Liputan6.com, Jakarta – Di masa pandemi banyak bisnis dan UKM mendadak go online. Peningkatan aktivitas online masyarakat, kemudahan transaksi, hingga pasar yang semakin luas dipercaya menjadi faktor-faktor yang mendasari ramainya UKM yang membuka toko online saat ini.
Penggunaan platform e-commerce dan media sosial mencatat tren yang semakin meningkat. Bahkan layanan hiburan Netflix pun mencatat kenaikan sebesar 15,8 juta selama pandemi. Hal ini menunjukkan perubahan lifestyle dan cara masyarakat dalam berkomunikasi, hingga melakukan aktivitas ekonomi.
Perusahaan penyedia layanan web-hosting Niagahoster melihat fenomena go online ini sebagai peluang sekaligus tantangan. Memahami ketatnya persaingan di dunia online, bisnis dan UKM tidak cukup hanya sampai pada tahapan membuka toko di dunia maya.
Menanggapi hal ini Niagahoster menggelar konferensi virtual bertajuk Brand Marketing Con. by Niagahoster. Acara ini adalah konferensi online terbesar pertama di Indonesia yang membahas topik branding dan tren digital marketing.
Baca Juga
Advertisement
Menggandeng berbagai brand seperti Facebook, Kantar, Astra Digital, Amartha, KrASIA, Kaloka Pottery, Harian Kompas, dan lainnya, Niagahoster ingin memberikan perspektif yang lebih luas dan aplikatif untuk para pemilik bisnis, UKM, pegiat IT, pegiat komunikasi dan branding, hingga masyarakat tentang bagaimana membangun sebuah brand yang kuat ke publik dan mempromosikannya di dunia maya.
Membangun Bisnis yang “Tahan Lama”
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat sebanyak 301,115 usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) go online saat pandemi. Kenaikan angka go online ini juga dialami oleh Niagahoster yang mencatat adanya kenaikan klien aktif sebesar 7,79% di kuartal II, dibandingkan kuartal sebelumnya.
Fenomena UKM go online “dadakan” ini menjadi catatan khusus untuk pemerintah dan pelaku usaha itu sendiri. Membangun bisnis yang “tahan lama” merupakan sebuah proses berkelanjutan yang melibatkan perpaduan antara strategi, perencanaan, dan eksekusi yang tepat sasaran.
Ayunda Zikrina, Head of Brand & Reputation Management Niagahoster mengungkapkan branding dan promosi digital merupakan duet strategi yang dapat dilakukan oleh personal, pelaku usaha, hingga perusahaan agar mendapatkan perhatian dari publik dan pasar. Namun sayangnya, dua hal ini masih belum dilakukan secara maksimal oleh para pelaku usaha.
Niagahoster sendiri mencatat sebanyak 24,38% dari klien kalangan pelaku usaha terpaksa menutup kanal digitalnya karena bisnisnya tidak berjalan lancar. Hal ini dinilai merupakan gabungan dari persoalan pengembangan produk yang tidak matang, masalah dari sisi produksi dan perencanaan keuangan, hingga kurang memaksimalkan promosi di kanal digital.
“Proses branding dan promosi digital sering dilupakan dalam membangun bisnis. Akibatnya proses inovasi produk jadi terhambat. Orang sekedar berjualan tanpa memerhatikan feedback atau masukan dari pasar. Inilah yang membuat bisnis tidak mampu bertahan.” kata Ayunda Zikrina dalam gelaran Konferensi Pers menyambut Brand Marketing Con. by Niagahoster (24/9).
Di tengah semakin banyaknya bisnis dan UKM yang go online, Ayunda menilai bisnis harus mulai membangun strategi branding dan digital marketing agar semakin dikenal luas. Hal ini pun sejalan dengan data yang dikutip oleh Forbes, yaitu branding yang dibangun secara konsisten di semua platform akan meningkatkan keuntungan sebesar 23%.
Go Online Adalah Awal Sukses Online
Saat ini, 67,40% dari total pemilik website di Niagahoster mengaku membuat kanal digital untuk mengembangkan bisnis. Demi mencapai kesuksesan secara online, baik personal maupun pemilik bisnis diharapkan membangun branding dan perencanaan promosi digital sedari dini.
“Proses pengembangan bisnis tidak berhenti hanya saat memiliki website atau media sosial. Aktivitas branding dan marketing berjalan beriringan, dengan menggunakan media online keduanya dapat dijalankan bersamaan.” ungkap Tarrence K. Palar, Brand Communication Manager Harian Kompas yang juga hadir dalam gelaran Konferensi Pers Niagahoster (24/9).
Tarrence menilai go online barulah awal untuk mengembangkan bisnis. Toko, portofolio, dan halaman di dunia maya pun perlu pemeliharaan secara berkala dan berkelanjutan. Proses branding dan marketing tidak boleh berhenti di logo atau visualisasi saja, tetapi juga tentang bagaimana produk dari brand tersebut dikenal dan digunakan oleh banyak orang.
Dalam Brand Marketing Con, Niagahoster akan memperlengkapi para peserta dengan mengundang sebanyak 14 pembicara untuk mengisi di 12 topik seputar tips membangun branding, pemasaran konten, memanfaatkan media sosial untuk membangun brand, dan lainnya. Selama 2 hari, 29 - 30 September 2020, konferensi ini akan dilaksanakan secara live streaming.
Niagahoster menghadirkan beberapa perusahaan seperti Facebook, Kantar, Astra Digital, Uang Teman, Amartha; agensi digital bujukrayu Agency; bisnis UKM dan start-up seperti Kaloka Pottery, Agradaya, Suwe Ora Jamu; media KrASIA dan Harian Kompas; serta pelaku seni dan kreatif dari Museum Macan dan Ubud Writers & Readers Festival.