Klaster Mengerikan Covid-19 di Pesantren Kebumen dan Banyumas

Selain klaster ponpes di Jateng juga muncul beberapa sumber penularan Covid-19 lainnya

Oleh SoloPos.com diperbarui 25 Sep 2020, 07:30 WIB
Petugas medis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Selasa, (5/5/2020). Pemkot Bekasi melakukan tes swab secara massal setelah tiga penumpang KRL dari Bogor terdeteksi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Semarang - Klaster baru penularan Covid-19 kembali muncul di wilayah Jateng yakni di lingkungan pesantren. Kali ini klaster terbaru tersebut muncul di ponpes Purwokerto, Banyumas, dan Kebumen.

Munculnya klaster Covid-19 ponpes di Purwokerto & Kebumen itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo, saat menggelar jumpa pers secara daring via Zoom, Kamis (24/9/2020).

“Banyak klaster yang muncul di Jateng. Salah satu klaster yang perlu diwaspadai adalah klaster di ponpes. Kemarin kami baru menemukan ada klaster ponpes di Purwokerto dan Kebumen,” ujar Yulianto, dikutip Solopos.com.

Kendati demikian, Yulianto belum bisa menjelaskan secara terperinci berapa jumlah pasien yang dinyatakan positif atau terpapar Covid-19 dari klaster pondok pesantren tersebut.

Ia juga belum mau menyebutkan pondok pesantren manakah di Purwokerto dan Kebumen yang menjadi pusat persebaran Covid-19 itu.

“Nanti dulu. Kami masih lakukan inventarisasi berapa jumlah yang terpapar. Nanti, kami akan laporkan ke pak Gubernur [Jateng, Ganjar Pranowo]. Bagaimana nanti kebijakan pembelajaran untuk ponpes,” imbuh Yulianto.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Klaster Keluarga, Perusahaan dan RS

Petugas kesehatan mendata pegawai KPU dan Wartawan saat mengikuti swab test dan tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 secara massal di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (4/8/2020). (merdeka.com/Faizal Fanani)

Yulianto mengatakan selain klaster ponpes di Jateng juga muncul beberapa sumber penularan Covid-19 lainnya. Klaster itu antara lain dari keluarga, perusahaan, hingga rumah sakit.

Meski demikian, Yulianto menilai klaster keluarga yang paling harus diwaspadai. Hal itu dikarenakan penularan bisa terjadi di rumah dan berdampak ke lingkungan di sekitarnya.

“Makanya saat ini kita lagi melakukan evaluasi. Apakah klaster keluarga itu perlu evaluasi mandiri di rumah. Efektif apa enggak. Kita akan menyiapkan kalau memang perlu tempat khusus untuk isolasi,” ujarnya.

Yulianto menambahkan saat ini Jateng terus memperbanyak jumlah tempat isolasi atau karantina bagi pasien Covid-19. Meskipun sesuai pedoman dari Kementerian Kesehatan orang yang terpapar Covid-19 tanpa gejala tidak perlu ditempatkan di tempat isolasi dan hanya diminta isolasi mandiri.

“Kita sudah melakukan koordinasi dengan PHRI [Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia] di Jateng. Sudah inventarisasi hotel-hotel juga jika ke depan kita membutuhkan untuk tempat isolasi dan karantina. List-nya sudah ada,” ujarnya.


Klaster Covid-19 di Pesantren di Purwokerto

ilustrasi virus corona covid-19 copyright by diy13 (Shutterstock)

Sebanyak 126 santri di sebuah pondok pesantren di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah terkonfirmasi Covid-19.

Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan kasus terbaru ini adalah hasil dari tes swab terhadap 292 santri di pondok pesantren tersebut. Dari jumlah itu, yang hasilnya sudah diketahui adalah 203 santri. Dari jumlah ini, 126 di antaranya positif.

Selanjutnya, gugus tugas akan melakukan swab terhadap santri lain di pesantren yang memiliki jumlah santri sekitar 590-an orang itu. Diperkirakan swab perlu waktu dua hari, atau selesai pada Jumat sore. Tracing dan swab juga akan dilakukan kepada kontak erat masing-masing santri yang mungkin juga beraktivitas di luar pesantren.

"Dari 292, hasil yang sudah keluar ada 203. Dari 203 yang sudah keluar, yang positif ada 126 orang. Dari 126 orang, itu yang santri yang berasal dari Banyumas 44 santri. Dan yang dari luar Banyumas ada 82 santri,” kata Husein, dalam tayangan video.

Husein mengemukakan, santri yang terkonfirmasi Covid-19 akan dirawat khusus, baik di faskes maupun di tempat karantina. Adapun santri yang hasil swabnya negatif akan menjalani karantina sebelum diliburkan di daerah asalnya.

Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya