Liputan6.com, Jakarta - Mengintip sisi lain Jawa di bagian paling barat, Anda akan menjumpai wilayah Taman Nasional (TN) Ujung Kulon dengan badak jawa sebagai satwa endemik. "Ternyata masih ada binatang sebesar ini di Pulau Jawa," kata David Herman Jaya, Project Leader Javan Rhino Expedition dalam webinar "Hari Badak Sedunia: Apa Kabar Badak Jawa?", Selasa, 22 September 2020.
Bertepatan dengan Hari Badak Sedunia yang jatuh setiap 22 September, pihaknya ingin menyuarakan isu konservasi badak jawa. Termasuk di dalamnya mengenalkan upaya pelestarian dan memantik semangat para pembuat konten untuk secara aktif menyinggung isu konservasi di dalam negeri.
Sebagai pelengkap, perkenalan lebih dekat dengan badak jawa pun dikemas dalam buku Javan Rhino Expedition: Surviving in Silence. Buku ini terbagi dalam beberapa chapter, mulai dari cerita perjalanan bertemu hewan yang populasinya sekarang berjumlah 74 individu tersebut, sampai mitos eksistensinya di mata masyarakat sekitar.
Baca Juga
Advertisement
"Total kami melakukan field expedition selama 15 hari (pada) tahun lalu. Dua hari perjalanan, selebihnya pengamatan. Setelah itu ke desa-desa penyangga buat dapat cerita lain tentang badak jawa," tuturnya.
Cerita dimulai dari Find the Legend. Bakal ada cerita perjalanan menuju kemah utama disertai insiden yang mengiringi. Kemudian, berlanjut ke Ways. Bagian ini bercerita metode pihaknya melakukan pengamatan, dari membuat rumah pohon, sampai mengatur jadwal demi memperjuangkan pertemuan dengan badak jawa.
Berlanjut ke Time Sensitive, di mana ekspedisi digambarkan sebagai agenda berjuang melawan ego pribadi. "Lima hari pertama masih semangat, berpikir positif. Tapi, setelahnya benar-benar menunggu sesuatu yang tak datang," kata pria yang tertarik dengan fotografi alam liar tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mitos Eksistensi Badak Jawa
Cerita disambung ke bagian The Myth. Di sini akan diceritakan tentang pandangan masyarakat terhadap badak jawa. Bagaimana mereka punya cara tersendiri dalam menjaga dan menghargai badak jawa.
"Dari sekian banyak, yang saya ingat itu mitos Putri Galung. Itu salah satu sosok dari Kerajaan Pajajaran yang dipercaya menjaga badak jawa," ungkap David.
Chapter selanjutnya, The Huntsman. Cerita-cerita dari para mantan pemburu tentang bagaimana pesanan cula badak masuk ke desa-desa penyangga. David mengatakan, kebanyakan perburuan tak sekadar hobi, namun tuntutan ekonomi dan marak di era 80-an.
"Bagaimana para pemburu bertempur dengan aparat keamanan dan akhirnya mereka malah sama-sama dibohongi," imbuhnya.
Selanjutnya, Unseen Assasin. Bagian ini menjelaskan apa saja hal-hal yang mengancam kehidupan badak jawa. Disusul chapter, Hopes. "Masih ada yang memperjuangkan keberadaan badak jawa, entah dari taman nasional, masyarakat, sampai lembaga. Bagaimana juga pengalaman mereka bertemu badak jawa," ujar David.
Hingga sampai di bagian terakhir The Mestika. "Kami lihat lima sampai enam badak jawa sebenarnya. Tapi, yang tertangkap kamera cuma tiga individu," katanya. Buku ini dijual seharga Rp750 ribu dengan sistem pre order. Pemesanan bisa langsung mengirim pesan ke Instagram @_javanrhino.
Rencananya, bakal ada juga pameran yang akan diselenggarakan pada Desember 2020. Namun, mengingat pandemi, jadwalnya tentatif. "Rencananya ada lelang karya yang hasilnya bakal disumbangkan ke TN Ujung Kulon untuk upaya konservasi badak jawa," tandas David.
Advertisement