Rusia Bakal Suplai Obat Corona COVID-19 ke 17 Negara, Ini Daftar Penerimanya

Rusia akan menyuplai obat Virus Corona COVID-19 ke 17 negara.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 25 Sep 2020, 07:00 WIB
Seorang peneliti bekerja di laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin pada 11 Agustus 2020, negaranya telah mendaftarkan vaksin COVID-19 pertama di dunia. (Xinhua/RDIF)

Liputan6.com, Moskow - Dana kekayaan kedaulatan Rusia dan mitranya Chemrar akan memasok obat COVID-19 yaitu Avifavir ke 17 negara tambahan.

Mengutip laman Channel News Asia, Kamis (24/9/2020), Avifavir memperoleh persetujuan dari kementerian kesehatan Rusia pada bulan Mei dan didasarkan pada Favipiravir, yang dikembangkan di Jepang dan digunakan secara luas di sana sebagai dasar pengobatan virus.

Uji klinis di Jepang dan Rusia telah mengkonfirmasi kemanjuran obat-obatan tersebut, kata Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) dalam sebuah pernyataan.

Saat ini, Rusia sedang berusaha keras untuk memimpin upaya global dalam perlombaan melawan virus. Rusia sudah mengekspor tes COVID-19 dan telah meraih beberapa kesepakatan internasional untuk pasokan vaksin Sputnik-V-nya.

Hingga kini, Avifavir telah dikirim ke Belarus, Bolivia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Turkmenistan dan Uzbekistan.

Rencananya, obat akan dikirim ke Argentina, Bulgaria, Brasil, Chile, Kolombia, Ekuador, El Salvador, Honduras, Kuwait, Panama, Paraguay, Arab Saudi, Serbia, Slovakia, Afrika Selatan, UEA dan Uruguay.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Alternatif Pengobatan

Vaksin COVID-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin pada 11 Agustus 2020, negaranya telah mendaftarkan vaksin COVID-19 pertama di dunia. (Xinhua/RDIF)

Minggu lalu, Rusia menyetujui pengobatan Coronavir R-Pharm untuk pasien rawat jalan dengan infeksi COVID-19 ringan hingga sedang.

Perusahaan tersebut juga mengatakan obat antivirus tersebut dapat diluncurkan ke apotek di negara itu dalam kurun waktu paling cepat, minggu ini.

RDIF mengatakan obat berbasis Favipiravir tiga hingga empat kali lebih murah daripada remdesivir, pengobatan COVID-19 lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya