Liputan6.com, New Delhi - Polisi di ibu kota India pada Sabtu, 19 September 2020 mengatakan mereka telah menangkap seorang jurnalis lepas lokal dengan tuduhan memberikan "informasi sensitif" kepada petugas intelijen China.
Dalam sebuah pernyataan, Polisi Delhi mengatakan Rajeev Sharma yang berusia 61 tahun ditangkap awal pekan ini dan petugas telah menyita beberapa dokumen rahasia yang terkait dengan departemen pertahanan India dari kediaman jurnalis tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari laman Channel News Asia, Minggu (20/9/2020) seorang wanita keturunan Tionghoa dan pasangan Nepal-nya juga ditangkap karena diduga memasok "uang dalam jumlah besar" kepada Sharma karena menyampaikan informasi kepada intelijen China.
Kementerian luar negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja reguler.
Reuters tidak dapat segera menghubungi salah satu dari tiga orang tersebut, yang ditahan, atau pengacara mereka.
"Pada interogasi, Rajeev Sharma telah mengungkapkan keterlibatannya dalam pengadaan informasi rahasia sensitif dan selanjutnya menyampaikan hal yang sama kepada penangannya di China," kata Wakil Komisaris Polisi Delhi Sanjeev Kumar Yadav dalam pernyataannya.
Penangkapan itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara India dan China di perbatasan mereka di wilayah Himalaya.
Simak video pilihan berikut:
Hubungan Dua Negara
Hubungan antara dua negara tetangga itu telah memburuk sejak bentrokan pada Juni 2020 yang menurut India 20 tentaranya tewas.
China menderita "jauh lebih sedikit" daripada 20 kematian yang ditimbulkan oleh militer India dalam bentrokan itu, menurut tweet minggu ini oleh pemimpin redaksi Global Times, yang diterbitkan oleh People's Daily, surat kabar resmi pemerintah China.
Polisi mengatakan Sharma ditugaskan untuk memberikan informasi tentang masalah perbatasan India-China dan masalah lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Ditambahkan bahwa antara Januari 2019 dan September 2020, Sharma menerima lebih dari 3 juta rupee India (US $ 40.799,67).
India dalam beberapa bulan terakhir melarang beberapa aplikasi China dan mempersulit perusahaan China untuk melakukan investasi.
Advertisement