Australia Berpotensi Catat Akumulasi Kasus COVID-19 Terendah dalam 3 Bulan

Australia diproyeksikan mencatat jumlah peningkatan kasus COVID-19 harian terendah dalam tiga bulan terakhir mulai Minggu 20 September 2020 waktu setempat.

oleh Hariz Barak diperbarui 21 Sep 2020, 09:01 WIB
Seorang petugas sanitasi membersihkan fasilitas publik di Melbourne, Australia (3/8/2020). Melbourne memasuki pembatasan Tahap 4 dengan aturan yang lebih ketat sebagai upaya untuk membatasi pergerakan masyarakat dan penyebaran COVID-19. (Xinhua/Bai Xue)

Liputan6.com, Canberra - Australia diproyeksikan mencatat jumlah peningkatan kasus COVID-19 harian terendah dalam tiga bulan terakhir mulai Minggu 20 September 2020 waktu setempat, di tengah pembatasan sosial ketat di kota Melbourne yang membuat angka pusat penyebaran negara tersebut menurun drastis.

Vicotria, negara bagian terpadat kedua Australia dengan Melbourne sebagai ibu kota, melaporkan 14 kasus infeksi COVID-19 baru dalam 24 jam terakhir hingga Minggu pagi, menurun dari 21 kasus baru di hari sebelumnya dan merupakan angka terendah sejak 19 Juni, Reuters melaporkan, dikutip dari Antara, Senin (21/9/2020).

Angka tersebut menjadikan Victoria berada di jalur yang sesuai dalam upaya mencapai target untuk menjaga rata-rata peningkatan angka harian di bawah 50 per 28 September, hari di mana otoritas setempat mengatakan mungkin akan melonggarkan pembatasan.

Sebelumnya, Victoria telah menjalani karantina wilayah (lockdown) selama beberapa bulan guna memperlambat gelombang kedua penyebaran COVID-19.

Negara bagian terbesar Australia yakni New South Wales dengan ibu kota Sydney, melaporkan dua kasus baru, sementara negara bagian Queensland juga melaporkan dua dan menjadikan total nasional sebanyak 18 kasus, angka terendah nasional terendah sejam 23 Juni.

Simak video pilihan berikut:


Tak Ada Peningkatan Mayoritas dalam Satu Pekan

Situasi sebuah jalan saat penerapan jam malam di Melbourne, Australia (3/8/2020). Sementara ibu kotanya, Melbourne memasuki pembatasan Tahap 4 dengan aturan yang lebih ketat sebagai upaya untuk membatasi pergerakan masyarakat dan penyebaran COVID-19. (Xinhua/Bai Xue)

Lima negara bagian dan teritori lainnya tidak melaporkan kasus harian pada Minggu pagi, namun melaporkan tak ada peningkatan di mayoritas hari-hari dalam satu pekan.

"Tentunya akan selalu ada debat terkait waktu dan apakah kita berada dalam jadwal, lebih dulu dari jadwal, dan lain sebagainya, namun pada akhirnya angka-angka ini dapat menjadi sebab optimisme dan sikap positif," kata pimpinan negara bagian Victoria Daniel Andrews dalam sebuah konferensi berita di televisi.

Andrews, yang pernah menghadapi tekanan politik domestik karena pendekatan garis keras untuk memberlakukan pembatasan pergerakan, mencontohkan lonjakan kasus di Eropa baru-baru ini sebagai peringatan atas kemungkinan dampak akibat melonggarkan pembatasan terlalu cepat.

"Menyedihkan untuk dilihat, semua yang telah diberikan oleh komunitas-komunitas, semua pengorbanan yang telah mereka buat, dan sekarang kasus-kasus terus berkembang mungkin lebih liar dari gelombang pertama," katanya. "(Virus) harus benar-benar diantar sampai pergi."

Melbourne telah berada di bawah salah satu karantina wilayah paling ketat di dunia, termasuk jam malam harian, setelah gelombang kedua penyebaran di negara bagain dengan rata-rata lebih dari 700 kasus dan mengakibatkan negara bagian lain menutup perbatasan internal.

Victoria juga mencatat lima kasus tambahan berkaitan dengan COVID-19 dan New South Wales melaporkan satu kematian baru dalam 24 jam sebelumnya, menjadikan total kematian sebanyak 850, menurut data pemerintah.

Negara tersebut juga melaporkan kasus di bawah 26.900.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya