Liputan6.com, Kabul - Sedikitnya 14 tentara dan polisi Afghanistan tewas dalam pertempuran sengit dengan Taliban di Afghanistan selatan, kata para pejabat setempat, Senin 21 September 2020.
Dikutip dari laman Daily Sabah, Selasa (22/9/2020), kekerasan dilaporkan terus mencengkeram negara itu meskipun pembicaraan damai sedang berlangsung.
Pejuang Taliban melancarkan serangan Minggu malam di beberapa posisi pasukan keamanan Afghanistan di provinsi selatan Uruzgan, menimbulkan banyak korban yang membuat pasukan Afghanistan rentan diserbu.
Baca Juga
Advertisement
Distrik Gizab yang dikendalikan pemerintah juga berisiko jatuh ke tangan pemberontak, kata para pejabat.
"Pertempuran sengit sedang berlangsung. Pasukan kami telah mundur dari beberapa pos terdepan," Zelgai Ebadi, juru bicara gubernur provinsi, mengatakan kepada Agence France-Presse (AFP).
Para pejabat mengatakan, 14 pasukan keamanan Afghanistan tewas dan lebih dari puluhan lainnya terluka.
"Pertempuran sekarang dekat dengan markas polisi. Kami membutuhkan lebih banyak bala bantuan," kata Amir Mohammad Barekzai, kepala dewan provinsi Uruzgan.
Pertempuran itu terjadi ketika Taliban dan negosiator pemerintah Afghanistan bertemu di Doha, di mana mereka mencoba menemukan cara untuk mengakhiri perang selama 19 tahun tersebut.
Awal yang penuh harapan untuk pembicaraan lebih dari seminggu yang lalu dirusak oleh kekerasan baru di seluruh Afghanistan, dan negosiator telah membuat sedikit kemajuan nyata.
Pada Sabtu kemarin di provinsi timur laut Kunduz, Angkatan Udara Afghanistan melakukan beberapa serangan terhadap posisi Taliban yang menewaskan lebih dari 30 pejuang pemberontak, kata pejabat militer.
Namun, pejabat setempat pada Senin juga mengatakan serangan itu menewaskan sedikitnya 17 warga sipil.
Esmatullah Muradi, juru bicara gubernur provinsi Kunduz, mengatakan warga sipil tewas ketika mereka berkumpul di lokasi serangan awal terhadap Taliban.
"Berdasarkan penyelidikan awal kami, 17 warga sipil juga tewas dan 15 lainnya cedera dalam serangan udara kedua," kata Muradi kepada AFP, seraya mengatakan "sejumlah" gerilyawan telah tewas.
Simak video pilihan berikut:
93 Warga Sipil Tewas dalam Dua Minggu
Kementerian Pertahanan Afghanistan sejauh ini belum mengonfirmasi adanya korban sipil dan mengatakan sedang menyelidiki kasus tersebut.
Sementara itu Kementerian Dalam Negeri mengatakan Taliban telah menewaskan 98 warga sipil dan melukai 230 lainnya selama dua minggu terakhir di Afghanistan.
Di Kabul, setidaknya satu orang tewas dan tiga lainnya cedera dalam tiga ledakan terpisah yang disebabkan oleh apa yang disebut bom lengket -- perangkat rakitan yang dipasang pada kendaraan dengan magnet yang secara teratur digunakan untuk menargetkan pasukan keamanan.
Tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab.
Namun, berbicara di Kabul, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani tampak penuh harapan tentang pembicaraan damai.
"Perdamaian tidak mungkin terjadi tanpa kompromi," katanya pada pertemuan untuk memperingati Hari Perdamaian Internasional.
"Pembicaraan damai itu seperti main catur. Sabar," ujarnya.
Advertisement