Cerita Akhir Pekan: 6 Jenis Diet Terpopuler Sepanjang 2020

Apapun diet yang Anda pilih, jangan sampai hanya ikuti karena tren semata.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 20 Sep 2020, 10:03 WIB
Ilustrasi turunkan berat badan. (dok. Ketut Subiyanto/Pexels/Brigitta Bellion)

Liputan6.com, Jakarta - Studi menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 membuat berat badan sebagian penduduk dunia bertambah. Penyebabnya adalah meningkatnya kebiasaan ngemil saat merasa bosan dan stres selama berada di rumah. Namun, tak sedikit  pula yang memanfaatkan waktu karantina untuk berolahraga dan mengikuti program diet demi bentuk tubuh ideal.

Berbagai program diet pun menjadi populer dan dilakukan oleh banyak orang, begitu juga dengan kemunculan beragam katering makanan sehat untuk melengkapi program tersebut. Semua program itu cenderung meyakinkan orang dengan hasil penurunan berat badan yang cepat pula.

Dari berbagai jenis program diet yang populer dpada 2020, berikut adalah enam di antaranya yang dapat dijadikan acuan untuk memilih program diet paling tepat untuk kondisi tubuh Anda, dilansir dari berbagai sumber.

1. Keto Diet

Keto diet menjadi salah satu program diet yang populer beberapa tahun terakhir. Melansir laman WebMD, “Ketogenic” berarti diet rendah karbohidrat. Tujannya adalah untuk mendapatkan lebih banyak kalori dari protein dan lemak, serta lebih sedikit kandungan karbohidrat. Anda perlu mengurangi banyak karbohidrat yang mudah dicerna, seperti gula, soda, kue kering, dan roti putih.

Ketika Anda makan kurang dari 50 gram karbohidrat sehari, tubuh Anda akhirnya akan kehabisan bahan bakar (gula darah) dengan cepat, kemudian tubuh akan memecah protein dan lemak untuk energi. Inilah yang disebut dengan ketosis guna membuat berat badan turun. Hasilnya akan terlihat sekitar tiga sampai enam bulan, lebih cepat daripada jenis diet lainnya.

Namun, perlu diingat bahwa diet ketogenik adalah diet jangka pendek yang berfokus pada penurunan berat badan saja, bukan untuk dilakukan dalam jangka panjang. Diet ini didesain bagi pengidap kondisi kesehatan tertentu, seperti epilepsi, atau penyakit jantung.

Ahli gizi KetoLogic, Molly Devine mengungkapkan banyak orang berdiet keto dengan tujuan dan cara yang salah, terutama mereka yang melakukannya hanya karena tren. "Diet ketogenik yang diformulasikan dengan benar tidak berarti menghilangkan karbohidrat, sayuran, jumlah lemak jenuh yang tidak terbatas, atau pemanis buatan sepenuhnya. Sebagai ahli diet, saya setuju bahwa pendekatan budaya pop terhadap diet ketogenik ini tidak berkelanjutan atau tidak sehat dalam jangka panjang."

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


2. Intermittent Fasting

Ilustrasi intermitten fasting. (dok. Oladimeji Ajegbile/Pexels/Brigitta Bellion)

Diet yang satu ini juga tak kalah populer tahun ini. Beberapa selebritas seperti Rina Gunawan Dian Sastrowardoyo, hingga aktris Hollywood Chriss Prat dan Kourtney Kadarshian pun turut menjalankannya. Dilansir dari laman resmi Universitas John Hopkins, intermitten fasting adalah pola makan dengan jadwal berpuasa dan makan yang teratur.

Banyak diet berfokus pada apa yang harus dimakan, tetapi puasa intermiten adalah tentang kapan Anda makan. Berpuasa selama beberapa jam setiap hari atau hanya makan satu kali dalam beberapa hari per minggu untuk membantu membakar lemak di tubuh Anda.

Diet ini memiliki berbagai versi, yang paling populer, yaitu 16:8, dilakukan dengan mengonsumsi makanan dalam rentang delapan jam, lalu berpuasa selama 16 jam selanjutnya. Dalam metode 5:2, Anda dapat makan dengan porsi normal (sewajarnya) dalam lima hari, kemudian dua hari setelahnya hanya dapat mengonsumsi makanan dengan 500-600 kalori saja.

Ingatlah bahwa diet ini mungkin memiliki efek yang berbeda pada setiap orang. Diet ini tidak bisa dilakukan oleh anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun, ibu hamil atau menyusui, orang dengan diabetes atau masalah gula darah, dan mereka yang memiliki riwayat gangguan makan.

3. Diet Vegan 

Diet vegan sangat populer di Amerika, penganutnya termasuk penyanyi Beyonce dan suaminya, Jay-Z, yang telah melakukannya sejak lama. Vegetarian berarti tidak makan daging, ikan, dan unggas. Tetapi, diet vegan lebih dari itu saja, mereka juga tidak mengonsumsi semua produk hewani, termasuk susu, keju, dan telur, kacang yang digoreng dengan lemak babi, margarin yang dibuat dengan protein whey atau gelatin.

Buah-buahan, sayuran, sayuran hijau, biji-bijian, dan kacang-kacangan akan menjadi makanan pokok Anda. Produk susu dapat juga diganti dengan susu kacang kedelai atau susu almond. Diet ini masih memenuhi jumlah protein, karbohidrat, lemak, dan nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh.

Menjadi vegan dapat membantu Anda hidup sehat lebih lama, dan untuk mengurangi jumlah kalori harian Anda sehingga berat badan akan lebih terkendali. Vegan memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah daripada orang yang mengonsumsi produk hewani, mengutip laman WebMD.

Tetapi, menghindari protein hewani dapat mengurangi beberapa nutrisi, seperti protein, kalsium, asam lemak omega-3, zinc, dan vitamin B12. Anda membutuhkan protein untuk menggerakkan semua reaksi kimia dalam tubuh, kalsium untuk memperkuat tulang dan gigi, serta asam lemak omega-3 menjaga sel Anda tetap sehat dan melindungi jantung. Nutrisi ini sangat penting untuk pertumbuhan tubuh anak-anak dan wanita hamil. Ketika menjadi vegan, Anda mungkin membutuhkan suplemen untuk menebus apa yang tidak Anda dapatkan dari pola diet vegan.

 


4. Diet Flexitarian

Ilustrasi diet. (dok. Buenosia Carol/Pexels/ Brigitta Bellion)

Diet flexitarian sebenarnya masih memiliki pola yang menyerupai diet vegan, tetapi tidak menghilangkan konsumsi daging sepenuhnya. Banyak orang menganggap pola diet vegan sangat sulit dilakukan, karena pada dasarnya mayoritas manusia menyukai daging. Oleh karena itu, sesuai namanya ‘flexible’ dan ‘vegetarian’, diet ini menjadi pilihan tepat untuk menyeimbangkannya.

Karena flexitarian masih mengonsumsi produk hewani, mereka tidak dianggap vegetarian ataupun vegan. Melansir Healthline, diet flexitarian tidak memiliki aturan yang jelas atau jumlah kalori dan makronutrien yang direkomendasikan. Maka itu, diet ini lebih cocok bagi mereka yang ingin bergaya hidup yang sehat ketimbang menurunkan berat badan yang ekstrem.

Diet inididasarkan pada prinsip-prinsip, seperti makan lebih banyak buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian, lalu fokus pada protein dari tumbuhan daripada hewan, tetapi tetap bersikap fleksibel dengan menggabungkan daging dan produk hewani secara berkala. Selain itu juga pilih makanan yang paling mudah diproses dan paling alami, serta membatasi konsumsi gula tambahan. Secara keseluruhan, tujuannya adalah makan lebih banyak makanan nabati yang bergizi dan lebih sedikit daging.

5. Diet Mediteranian

Meski tidak sepopuler diet keto atau intermitten fasting, program diet Mediteranian telah direkomendasikan beberapa ahli sebagai jenis diet terbaik dan paling berhasil tahun ini. Stefani Sassos, MS, RD, CDN, ahli diet berlisensi mengatakan bahwa dengan diet ini, Anda tidak perlu repot menghitung kalori atau stres karena melakukan kesalahan dalam prosesnya.

Diet ini bertumpu pada suasana kehidupan di negara-negara, seperti Yunani, Spanyol, Italia, dan Prancis selatan. Anda hanya perlu makan banyak sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan polong-polongan (termasuk segala sesuatu mulai dari kacang-kacangan hingga miju-miju), dan banyak sumber biji-bijian.

Konsumsi protein tanpa lemak, seperti salmon hampir setiap hari juga dianjurkan. Selain itu, sumber lemak jenuh lainnya, termasuk keju, dan beberapa daging merah pun tidak menjadi masalah dalam diet ini. Tetapi, yang perlu dihindari adalah minuman yang dimaniskan dengan gula, tambahan gula, daging olahan, biji-bijian olahan, minyak olahan, dan makanan dengan proses olahan tinggi lainnya.

Diet Mediterania menawarkan sejumlah manfaat kesehatan, termasuk penurunan berat badan, kesehatan jantung dan otak, pencegahan kanker, serta pencegahan dan pengendalian diabetes. Dengan mengikuti Diet Mediterania, Anda juga bisa menurunkan berat badan sembari menghindari penyakit kronis.

 


6. Diet Sirtfood

Adele | instagram.com/adele

Pola diet satu ini menjadi populer karena dilakukan oleh penyanyi Adele dan Kelly Clarkson yang muncul di depan publik dengan tubuh yang jauh lebih ramping dari sebelumnya. Diet sirtfood sebenarnya telah lama terkenal di kalangan selebritas Eropa karena memperbolehkan pelakunya mengonsumsi anggur merah (wine) dan cokelat.

Mengutip Healthline, diet ini dianggap revolusioner karena bekerja dengan mengaktifkan "gen kurus" Anda. Diet ini didasarkan pada penelitian tentang sirtuins (SIRTs), sekelompok tujuh protein yang ditemukan di dalam tubuh yang telah terbukti mengatur berbagai fungsi, termasuk metabolisme, peradangan, dan umur.

Pelaku diet ini banyak mengonsumsi makanan nabati mengandung polifenol, seperti kangkung, stroberi, bawang merah, dan kenari, tetapi juga cokelat hitam, anggur merah, dan kopi. Semuanya menu ada dalam buku sirtfood diet, mencakup rencana menu dan resep yang harus diikuti.

Pembuat diet tersebut mengklaim bahwa mengikuti diet sirtfood akan menyebabkan penurunan berat badan dengan cepat, sambil mempertahankan massa otot dan melindungi Anda dari penyakit kronis. Setelah menyelesaikan diet, Anda didorong untuk terus memasukkan sirtfood dan jus hijau khas diet ke dalam pola makan rutin Anda.

Tapi, apapun rencana diet yang akan dilakukan, pastikan pilih diet yang sehat. Connie Diekman, seorang ahli diet, konsultan makanan dan nutrisi terdaftar di St. Louis mengatakan bahwa diet yang sehat adalah diet yang seimbang dengan kebutuhan tubuh. Sebab, setiap orang memiliki tujuan diet yang berbeda, mulai dari menurunkan atau menaikkan berat badan, membentuk tubuh, menjaga kesehatan, atau untuk melawan penyakit tertentu.

Oleh sebab itu, program diet yang dipilih juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Penting untuk berkonsultasi sebelum memilih program diet yang tepat untuk tubuh Anda. (Brigitta Valencia Bellion)

Infografis 5 Alasan Diet Tidak Berjalan Lancar. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya