Liputan6.com, Jakarta - Wall Street ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Penurunan bursa saham di Newa York Amerika Serikat (AS), ini menambah tekanan sepanjang September.
Saham-saham di sektor teknologi mengalami tekanan yang dalam. Salah satu sentimen yang menekan Wall Street adalah kecemasan investor dengan ketidakpastian seputar pandemi COvid-19 termasuk di dalamnya mengenai stimulus.
Advertisement
Mengutip CNBC, Kamis (24/9/2020), Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup 525,05 poin lebih rendah atau turun 1,9 persen ke level 26.763,13. Di awal sesi, Dow Jones sempat naik 176 poin.
Untuk indeks S&P 500 turun 2,4 persen menjadi 3.236,92. Sedangkan Nasdaq Composite mundur 3 persen dan ditutup pada 10.632,99.
“Investor Wall Street dihadapkan pada berita utama mengenai covid-19. Di dalamnya mengenai pertumbuhan vs siklus pandemi,” kata Adam Crisafulli dari Vital Knowledge.
"Hasilnya adalah sentimen yang memburuk yang berdampak aksi jual yang cukup besar pada saham." tambah dia.
Saham Amazon dan Netflix masing-masing turun 4,1 persen dan 4,2 persen. Kedua saham ini memimpin penurunan di sektoe teknologi. Saham Facebook turun 2,3 persen. Saham Alphabet ditutup 3,5 persen lebih rendah. Saham Apple mengakhiri hari dengan turun 4,2 persen dan Microsoft merosot 3,3 persen.
Saham Tesla turun 10,3 persen setelah Elon Musk mengeluarkan prediksi pengiriman baru untuk tahun 2020 dan merinci desain baterai baru yang dia klaim akan membuat mobil Tesla lebih murah untuk diproduksi.
S&P 500 dan Dow masing-masing turun 7,5 persen dan 5,9 persen sepanjan September ini. Nasdaq telah turun 9,7 persen selama periode waktu yang sama. Saham Facebook, Amazon, Apple, Netflix, Alphabet dan Microsoft semuanya turun setidaknya 11 persen di September.
Sebagian besar saham sektor teknologi di Wall Street mengalami tekanan yang sangat dalam sepanjang September ini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tantangan
Investor menghadapi banyak tantangan pada bulan ini, termasuk meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 secara global dan ketidakpastian seputar stimulus fiskal AS yang baru.
Awal pekan ini, Inggris mengatakan akan memberlakukan langkah-langkah yang lebih ketat untuk mengekang wabah virus Covid-19. Sedangkan Presiden Donald Trump mengatakan AS tidak akan menerapkan penguncian putaran kedua.
“Inggris baru saja ditutup lagi. Mereka baru saja mengumumkan bahwa mereka akan melakukan penutupan, dan kami tidak akan melakukan itu, "kata Trump.
Di sisi stimulus, anggota parlemen masih berjuang untuk bergerak maju dengan paket baru. Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan di hadapan Kongres pada hari Rabu bahwa stimulus fiskal lebih lanjut masih diperlukan agar pemulihan ekonomi AS dapat berlanjut.
Advertisement