Hai Bos, Begini Cara Benar Ketika Minta Bantuan ke Karyawan

Kurang percaya diri untuk berbagi dan tidak ada yang bertanya, merupakan kendala mengapa karyawan menahan ide yang ingin disampaikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Okt 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi kerja: unsplash.com/CampaignCreators

Liputan6.com, Jakarta Di banyak perusahaan, bukan karena karyawan takut kepada pimpinan yang menghalangi mereka maju untuk angkat bicara dan berbagi wawasan.

Dalam sebuah penelitian terbaru, kurang percaya diri untuk berbagi dan tidak ada yang bertanya, merupakan kendala karyawan menahan ide yang ingin disampaikan.

Membuat tim Anda merasa bahwa mereka benar-benar diundang untuk berkontribusi, terutama saat bekerja dari jarak jauh, membutuhkan usaha. Dengan memberikan pertanyaan kepada mereka secara teratur.

Berbeda dari kalimat umum seperti pertanyaan, "Bagaimana kita bisa menjadi lebih baik?,” lebih baik ajukan “pertanyaan berani,” di mana Anda ingin mendengar apa yang karyawan pikirkan.

Kemudian apakah Anda memiliki kepercayaan diri dan kompetensi untuk melakukan sesuatu dengan jawaban yang sudah diberikan karyawan.

Mengutip dari CNBC, Kamis (15/10/2020) berdasarkan penelitian, CEO dan manajer terbaik melakukan 3 hal ini saat meminta umpan balik dari karyawan:

1.  Bersikap spesifik

Para pemimpin kerap mengeluh tentang kualitas ide atau betapa banyaknya ide yang tidak relevan dengan prioritas utama mereka. Sehingga solusi yang mudah adalah mintalah apa yang Anda butuhkan dengan menggunakan kalimat yang baik untuk didengar karyawan.

Misalnya, daripada Anda bertanya, “Bagaimana kita bisa berkembang?” lebih baik bertanya dengan, “Apa rasa frustrasi nomor satu dari pelanggan terbesar kita? Bagaimana kita bisa mengatasinya?”

 

 


Hal selanjutnya

Ilustrasi Agenda Rapat Credit: unsplash.com/YouXVentures

2. Bersikap rendah hati

Pertanyaan lain yang bisa membuat karyawan memberikan pemikiran, seperti ketika Anda bertanya, “Apa rintangan terbesarnya?.” Pertanyaan ini menunjukkan Anda akan mengakui bahwa ada rintangan dan  ingin mendengarnya.

Idenya adalah mengajukan pertanyaan yang secara implisit mengatakan, “Saya tahu saya tidak sempurna. Saya tahu saya bisa berkembang.”

Ini adalah sebuah pesan yang kuat. Pada gilirannya akan memberikan izin kepada tim untuk berkembang bersama Anda, sekaligus membuat mereka merasa aman dalam berbagi masukkan yang nyata.

3.  Siap Menerima Umpan Balik

Di sinilah pimpinan yang bermaksud baik sering mendapatkan masalah. Mereka mengajukan pertanyaan yang bagus, tetapi tidak siap untuk mendengar umpan balik yang membuat tidak nyaman.

Meminta umpan balik dan mengabaikannya lebih buruk daripada tidak memintanya sama sekali. Saat Anda mengajukan pertanyaan yang berani, biarkan diri menerima umpan baliknya.

Buatlah catatan jika Anda memerlukan waktu untuk memproses dan kemudian merespon jawaban dari mereka, beritahulah kepada karyawan kapan umpan balik tersebut akan dijawab oleh Anda.

 

Reporter: Tasya Stevany


Saksikan video di bawah ini:

Load More

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya