Selesai 2022, Bendungan Sadawarna Pasok Air Baku ke Kawasan Patimban

Bendungan Sadawarna membendung Daerah Aliran Sungai Cipunagara yang memiliki panjang 137 km.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Sep 2020, 11:20 WIB
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sadawarna. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sadawarna untuk memasok air baku sebesar 4.50 m3 per detik untuk Kawasan Pelabuhan Patimban dan Pantura Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang.

"Kami akan mendukung pengembangan Kawasan Patimban sebagai pusat kegiatan kepelabuhanan dan industri dengan pasokan air baku yang memadai," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kamis (24/9/2020).

Bendungan Sadawarna membendung Daerah Aliran Sungai Cipunagara yang memiliki panjang 137 km, mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat.

Dengan luas genangan 720 ha, bendungan ini berpotensi mereduksi banjir di 3 kabupaten yang dilalui Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara yakni Subang, Sumedang, dan Indramayu sebesar 26,90 m3 per detik.

Pembangunan Bendungan Sadawarna dimulai sejak kontrak pada November 2018 dan ditargetkan selesai Oktober 2022. Pembangunannya dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dengan total biaya APBN sebesar Rp 1,89 triliun.

Konstruksi Bendungan Sadawarna dibagi dalam dua paket, yakni paket pertama dikerjakan Kerja Sama Operasi (KSO) PT Wijaya Karya-PT Daya Mulia Turangga-PT Barata Indonesia dengan nilai kontrak sebesar Rp 999 miliar.

Pekerjaan Paket I meliputi bendungan utama, bangunan pengambilan, hidromekanikal dan elektrikal, serta bangunan pengelak. Progres pengerjaan Paket I pada TA 2020 hingga pertengahan September mencapai 38,8 persem.

Sedangkan Paket II Bendungan Sadawarna dikerjakan KSO PT Nindya Karya–PT Adhi Karya senilai Rp 907,6 miliar yang meliputi spillway, jalan akses, dan bangunan fasilitas. Progres konstruksi untuk TA 2020 mencapai Rp 50,45 persen. Secara keseluruhan konstruksi bendungan untuk Paket I mencapai 16,3 persen dan Paket II 23,2 persen (multi years contract/MYC).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Pembangunan Tetap Berjalan Selama Pandemi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sadawarna. (Dok Kementerian PUPR)

Pekerjaan pembangunan bendungan tidak dihentikan selama wabah pandemi Covid-19 untuk menjaga kesinambungan roda perekonomian, terutama penyediaan lapangan kerja bagi kontraktor, konsultan dan tenaga kerja konstruksi beserta kegiatan yang mengikutinya. Kegiatan pembangunan yang berlanjut pun diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional dalam tatanan baru (new normal).

Bendungan Sadawarna merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) di bidang Sumber Daya Air untuk mewujudkan ketahanan air dan pangan nasional. Bendungan ini mampu menampung 44,61 juta m3 untuk mensuplai irigasi seluas 4.500 hektare di Kabupaten Subang dan Indramayu.

Diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Sadawarna dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun.

Bendungan yang didesain setinggi 36 meter, lebar 10 meter dan panjang 929 meter ini juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 2 MW.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya