Liputan6.com, Jakarta - Program sekolah partai untuk calon kepala daerah (cakada) yang diselenggarakan PDI Perjuangan (PDIP) telah sukses digelar. Tak hanya diikuti oleh kader, sekolah partai yang dilaksanakan dalam tiga gelombang tersebut juga diikuti oleh cakada non-kader yang diusung PDIP.
Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi adalah salah satu peserta sekolah partai. Eri yang merupakan mantan birokrat ini mengaku mendapat gambaran baru bagaimana Pancasila dan perjuangan Bung Karno untuk Indonesia.
Advertisement
Eri memastikan ilmu yang didapat dari sekolah partai akan diterapkannya ketika terpilih di Surabaya kelak. Dia juga mendoakan siswa Sekolah Partai bisa memenangkan Pilkada Serentak 2020 nanti.
"Saya semakin bersemangat ingin menunjukkan bahwa PDI Perjuangan adalah partai yang betul-betul membumikan Pancasila," kata Eri, Jumat (18/9/2020).
Eri mengatakan, perpaduan antara materi ideologi dan best practices kebijakan prorakyat selama sekolah partai PDIP berperan membentuk hati dan kompetensi seorang pemimpin. Hati untuk melahirkan kebijakan prorakyat, memegang teguh ideologi Pancasila, dan selalu mengayomi semua kalangan.
Kompetensi untuk memastikan pembangunan kota berjalan terencana, matang, tidak asal-asalan karena sang pemimpin memiliki kemampuan teknorasi teruji.
"Semuanya menjadi bekal bagi kami, saya dan Cak Armuji, untuk Surabaya ke depan. Dengan hati dan kompetensi, kita bergotong royong mewujudkan Surabaya kota berkelas dunia namun tetap manusiawi, tetap memanusiakan wong cilik dengan berbagai program kerakyatan,” kata Eri.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
184 Non no Kader
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, ada 212 peserta Sekolah Kader gelombang III. Dengan rincian 28 kader dan 184 non-kader. Hasto mengatakan, sekolah partai bagi non-kader adalah bentuk keseriusan PDIP menghadapi Pilkada 2020.
"Dengan membekali para pasangan calon yang diusung dengan sejumlah materi terkait tata kelola pemerintahan yang baik dan pemateri yang berprestasi saat memimpin daerah," kata Hasto.
Lebih lanjut Hasto mengatakan, gelaran Sekolah Partai untuk non-kader juga dilakukan sebagai bukti PDIP mengedepankan politik kerja sama, politik gotong royong.
Menurut Hasto, politik gotong royong dengan semua pihak dilakukan untuk mewujudkan cita-cita partainya dalam membumikan Pancasila sebagai ideologi, regulasi hukum, kebijakan, program, dan tuntunan perilaku berbangsa dan bernegara.
Advertisement