Liputan6.com, Jakarta Aren memiliki kemampuanya menghasilkan energi jauh lebih tinggi dari tanaman lain termasuk kelapa sawit. Kalau nira aren dijadikan bioetanol sebagai sumber energi maka akan mampu menggantikan ketergantungan pada minyak bumi dan batubara. Willie Smits, Ketua Yayasan Masarang menyatakan hal ini dalam webinar Balitpalma.
Dengan aren sebagai sumber energi maka tidak akan ada lagi persaingan penggunana lahan untuk pangan dan energi. Aren ditanam di areal yang tidak bisa ditanami tanaman pangan seperti lereng bukit. Aren juga harus ditanam dalam bentuk hutan campuran, bukan monokultur sehingga menjadi sumber resapan air.
Advertisement
Kemampuan aren menghasilkan energi adalah 82 barel/ha. Tanaman Aren seperti solar sel yang mengubah energi matahari jadi energi kimia. Dihitung dengan setara ton biodiesel/ha aren adalah yang paling tinggi yaitu 12,5 ton, sedang sawit hanya 4,5 ton. Diantara 4 tanaman penghasil energi lainnya dari berbagai sudut maka aren paling unggul dibandingkan dengan kelapa sawit, tebu dan jagung.
Yayasan Masarang sendiri bergerak dalam bidang konservasi. Di Tomohon, yayasan memilik pabrik gula aren yang menggunakan panas bumi Pertamina. Aren yang disadap petani berkisar 100-200 liter/hari dari tiga pohon dan disetor ke pabrik gula Masarang. Pendapatan petani mencapai Rp 300.000-400.000/hari , bahkan penyadap yang rajin bisa Rp1 juta. Gula aren Masarang ini diekspor ke berbagai negara.
“Dengan cara ini penyadap sejahtera dan lingkungan terjaga. Aren merupakan tanaman konservasi juga sumber air,” katanya.
Aren harus disadap secara manual dan tidak digantikan dengan mekanisasi.Menyadap aren adalah seni tersendiri yang hanya bisa dilakukan manusia. Penyadap yang berpengalaman 10 tahun produksi niranya 30% dibawah penyadap yang berpengalaman 30 tahun. Ada 65 trik menyadap aren. Setiap hari petani hanya menyadap 2 kali sehingga masih banyak waktu melakukan pekerjaan lain. Satu mayang menghasilkan 60 liter/hari.
Ragam manfaat aren adalah menahan karbon cukup banyak, dengan berbagai produk menjaga ketahanan pangan, menjaga lingkungan dan sumber pekerjaan sebagai penyadap dengan penghasilan yang memadai.
(*)