Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir meminta Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendorong tim di lingkungan internal BUMN ini menjadi lebih kompak.
Hal itu disampaikan Erick dalam pertemuan dengan Ahok pada pekan lalu."Pak Erick minta supaya kekuatan tim di dalam bisa dijaga oleh Pak Ahok," kata Staf Khusus BUMN, Arya Sinulingga dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (20/9).
Advertisement
Arya menyebut, sebagai leader Mantan Gubernur DKI Jakarta itu diminta langsung untuk menjaga kekompakan tim. Sebab, jika tidak kompak maka akan berdampak pula pada kinerja masing-masing di lingkungan internal Pertamina. "Kalau tidak kompak susah kerja juga kan," singkat Arya.
Sebelumnya, Ahok bertemu dengan Erick Thohir usai ramai Ahok mengkritik pembubaran Kementerian BUMN karena dinilai tidak efisien dalam tata kelola perusahaan pelat merah selama ini.
"Tadi habis bertemu dengan Menteri BUMN," ujar Ahok dalam akun instagramnya, Kamis (17/9/2020).
Pertemuan tersebut, kata Ahok, untuk membahas sejumlah kritik dan saran bagi Kementerian BUMN ke depan. "Kritik dan saran yang saya sampaikan, diterima dengan baik oleh Pak Erick," jelasnya.
Dalam tulisannya, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga menyatakan, akan menjaga pesan Menteri Erick. Serta akan terus melakukan upaya transformasi di BUMN.
"Dan saya juga akan menjaga pesan Pak Erick, untuk menjaga soliditas teamwork dan terus melakukan Transformasi BUMN," paparnya.
Sebelumnya, Ahok memberikan kritikan mengenai permasalahan di Pertamina. Selain itu, dia juga mengusulkan agar Kementerian BUMN dibubarkan dan diganti dengan super holding.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video di bawah ini:
Kritik BUMN dan Pertamina, Stafsus Pastikan Tak Ada Teguran Keras Erick Thohir ke Ahok
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir bertemu dengan Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok belum lama ini.
Pertemuan terjadi usai Ahok melontarkan berbagai kritikan PT Pertamina dan pembubaran Kementerian BUMN karena dinilai tidak efisien dalam tata kelola perusahaan pelat merah selama ini.
Meski demikian, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga memastikan tidak ada teguran keras disampaikan Menteri BUMN kepada Ahok. Pertemuan tersebut justru lebih banyak memberikan masukan agar memperkuat internal Pertamina.
"Jadi bukan teguran lah, tapi lebih kepada saran. Ingin tahu ada apa," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (20/9/2020).
Sebagai Komisaris Utama, Ahok dipilih dan ditentukan langsung oleh Kementerian BUMN. Menurut Arya, pemanggilan itu pun merupakan suatu hal yang wajar jika memang ada suatu permasalahan di dalam perusahaan pelat merah.
Dalam pertemuan itu, Erick Thohir bahkan memandang kritik yang diberikan Ahok kepada internalnya sudah cukup bagus. Apalagi Ahok sendiri memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan internal di lingkungan Pertamina.
"Jadi beliau diminta menyelesaikannya di internal karena beliau punya wewenang dan beliau pengawas di situ. Beliau juga punya hak untuk memanggil rapat semua direksi, jadi semua, kalau dia merasa ada yang tidak benar itu harus dibenarkan. Kan tugasnya komut kan, itu tugasnya. Melakukan pembenahan," kata dia.
Di samping itu, Erick Thohir juga meminta kepada Ahok melakukan transformasi di lingkungan Pertamina dan mensupport apa yang sudah dikonsep di Kementerian BUMN.
"Pertamina ke depan bagaimana dan transformasinya bagaimana itu Pak Erick minta supaya Pak Ahok melaksanakan tugasnya," jelas dia.
Secara keseluruhan, Erick Thohir menerima semua masukan yang disampaikan oleh Ahok. Sebab, apa yang dilontarkan Ahok merupakan bagian dari transformasi di Pertamina. Bagimana membuat tubuh Perseroan menjadi transparan, membuat rantai birokrasi menjadi lebih bagus, serta mendorong proyek-proyek yang belum dilaksanakan.
"Karena beliau punta kewenangan di sana. Beliau kan bagian dari Pertamina bukan di luar. Dia punya kewenangan di sana. Dan bagian dari sistem itu ya ayo perbaiki," kata dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement