5 Hal Terkait Banjir Jakarta yang Kembali Terjadi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menyatakan, terdapat empat lokasi pengungsian untuk warga akibat banjir Jakarta.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 22 Sep 2020, 14:43 WIB
Anak-anak bermain banjir yang melanda kawasan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (25/2/2020). Baru satu hari air surut, kawasan Bidara Cina yang bersebelahan dengan Kali Ciliwung kembali mengalami banjir. (merdeka.com/magang/ Muhammad Fayyadh)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir Jakarta kembali terjadi akibat hujan yang mengguyur Ibu Kota sejak Minggu malam, 21 September 2020.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menyatakan, terdapat empat lokasi pengungsian untuk warga akibat banjir Jakarta.

Berdasarkan data BPBD pada Selasa (22/9/2020) pukul 06.00 WIB terdapat 15 warga yang mengungsi. Kemudian hingga pukul 09.00 WIB, BPBD DKI Jakarta menyatakan terdapat 56 RT di Ibu Kota yang masih tergenang akibat banjir.

"Jakarta Utara terdapat 2 RT dengan ketinggian 20-25 sentimeter dan Jakarta Pusat sudah surut pukul 08.00 WIB," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Insaf.

Sementara itu, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, sebanyak 30 KK pun mengungsi akibat banjir yang terjadi.

Berikut 5 hal terkait banjir Jakarta yang kembali terjadi dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ada 4 Lokasi Pengungsian

Kendaraan bermotor melintasi jalan yang tergenang air rob (banjir pasang air laut) di Kawasan Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Banjir rob di Pelabuhan Muara Baru tersebut terjadi akibat cuaca ekstrem serta pasangnya air laut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan terdapat empat lokasi pengungsian untuk warga akibat banjir.

Berdasarkan data BPBD pada Selasa (22/9/2020) pukul 06.00 WIB terdapat 15 warga yang mengungsi.

Sedangkan empat lokasi pengungsian tersebut yakni Musula Riyadhul Saadah, Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat, PT. Delta Laras Wisata, RW 07 Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan.

Kemudian ada di Puskesmas Rawajati 2, RW 07 Kelurahan Rawajati dan halaman rumah dinas, RW 07 Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan.

 


56 RT dan 20 Ruas Jalan Masih Tergenang

Petugas Pemadam Kebakaran mengevakuasi anak-anak korban banjir dengan menggunakan ban di kawasan Karet Pasar Baru Barat, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Banjir yang terjadi sejak subuh akibat luapan Kanal Banjir Barat tersebut merendam ratusan rumah hingga setinggi dua meter. (merdeka.com/Arie Basuki)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkap ada 49 wilayah di tingkat rukun tetangga (RT) yang terdampak banjir hingga Selasa 22 September 2020 pagi. Sejumlah warga pun mengungsi.

"15 jiwa mengungsi setelah banjir terjadi di beberapa titik semalam (21 September). Pantauan terkini wilayah yang masih terjadi genangan," tulis Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam siaran pers BNPB, Selasa (22/9/2020).

Raditya merinci, ada 23 RT (ketinggian air genangan 10 sampai dengan 100 cm) di Jakarta Timur, Jakarta Barat 14 RT (10 sampai dengan 80 cm), Jakarta Selatan 10 RT (10 sampai dengan 40 cm), Jakarta Utara 1 RT (20 sampai dengan 50 cm) dan Jakarta Pusat 1 RT (20 cm).

"Kami siapkan pos pengungsian di empat lokasi, yaitu di Musala Riyadhul Saadah di Kelurahan Kembangan Utara, PT Delta Laras Wisata di RW 07 Kelurahan Rawajati, Puskesmas Rawajati 2 di RW 07 Kelurahan Rawajati dan halaman rumah dinas, RW 07 di Kelurahan Rawajati," jelas Raditya.

Hingga pukul 06.00 WIB tadi, di Jakarta Barat, antara lain di Kecamatan Palmerah, Kebon Jeruk, Grogol, Kembangan dan Cengkareng, masih terdapat titik banjir.

Titik genangan paling banyak terjadi di Kecamatan Cengkareng dengan ketinggian beragam antara 10 hingga 30 cm.

Sementara itu, BPBD DKI Jakarta menyatakan terdapat 56 RT di Ibu Kota yang masih tergenang akibat banjir. Hal tersebut berdasarkan data dari BPBD DKI hingga pukul 09.00 WIB.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Insaf mengatakan, ada sembilan RT di Jakarta Barat yang terendam dengan ketinggian 10 sampai dengan 50 sentimeter.

Lalu, ada tujuh RT di Jakarta Selatan dengan ketinggian 10 sampai 40 centimeter dan 38 RT di Jakarta Timur dengan ketinggian 10 sampai 100 sentimeter.

"Jakarta Utara terdapat 2 RT dengan ketinggian 20-25 sentimeter dan Jakarta Pusat sudah surut pukul 08.00 WIB," kata Insaf.

Selain itu, kata dia, masih ada 38 pengungsi di dua lokasi yaitu Musula Riyadhul Saadah, Kelurahan Kembangan Utara dan Rusunawa Pengadegan, Kelurahan Pengadegan. Masih juga terdapat 10 ruas jalan di Jakarta Barat yang tergenang.

 


30 KK Masih Mengungsi

Seorang pengendara memperbaiki motornya yang mogok saat melintasi banjir di Jalan Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (15/2). Hujan lebat yang mengguyur Jakarta mengakibatkan sejumlah wilayah terendam banjir. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Intensitas hujan yang tinggi di DKI Jakarta sejak Senin 21 September 2020 dan kiriman dari Katulampa memicu terjadinya banjir di sejumlah daerah Ibu Kota. Dampaknya, sebanyak 30 KK pun mengungsi.

"Menurut laporan yang diterima hingga Selasa 22 September pukul 11.00 WIB, banjir telah memaksa 30 KK atau 104 jiwa mengungsi," tutur Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati.

Raditya merinci, lima KK atau 15 jiwa mengungsi di Musala Riyadhul Saadah, Jakarta Barat, 25 KK atau 89 jiwa mengungsi di empat titik yakni PT Delta Laras Wisata RW 07 Rawajati, Puskesmas Rawajati 2 RW 07, Halaman Rumah Dinas RW 07 Rawajati, dan Rusunawa Pengadegan, Jakarta Selatan.

"Tim Reaksi Cepat BPBD Provinsi DKI Jakarta terus melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna melakukan evakuasi dan tindakan yang dianggap perlu," jelas dia.

Lebih lanjut, BPBD DKI Jakarta hingga saat ini juga masih membersihkan material sisa banjir dengan dibantu oleh masyarakat. Banjir sendiri terpantau telah surut, hampir di seluruh titik.

"Namun masih terdapat genangan air di beberapa titik. Sebagian pengungsi juga telah kembali ke rumah masing-masing," Raditya menandaskan.

 


Sampah Menggunung di Pintu Air Manggarai

Pekerja kebersihan mengangkat sampah yang menumpuk di pintu air Manggarai, Jakarta, Selasa (22/9/2020). Tingginya curah hujan membuat kiriman sampah menumpuk di pintu air Manggarai. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sampah menggunung di Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, usai banjir Jakarta pada Senin 21 September 2020 malam. Sampah yang hanyut di Kali Ciliwung itu didominasi potongan bambu dan kayu.

"Sejak dini hari, sampah dari hulu mulai datang ke Pintu Air Manggarai," tulis Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dalam akun Twitternya, @dinaslhdki, Selasa (22/9/2020).

Kepala UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Yayat Supriatna mengatakan, ada juga sampah plastik dan lainnya yang terbawa banjir.

"Sampah ini tadi datang jam 03.30 WIB, kemudian sudah kita langsung bersihkan dan kita angkut," kata Yayat di Pintu Air Manggarai, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/9/2020).

Untuk mengangkut sampah-sampah tersebut, sejumlah alat berat serta puluhan truk dari setiap wilayah di Jakarta telah dikerahkan.

"Kita siapkan dari Dinas LH (Lingkungan Hidup) sebanyak 25 unit, kemudian dari teman-teman wilayah ada 10 unit, kemudian dari Dinas Sumber Daya Air pun kurang lebih 15 unit. (Sampah) Sekitar 500-an (kubik) kurang lebih," ujar Yayat.

Dia memastikan, pembersihan tumpukan sampah karena banjir tersebut tidak memakan waktu hingga berhari-hari. Untuk ketinggian atau debit air di Pintu Air Manggarai sampai saat ini mencapai 750 sentimeter.

"Kami juga siapkan alat berat ekskafator, target kami hari ini harus selesai dalam keadaan kondusif," kata Yayat.


Personel Damkar Disiagakan

Petugas Pemadam Kebakaran mengevakuasi anak-anak korban banjir dengan menggunakan ban di kawasan Karet Pasar Baru Barat, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Banjir yang terjadi sejak subuh akibat luapan Kanal Banjir Barat tersebut merendam ratusan rumah hingga setinggi dua meter. (merdeka.com/Arie Basuki)

Puluhan personel evakuasi dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Jakarta Timur disiagakan untuk membantu warga terdampak banjir baik akibat hujan maupun luapan sungai.

"Saat ini setiap pos ada empat sampai lima personel piket yang stand by menerima laporan warga," kata Kasi Ops Sudin PKP Jakarta Timur Gatot Sulaeman di Jakarta, Selasa (22/9/2020), seperti dikutip dari Antara.

Gatot mengatakan, seluruh personel evakuasi bersiaga di 10 pos yang tersebar di setiap kecamatan setempat.

Menurut Gatot, sejumlah kawasan di Jakarta Timur mulai terendam banjir akibat luapan Kali Ciliwung beberapa jam setelah Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat, berstatus Siaga 1 pada Senin 21 September 2020 pukul 18.00 WIB.

"Bila dibutuhkan anggota sudah siap melakukan evakuasi," kata Gatot.

Terdapat dua wilayah kecamatan di Jakarta Timur yang saat ini dilintasi oleh Kali Ciliwung, yakni Kecamatan Jatinegara dan Kramat Jati.

Personel di setiap pos pemadam di Jakarta Timur diminta waspada melakukan evakuasi saat banjir terjadi.

"Warga yang butuh bantuan evakuasi bisa melapor ke nomor 112 atau WhatsApp Damkar Jakarta Timur di nomor 0822 9797 0113. Bisa juga melapor ke pos atau sektor terdekat," ujar Gatot. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya