Korban Dugaan Pelecehan Saat Rapid Test di Bandara Soetta Resmi Lapor Polisi

Dugaan pelecehan seksual yang dilakukan saat rapid test di Terminal 3, Bandara International Soekarno Hatta (Soetta), viral di media sosial Twitter.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 22 Sep 2020, 10:30 WIB
Petugas medis mengambil sempel darah calon penumpang pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (29/7/2020). Tarif rapid test di Bandara Soekarno-Hatta tarif sesuai Surat Edaran Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes tentang batasan tarif Rp 150.000. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta Wanita yang mengalami dugaan pelecehan seksual pada saat rapid test di Terminal 3, Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta akhirnya membuat laporan resmi ke polisi.

Kasat Reskrim Polres Bandara Soetta, Kompol Alexander Yurikho menjelaskan, anggotanya bertandang ke Bali untuk menemui korban.

"Betul, korban akhirnya sudah resmi membuat laporan polisi terkait kasus itu," kata dia saat dihubungi, Selasa (22/9/2020).

Alex mengatakan, penyidik Satreskrim Polres Bandara sudah memeriksa sejumlah saksi untuk mengusut tuntas dugaan pelecehan seksual tersebut. Antara lain, PT Kimia Farma selaku penyelenggara rapid tes di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dan wanita yang mengaku sebagai korban. Adapun yang digali adalah terkait kronologi kejadian.

"Korban juga sudah kami mintai keterangan," ujar dia.

Dugaan pelecehan seksual yang dilakukan saat rapid test di Terminal 3, Bandara International Soekarno Hatta (Soetta), viral di media sosial Twitter.

Akun @listongs menceritakan kronologis dugaan pelecehan yang dilakukan oleh seorang pria yang dia panggil dokter pada Jumat (18/9/2020) pagi atau sekitar pukul 04.00 pagi.

Pada pemeriksaan pertama, pria tersebut menyampaikan bahwa hasil rapid test perempuan muda yang akan terbang ke Nias pukul 06.00 pagi itu reaktif. Lalu diceritakan lagi bahwa hasil tersebut bisa diubah ke non-reaktif asalkan ada sejumlah uang yang dibayarkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pemerasan dan Pelecehan

Lalu diceritakan lagi bila hasil tersebut bisa diubah ke non-reaktif asalkan ada sejumlah uang yang dibayarkan. Akun tersebut pun memberikan bukti transfer sebesar Rp 1.4 juta kepada seorang pria yang dia panggil dokter tersebut, untuk membayar rapid test dengan hasil yang nonreaktif.

Lalu, @listongs juga menceritakan bila dirinya mendapatkan pelecehan seksual arah departure area Terminal 3. Pelecehan tersebut diceritakannya membuatnya syok dan menangis histeris.

Setibanya di Nias, pria yang diduga melakukan pelecehan seksual tersebut masih mengirim pesan melalui aplikasi Whatsapp dan beberapa kali mencoba meneleponnya.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya