Liputan6.com, Washington, D.C. - Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ke Iran akibat masalah nuklir. Sanksi itu sempat dibatalkan PBB, tetapi kembali diterapkan.
AS menerapkan kembali semua sanksi yang dulu sempat dibatalkan PBB terhadap Republik Islam Iran," demikian seperti dikutip dari USA Today, Minggu 20 September 2020.
Sanksi baru AS terhadap Iran tersebut kembali jadi sorotan termasuk oleh pembaca kanal Global Liputan6.com hari ini.
Baca Juga
Advertisement
Berita internasional lain yang menjadi sorotan adalah demo di Kerajaan Thailand. Tanpa rasa takut, anak-anak muda di Negeru Gajah Putih itu turun ke jalan untuk menentang sistem monarki.
Terkait isu COVID-19, Inggris menjadi sorotan karena membuka kemungkinan lockdown nasional jilid II. Hal ini karena kekhawatiran lonjakan kasus pada musim gugur.
Selengkapnya, berikut tiga berita terpopuler di kanal global Liputan6.com dalam Top 3 Senin (21/9/2020):
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. AS Resmi Jatuhkan Sanksi ke Iran, PBB Tetap Ogah Dukung Donald Trump
Pemerintah Amerika Serikat resmi memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran pada 20 September 2020 --sebuah langkah yang telah dipandang sebagai aksi unilateral.
Pemberlakuan sanksi --yang sebelumnya sempat dibatalkan oleh AS pada 2015 untuk membuka jalan terhadap skema kesepakatan kepatuhan nuklir Iran atau JCPOA-- diumumkan langsung oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Advertisement
2. Warga Thailand Kembali Demo Tuntut Reformasi Monarki
Para pengunjuk rasa di Bangkok pada Sabtu, 19 September 2020 mengulangi tuntutan agar monarki Thailand tetap berada di bawah konstitusi dalam demonstrasi terbesar sejak kudeta militer pada 2014.
Mereka berkumpul di Sanam Luang, lapangan umum di depan Istana Kerajaan di Bangkok, untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap pemerintah Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dan menyerukan reformasi, termasuk monarki, demikian dikutip dari laman Channel News Asia.
"Jika kita tidak bisa mengubah ini, kita tidak akan pernah memiliki demokrasi," kata pengacara hak sipil dan aktivis Anon Nampha, yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara setelah melanggar persyaratan jaminannya.
3. Inggris Dihadapkan dengan Lockdown Jilid II
Inggris kemungkinan akan kembali memberlakukan tindakan penguncian (lockdown) akibat Virus Corona COVID-19. Hal ini dikatakan oleh seorang ahli epidemiologi terkemuka pada Sabtu, 19 September 2020 ketika kasus baru naik ke level tertinggi sejak awal Mei.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada hari Jumat bahwa dia tidak ingin penutupan nasional lagi tetapi pembatasan baru mungkin diperlukan karena negara itu menghadapi gelombang kedua COVID-19 yang "tak terhindarkan".
Advertisement