Liputan6.com, Jakarta - Tabiat sehari-hari nyatanya punya pengaruh lebih besar dari yang Anda bayangkan pada kesehatan. Salah satu yang boleh jadi tak terduga adalah sifat cerewet pada perempuan.
Kendati umumnya menganggu, apalagi dilakukan di saat tak tepat, namun ada kelebihan yang didapat para perempuan cerewet dari segi kesehatan. Tapi, soal kadar ekspesif ini sudah seharusnya ditakar masing-masing individu.
Melansir laman Vice US, Kamis, 24 Agustus 2020, sejumlah studi yang dilakukan beberapa dekade belakangan menunjukkan keterkaitan keengganan membuka diri dengan iritasi usus besar, depresi, sensitivitas terhadap penolakan, dan risiko kematian lebih tinggi.
Baca Juga
Advertisement
Risiko kematian ini didapat dari hasil penelitian longitudinal pada responden perempuan yang sudah menikah. Kesimpulannya menyatakan angka kematian perempuan pendiam empat kali lebih tinggi ketimbang mereka yang lebih ekspresif.
Penelitian baru oleh ilmuwan di departemen Psikiatri Universitas Pittsburgh menunjukkan, orang yang enggan mengeluarkan unek-unek cenderung punya penumpukan plak di arteri. Akibatnya, risiko stroke atau masalah kardiovaskular lain otomatis meningkat.
Studi yang telah dipresentasikan ke Persatuan Menopause Amerika Utara ini memantau 304 perempuan yang sedang mengalami perimenopause atau pascamenopause. Dari observasi tersebut, ditemukan bahwa perempuan berperilaku tertutup punya risiko plak tinggi dibandingkan perempuan cerewet.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pilih Metode Paling Tepat
Penulis studi menegaskan, ketertarikan dengan pengalaman perempuan dalam hubungan intim merupakan bagian konteks dalam studi ini. Meski ukuran sampelnya kecil, penemuan ini mendukung penelitian lain terkait sifat tertutup.
Lebih lanjut disimpulkan, menyuarakan apa yang ada di benak Anda dinilai lebih dari sekedar jadi pengatur ulung atau pribadi egois. Kebiasaan ini nyatanya jauh lebih baik untuk kesehatan mental maupun fisik Anda.
Penelitian pun telah mengaitkan sifat tertutup dengan kekerasan dalam rumah tangga, baik secara emosional maupun fisik. Bagi para perempuan, terutama yang menjalin hubungan dengan orang lain, memprioritaskan diri sendiri dan berkomunikasi secara terbuka, serta efektif nyatanya dapat menyelamatkan hidup.
Tinggal cari metode paling tepat untuk menyampaikan gagasan tersebut supaya bisa berujung solusi, diskusi, bahkan sekadar sesi mendengarkan untuk melepas penat. Bila diperlukan, Anda selalu mencari ruang aman dengan bercerita pada orang yang dipercaya, bahkan tenaga profesional.
Advertisement