Liputan6.com, Jakarta - Sebuah brand kecantikan asal Hong Kong tak lagi menjual makeup item yang dinamai Anne Frank setelah mendapat reaksi keras di media sosial. Anne Frank adalah seorang pengarang dan penulis buku harian Yahudi korban Holocaust.
Produk perona pipi cair yang terinspirasi Anne Frank itu dinamai 'Dream Like Anne'. Produk menjadi salah satu versi dari koleksi Face Dabs yang dinamakan berdasarkan sosok-sosok terkenal dunia, yakni 'The Ray of Rosalind' yang dinamai menurut ahli kimia Rosalind Franklin; 'Viva La Frida,' diambil dari nama artis Frida Kahlo; 'In Woolf’s Words,' untuk penulis Virginia Woolf, dan 'Life Like Melinda,' berdasarkan nama filantropis Melinda Gates.
Baca Juga
Advertisement
Empat perona pipi lainnya masih tersedia di situs Woke Up Like This (WULT). Rangkaian Face Dabs memulai debutnya untuk merayakan satu tahun ulang tahun satu brand tersebut, tulis The New York Post.
Kritik terhadap produk 'Dream Like Anne' segera menyusul setelah penawaran baru merek tersebut ditampilkan dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Time Out Hong Kong, seperti dilansir dari Fox News.
Riasan tersebut bertujuan untuk mempromosikan Bulan Kesadaran Kesehatan Seksual. Dengan menamakan produk tersebut dengan harapan dapat menginspirasi pelanggan brand kecantikan itu untuk mewujudkan impian mereka dan menembus batasan gender.
Saksikan video pilihan di bawah ini :
Permintaan Maaf
Produk dan artikel yang diluncurkan segera menghadapi reaksi keras di Twitter. Mereka menganggap tak pantas memberi nama Anne Frank yang merupakan korban genosida.
"Orang Yahudi yang mati bukanlah peluang pemasaran," tulis penulis Yahudi, Ben M Freeman.
Time Out Hong Kong telah menghapus artikel itu dan mengeluarkan permintaan maaf. Permintaan maaf tersebut kemudian diberitakan kantor berita Yahudi Algemeiner.
"Kami sangat menyesal atas ketidakpekaan yang disebabkan oleh menutupi produk ini dalam artikel kami," tulis WULT dalam pernyataan yang diperoleh Algemeiner. "Kami berkomitmen untuk memberdayakan dan mengangkat orang dari semua ras, agama, orientasi seksual dan latar belakang," imbuhnya.
Advertisement