Harga Emas Sentuh Level Terendah Selama 2 Bulan

Harga emas jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua bulan pada hari Kamis

oleh Athika Rahma diperbarui 25 Sep 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua bulan pada hari Kamis karena dolar safe-haven melanjutkan kenaikannya di tengah kekhawatiran seputar pemulihan ekonomi. Sementara memudarnya harapan untuk lebih banyak stimulus fiskal juga membebani logam mulia.

Dikutip dari laman CNBC, Jumat (25/9/2020), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1,862.41 per ounce. Sebelumnya pada hari itu, harga emas mencapai level terendah sejak 22 Juli di USD 1.847.57. Emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD 1.862.

"Salah satu faktor yang mendorong harga emas dan saham turun adalah asumsi luas di pasar keuangan bahwa Kongres AS tidak akan memberikan stimulus ekonomi lebih lanjut setidaknya untuk beberapa bulan ke depan," kata Jeffrey Christian, mitra pengelola CPM Group.

"Jadi, konfirmasi bahwa keadaan menjadi lebih buruk secara ekonomi, seperti yang Anda lihat pada angka pengangguran, telah mendorong emas turun," tambahnya.

Data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat secara tak terduga minggu lalu.

Harga emas telah turun lebih dari 10 persen sejak mencapai rekor tertinggi pada bulan Agustus karena ekspektasi stimulus lebih lanjut berkurang dengan Kongres AS yang menemui jalan buntu.

Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, penurunan nilai mata uang dan ketidakpastian ekonomi.

Harga emas diposisikan sangat lama dengan sangat agresif. Karena volatilitas bergerak lebih tinggi, suku bunga riil naik seiring dengan dolar, dan orang-orang mengambil untung,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Dolar naik ke level tertinggi dua bulan karena kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi global meningkat menyusul gelombang kedua infeksi virus corona di Eropa.

 


Harga Emas Diprediksi Makin Merosot, Ternyata Ini Penyebabnya

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

 Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) turun Rp 2.000 pada perdagangan hari ini, Rabu (23/9) menjadi Rp 1.007.000 per gram dari posisi kemarin di Rp 1.009.000 per gram. Harga emas terus menurun sejak Rabu (16/9) turun Rp 7.000 ke posisi Rp 1.030.000 per gram.

Dikutip laman logammulia.com, emas dijual mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Sementara itu, harga jual kembali emas Antam atau buyback turun Rp 3.000 ke posisi Rp 904.000 per gram.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas terus mengalami penurunan setelah sempat mencapai level tertinggi, baik di tingkat global maupun nasional. Penurunan Ini didorong optimisme pasar terhadap kemajuan pengembangan vaksin anti Corona.

"Salah satu penyebab utama anjloknya harga emas atau logam mulia ini, karena masalah kemajuan vaksin sudah ditemukan di berbagai negara termasuk Indonesia," jelas dia saat dihubungi Merdeka.com, Rabu (23/9).

Ibrahim mengatakan semakin dekatnya kehadiran vaksin anti Corona di ruang lingkup masyarakat global akan menciptakan suatu kepastian dalam berinvestasi. Sehingga wajar jika pelaku pasar mulai beralih ke instrumen investasi lainnya, seperti saham dan obligasi.

"Artinya kan, sektor investasi logam mulia mulai berkurang peminatnya. Dengan adanya vaksin orang akan lebih ke arah saham dan obligasi lagi," ujar dia.

Selain itu, anjloknya harga emas dunia juga dipengaruhi oleh penguatan indeks dollar. "Hal ini dipengaruhi optimisme Federal Reserve Amerika Serikat (AS) atas kebijakannya menurunkan suku bunga hingga 2023 ketika pasar tenaga kerja mencapai lapangan kerja maksimum dan inflasi berada di jalur untuk melebihi target inflasi 2 persen," imbuh dia.

Oleh karena itu, harga emas diproyeksi bakal mengalami tren penurunan kedepannya. Seperti bulan September ini emas berpeluang turun ke angka USD 1.919 per ounce, kemudian merosot ke USD 1.860 hingga USD 1.794 di kuartal IV.

"Peluang harga emas internasional terjun bebas ke USD 1.919, USD 1.860 dan USD 1.794 sangat besar sekali. Angka tersebut sesuai dengan data teknikal (W1) di metatrader," terangnya.

Sehingga, tutup Ibrahim, saat ini bukan waktu yang tepat bagi masyarakat untuk berinvestasi logam mulia.

"Karena ada harapan akan di bawah Rp 1 juta (per gram). Jadi, jangan sampai menyimpan emas terlalu lama baiknya," tukasnya Ibrahim.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya