Jawa dan Bali dapat Prioritas Pendistribusian Awal Vaksin Corona, Ini Alasannya

Pemerintah memastikan prioritas distribusi awal vaksin anti Corona untuk pulau Jawa dan Bali.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Sep 2020, 13:00 WIB
Foto yang diabadikan pada 15 September 2020 ini menunjukkan vaksin COVID-19 bernama "Sputnik V" milik Rusia dalam uji klinis tahap tiga di Moskow, Rusia. (Xinhua/Alexander Zemlianichenko Jr)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan prioritas distribusi awal vaksin anti Corona untuk pulau Jawa dan Bali. Sebab, di dua pulau itu tingkat penularan virus Corona tertinggi dibandingkan pulau lainnya di Indonesia.

"vaksin awal akan diberikan kepada daerah Jawa dan Bali sebagai sumber penularan covid-19 tertinggi saat ini," ujar Wakil Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers virtual tentang pengendalian Covid 19 di 8 provinsi ditulis Sabtu (19/9).

Selain itu, sambung Luhut, kelompok pertama yang akan diimunisasi ialah para tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam upaya penanganan pasien Corona. Terdiri dari dokter hingga perawat.

"Pertama adalah orang-orang yang bertugas di kesehatan. Itu semua akan kita vaksin. Jadi, di daerah jangan sampai nanti ada lagi dokter kita atau perawat kita kena korban dari Covid ini," paparnya.

Maka dari itu, mantan Purnawirawan TNI itu menyebut, bahwa saat ini pemerintah tengah gencar untuk memperoleh vaksin anti Corona itu. Seperti menjalin kerja sama dengan Uni Emirat Arab dan mendapatkan vaksin sebanyak 20 juta.

Kemudian akan diajukan vaksin tambahan sebanyak 10 juta, total 30 juta vaksin akan dikantongi pemerintah untuk membasmi virus asal China itu.

"Sudah dapat 20 juta dari Uni Emirat Arab dan akan mulai didistribusikan pada Bulan Desember, yang kita ingin tambahkan 10 juta. Jadi 30 juta, maka akan cukup," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemerintah Siapkan Perpres soal Pengadaan Vaksin dan Vaksinasi Covid-19

Vaksin COVID-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin pada 11 Agustus 2020, negaranya telah mendaftarkan vaksin COVID-19 pertama di dunia. (Xinhua/RDIF)

Pemerintah sedang menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) yang akan mengatur pengadaan vaksin dan vaksinasi Covid-19.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Airlangga Hartarto.

"Untuk vaksin, pemerintah menyiapkan Perpres pengadaan vaksin dan vaksinasi dan ini akan mengatur berbagai proses," kata Airlangga dalam konferensi pers, Jumat (18/9/2020).

Adapun, proses tersebut meliputi pengadaan, pembelian, distribusi vaksin dan pelaksanaan imunisasi. Kata Airlangga, hal ini akan dikoordinasikan pada rapat-rapat selanjutnya.

Sebelumnya, pemerintah sudah berkomitmen untuk menyediakan 30 juta dosis vaksin pada akhir 2020 ini.

Airlangga mengatakan, pemerintah ingin segera menyetop penyebaran virus corona di Tanah Air. Sehingga apa yang harus dilakukan yakni dengan segera memperoleh akses terhadap vaksin.

"Pemerintah sudah melakukan uji klinis vaksin bukan hanya yang sedang berlangsung di Indonesia, tapi juga di China, Brazil, Bangladesh, Turki, dan ini diharapkan selesai di bulan Desember (2020). Akses vaksin yang diperoleh besarnya adalah 250-300 juta," jelasnya dalam sesi teleconference, Selasa (15/9/2020) lalu.

Sebagai proyeksi, ia memperkirakan pada kuartal IV tahun ini Indonesia akan memiliki 30 juta dosis vaksin. Sehingga pada 2021 mendatang akan terdapat 300 juta dosis vaksin Covid-19. 


40 Juta Vaksin Covid-19 Tiba Awal Desember, Fase Krisis RI Selesai dalam 2 Bulan

Kandidat vaksin Sinovac Biotech LTD untuk virus corona Covid-19 diperlihatkan dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing pada 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengklaim penanganan pandemi Corona atau Covid-19 di Indonesia kian membaik. Tidak seperti di waktu awal penyebaran virus Corona di mana penanganan oleh pemerintah diakui masih belum rapih.

"Penanganan covid secara nasional sekarang berjalan makin rapih, main baik. Memang awal Maret, April, Mei, kita masih banyak alami hambatan. Tapi sekarang sudah makin tertib penanganannya," ujar dia dalam webinar bertajuk 'Launching Pernak Pernik Bangga Buatan Indonesia', Rabu, (16/9

Menurutnya penanganan pandemi oleh Pemerintah akan semakin baik apabila vaksin penawar virus mematikan itu telah ditemukan. Mengingat dengan kehadiran vaksin, penyebaran virus jenis baru Corona ini bisa diakhiri.

"Sudah makin tertib penanganannya. Tentu untuk menghilangkan kita harus menunggu obat dan vaksinnya," paparnya.

Kemudian, dia menyebut maksimal ada 40 juta vaksin anti Corona akan tiba di Indonesia pada awal Desember mendatang, bahkan bisa lebih cepat. Imbasnya situasi krisis akibat virus mematikan itu diyakini hanya akan berlangsung selama dua bulan kedepan.

"Vaksin pertama akan masuk di Indonesia pada awal Desember. Mudah-mudahan bisa lebih cepat. Kalau schedule ini bisa berjalan dengan baik, dengan jumlah 30 juta sampai 40 juta vaksin pada tahun ini. Maka kritikal time kita adalah 2 bulan ini," tegas dia.

Sehingga untuk proses pemulihan ekonomi nasional diyakini mulai berlangsung pada awal tahun 2021. "Setelah itu nanti kuartal pertama tahun depan keadaan akan menjadi makin baik," imbuh dia.

Oleh karena itu, dia meminta seluruh pelaku usaha di dalam negeri, khususnya UMKM untuk lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi perdagangan yang kembali bebas. Mengingat selama ini UMKM menjadi ujung tombak dalam perekonomian nasional.

"Teman-teman di UMKM ayo siap kan diri. Kita menghadapi pertandingan yang lebih bebas lagi kedepan. Indonesia harus lebih baik. UMKM harus bangga bahwa anda adalah ujung tombak dan tulang punggung dari ekonomi Indonesia," tukasnya.  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya