengan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif tersebut difasilitasi oleh Pemkab Jember. Sampel tes usap akan dikirim ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang.
"Kami belum tahu kapan hasil tes usap itu keluar, namun sesuai dengan standar operasional prosedur pegawai tersebut harus isolasi mandiri sambil menunggu hasil tes usapnya keluar," tuturnya.
Sedangkan untuk ruangan tempat bekerja tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19 harus ditutup sementara (lockdown) untuk memutus penyebaran virus corona dan disemprot disinfektan.
"Seluruh kamar isolasi di RSP Jember sudah penuh karena banyaknya pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Jember, bahkan kami menambah satu kamar cadangan yang juga sudah ditempati," katanya.
Informasi yang dihimpun di lapangan, jumlah tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19 di RSP Jember sebanyak delapan orang hingga Jumat malam.
Advertisement
Lupa Jumlah Pasien dari Tenaga Medis
Sementara penanggung jawab pelayanan medis RSD dr Soebandi Jember dr Triwiranto mengatakan, ada tenaga kesehatan di RSD dr Soebandi Jember yang terkonfirmasi positif, tetapi beberapa waktu lalu.
"Hanya beberapa orang saja dan kini sudah dinyatakan sembuh, sehingga sudah bekerja kembali untuk menangani pasien COVID-19," katanya.
Saat ditanya total tenaga kesehatan yang terinfeksi COVID-19, Triwiranto mengaku lupa jumlahnya terkait data tersebut dan menyampaikan semua sudah tertangani dengan baik sesuai dengan SOP pasien COVID-19.
"Tidak ada pelayanan yang ditutup dan tidak benar kalau ruangan bersalin ditutup karena COVID-19," katanya.
Informasi yang dihimpun di lapangan banyak tenaga kesehatan di RSD dr Soebandi Jember pada awal September harus isolasi mandiri karena kontak erat dengan tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Jember, penambahan jumlah pasien COVID-19 pada Jumat ini sebanyak 14 kasus postif baru, pasien sembuh baru 14 orang, dan satu pasien meninggal dunia. Total warga Jember yang terinfeksi virus corona menjadi 722 orang dan total yang meninggal 53 orang.