Temuan Covid-19 di Produk Laut Indonesia Masih Investigasi

Otoritas China hanya akan menangguhkan impor produk perikanan laut dari PT PI selama seminggu mulai 18 September 2020.

oleh Athika Rahma diperbarui 20 Sep 2020, 07:46 WIB
Ikan layur merupakan salah satu komoditas perikanan laut Indonesia yang diminati pasar China. (Khairisa Ferida/Liputan6.com)
Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) angkat bicara usai adanya larangan ekspor produk hasil laut Indonesia ke Cina imbas temuan virus Corona (Covid-19). 
 
Dalam pernyataan publik nomor PP. 01/SJ.4/IX/2020, KKP telah mendapatkan notifikasi dari General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC atau pihak Bea Cukai Cina) pada 18 September 2020 silam. 
 
"(Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Produk Perikanan (BKIPM) telah) melakukan komunikasi dengan Atase Perdagangan RI di Beijing dan berdasarkan surat GACC maka ekspor PT PI dihentikan sementara ke Tiongkok selama 7 hari terhitung sejak tanggal 18 September 2020," demikian ujar Kepala BKIPM Widodo Sumiyanto melalui keterangan resmi Biro Humas dan Kerjasama Luar Negeri, Minggu (20/9/2020). 
 
Kemudian, KKP juga melakukan penghentian sementara pelayanan Health Certificate (HC) dengan menerbitkan Internal Suspend terhadap PT. PI dan saat ini sedang dalam proses investigasi.
 
KKP menegaskan, temuan tersebut terdapat pada kemasan terluar, bukan di dalam ikan. Otoritas China hanya akan menangguhkan impor produk perikanan dari PT. PI selama seminggu mulai 18 September 2020.
 
"Kegiatan ekspor perikanan, termasuk ke China nantinya tetap berjalan seperti biasanya kecuali untuk 1 perusahaan yang ditangguhkan selama sepekan ke depan," lanjut pernyataan tersebut. 
 
KKP juga selalu memastikan keamanan dan mutu produk perikanan, baik yang diekspor maupun di pasar domestik.
 
Pada bulan Maret 2020, BKIPM meningkatkan kewaspadaan dengan menyampaikan peringatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19 kepada Unit Pelaksana Teknis BKIPM dan Unit Pengolahan Ikan (UPI) untuk mematuhi protocol COVID-19 sesuai standar WHO.
 
Kemudian, BKIPM juga menerbitkan surat kepada UPI Nomor: 760/BKIPM.3/TU-210/IV/2020 tanggal 1 April 2020 tentang Pelaksanaan Protokol Pengendalian Covid-19 Dalam Kegiatan Produksi dan pada tanggal 23 Juni 2020, BKIPM menerbitkan surat Nomor: 1214/BKIPM.3/TU-210/VI/2020 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dalam Tatanan Baru kepada UPT BKIPM sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas dalam masa pandemi Covid-19.
 
"Pada bulan Juli 2020, BKIPM menggelar sosialisasi melalui pertemuan virtual dan webinar dengan menghadirkan pakar dan akademisi serta instansi terkait Remote Inspection pada industri perikanan," tandas Widodo. 
 
Kemudian pada Juli 2020, GACC telah melakukan pertemuan virtual dengan BKIPM membahas Covid-19 dan berkomitmen untuk menjaga mutu dan keamanan hasil perikanan yang diekspor ke Tiongkok.
 
Apabila ditemukan ketidaksesuaian mutu dan keamanan hasil perikanan, maka UPI dikenakan Internal Suspend, dan dilakukan investigasi untuk menemukan akar permasalahan kasus tersebut.
 
Hal ini mengacu pada SOP Penanganan Kasus yang telah dituangkan dalam MRA kedua belah pihak. Pencabutan Internal Suspend apabila telah memenuhi persyaratan Sistem Jaminan Mutu dan Kemanan Hasil Perikanan (SJMKHP).
 
"Pihak GACC dan BKIPM akan saling menginformasikan apabila terjadi paparan atau suspect Covid-19 di UPI," tegasnya. 

Saksikan video di bawah ini:


Temukan Virus Corona di Kemasan, China Larang Sementara Produk Seafood dari Indonesia

seafood

Kemasan produk seafood yag diekspor dari Indonesia ke China oleh PT PI dinyatakan positif mengandung Virus Corona jenis baru. China pun akan menghentikan sementara impor produk hasil laut dari PT PI selama sepekan.

Partikel Virus Corona itu ditemukan pada kemasan ikan layur beku, kata pihak Bea Cukai China dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The Straits Times, Jumat (18/9/2020). 

Saat dikonfirmasi, perusahaan yang berbasis di Sumatera Utara itu tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui SMS dan telepon.

Pihak berwenang China telah menyelidiki daging impor, makanan laut, kemasan, dan wadah sebagai sumber potensial COVID-19 sejak Juni, setelah berulang kali menemukan jejak patogen Virus Corona. Namun, hanya enam dari lebih dari 500.000 sampel yang dinyatakan positif Virus Corona, kata pihak Bea Cukai.

China sebelumnya juga telah melarang impor produk termasuk daging beku, udang Ekuador, dan sayap ayam Brasil setelah dites positif Virus Corona.

Sementara, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyatakan, tidak ada bukti COVID-19 ditularkan melalui makanan atau kemasan makanan.

Sedangkan para peneliti China, mengaku telah menemukan Virus Corona pada salmon dingin yang mungkin menular selama lebih dari seminggu.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya