Polisi Akan Cek Kejiwaan Tersangka Mutilasi di Apartemen Kalibata City

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menerangkan, pihaknya akan memeriksa kejiwaan para tersangka yang memutilasi tubuh RHW.

oleh Yopi Makdori diperbarui 22 Sep 2020, 07:24 WIB
Ilustrasi mayat

Liputan6.com, Jakarta Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menerangkan, pihaknya akan memeriksa kejiwaan para tersangka yang memutilasi tubuh RHW, yang mayatnya ditemukan di Apartemen Kalibata City.

"Kita masih fokus di penyidikan terhadap kedua tersangka. Tetapi nanti kita rencanakan kita laksanakan pemeriksaan psikiater, khususnya pada tersangka DAF," ujar Yusri di Jakarta, Senin (21/9/2020).

Apalagi, lanjut Yusri DAF ini setelah memutilasi korban, dirinya dengan santai bermain game online di gawainya.

"Bahkan si DAF masih sempat dia menunggu LAS ini tidur, sempat bermain game online. Itu pengakuan dia, nah itulah sampai tanggal 14 (September), kemudian diantar koper kedua bersama ransel di daerah Kalibata," terang dia.

Yusri Yunus sebelumnya mengatakan bahwa LAS dan DAF, tega memutilasi korban lantaran didorong kebutuhan ekonomi.

LAS, bahkan kata Yusi sempat tidak makan selama beberapa hari karena saking tidak adanya pemasukan.

"LAS sempat mengajar les untuk mahasiswa suatu perguruan, karena dia ahli dalam kimia ya. Kemudian juga dia mengakui juga sudah beberapa hari tidak makan sehingga timbul niatan untuk melakukan pemerasan," beber Yusri.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Hendak Kuasai Barang Korban

Yusri menjelaskan, awalnya para tersangka hanya hendak menguasi barang milik korban.

"Awalnya adalah pemerasan pada korban-korban, kemudian mencari yang terdekat adalah korban yang jadi korban mutilasi ini," tutur Yusri.

Yusri mengungkap, kedua tersangka pasangan kumpul kebo ini memang sudah tinggal bareng sekos. Hal itu lantaran DAF yang sudah memiliki seorang istri.

"Disampaikan saudari LAS dan DAF sebagai tersangka, kan memang mereka tinggal sama-sama dalam satu kos. Karena DAF ini sebenarnya sudah memiliki keluarga tetapi sempat pecah dengan kehadiran LAS ini. Mereka tinggal dalam kos. Terdesak ekonomi untuk membayar kos dan kehidupan sehari-hari. Karena yang bekerja itu adalah LAS sebenarnya," beber Yusri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya