Liputan6.com, Jakarta Di tengah masa pandemi COVID-19, masih banyak sisi positif yang masih bisa digali. Sebagian orang mulai bisa berdamai dengan keadaan yang serba terbatas pergerakan.
Lantas hal ini tak membuat kita terlarut dalam kesulitan, mulailah Anda mencoba mengeksplorasi potensi yang ada dalam diri. Siapa tahu Anda bisa mencoba menjalani bisnis rumahan.
Baca Juga
Advertisement
Hal serupa dialami oleh ibu rumah tangga ini, Sinta asal Tanjung Menang, Lampung. Ia mencoba peruntungan dengan membuka bisnis kue rumahan selama pandemi. Adanya lika-liku yang sempat merugi 11 kotak, turut menambah warna dalam usaha rintisan ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Awal Mula Merintis Usahanya
Tidak serta merta, Sinta terus mengandalkan pendapatan suami. Di masa pandemi ini, jika tidak sigap menyikapinya, mungkin uang yang didapat akan habis. Sementara kebutuhan semakin banyak. Hal ini yang melatarbelakangi Sinta untuk dikit demi sedikit membantu pekerjaan suaminya dengan mencari dana tambahan.
Untungnya, Sinta telah lama belajar berdagang jauh sebelum pandemi ini ada. Sehingga di masa-masa ini dia hanya perlu menggali lagi kelebihan yang dimilikinya.
"Sebelum berjualan makanan, sebenarnya saya sudah lama berkecimpung dengan dunia berdagang hanya saja yang sering berganti-ganti barang yang dijual," kata Sinta kepada tim Liputan6.com.
Tepat 3 Juli 2020, di tengah ruang gerak yang terbatas karena corona dirinya membuka usaha kue rumahan. Berbekal kebiasaannya membuat kue semasa SMP, dirinya mulai mengingat kebiasaan itu kembali dalam usahanya.
"Kebetulan dari SMP, saya sudah biasa bikin kue, tetapi kalau untuk menu baru saya belajar dari youtube secara otodidak," kata Sinta.
Advertisement
Perjalanan Usahanya
Selama menekuni usaha dagang kuenya, perempuan berusia 26 tahun terlihat nyaman dalam menikmati prosesnya. Hal ini dapat dilihat dari semangatnya mempelajari resep-resep baru untuk menu baru. Belum lama ini, Sinta mulai mencoba menjual roti pisang sebagai menu baru yang didapatnya dari Youtube.
Meskipun ada menu baru, lantas hal ini tak melupakan donat kentang, kue yang paling diminati oleh pembelinya. Selama sebulan jumlah pesanan tidak menentu, hal ini tergantung dari kondisinya.
"Kalau pesanan dalam sebulan gak nentu kak karena saya juga tidak tiap hari menerima pesanan," ujar Sinta.
Pelajaran yang Dipetik
Usaha kue miliknya bisa dibilang masih seumur jagung, tetapi rintangan yang dihadapi cukup terjal. Baru-baru ini usahanya sempat mengalami kerugian hingga 11 kotak, yang satu kotaknya seharga Rp 10.000.
Bermula dari kesalahpahaman komunikasi antara dia dan konsumen. Akibat salah pengetikan yang dilakukan pembeli, berakibat fatal bagi usahnya. Alhasil, keuntungan yang didapat semata-mata untuk menutupi modalnya saja.
"Dari kejadian itu, sisanya saya jual dengan harga murah yang penting modal kembali. Dan 4 kue pisang lainnya yang kasih anak-anak," tuturnya ketika diwawancarai.
Hal ini tak membuatnya patah semangat, ia tetap berjualan dan menganggap masalah itu sebagai pembelajaran.
"Yang jelas kedepannya, saya harus lebih teliti ketika menerima pesanan, konfirmasi kembali jumlah pesanan dan langsung beri total harga sebelum pesanan dibuat," kata Sinta.
Penulis
Ignatia Ivani
Universitas Multimedia Nusantara
Advertisement