Apa yang Bisa Kita Lakukan di Hari Aksi Sedunia untuk Perubahan Iklim?

Hari Aksi Sedunia untuk Perubahan Iklim diperingati pada 25 September setiap tahunnya. Anda pun bisa turut berdampak untuk kehidupan lebih baik.

oleh Asnida Riani diperbarui 25 Sep 2020, 13:03 WIB
ilustrasi aksi sayangi Bumi dengan melawan perubahan iklim/Photo by alexandra lammerink on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Siapa bilang perjuangan melawan perubahan iklim hanya milik golongan tertentu dan semata di waktu-waktu spesial, seperti peringatan Hari Aksi Sedunia untuk Perubahan Iklim yang jatuh hari ini, Jumat (25/9/2020)? Sebagai penduduk Bumi, Anda juga bisa ambil bagian secara aplikatif di keseharian.

Dengan begitu, semangat dan makna segudang perayaan tahunan seputar isu lingkungan bisa berdampak lebih besar. Kebiasaan ini tentu tak bisa diadaptasi secara instan. Konsistensi dan komitmen penuh untuk secara individu terlibat dalam ungkapan kasih sayang untuk ibu Bumi pun jadi kunci penerapannya.

Mengutip laman BBC, Jumat (25/9/2020), sebagai langkah awal mengadopsi gaya hidup lebih ramah lingkungan, tak seharusnya menyalahkan diri sendiri jika lupa membawa tas atau cangkir yang dapat digunakan kembali. Pasalnya, tekanan ini disinyalir hanya akan menambah kecemasan lingkungan secara berlebihan.

"Saya tak pernah berpikir bahwa saya harus sempurna," kata Shia Su, penulis blog tanpa limbah, Wasteland Rebel. "Harus disadari bahwa sebenarnya hidup tak mungkin tanpa limbah. Makanya harus tetap realistis."

Tapi, suatu hari Shia memutuskan membawa stoples ke kedai kopi lokal daripada meminta kemasan untuk dibawa pulang, dan dari situ ia perlahan mengadopsi gaya hidup lebih ramah lingkungan. Cakupannya pun kian beragam, dari fesyen sampai kultur bepergian.

"Menjalani gaya hidup berkelanjutan adalah tentang mengurangi konsumsi secara umum," tuturnya. "Saya hanya membeli sepotong pakaian baru jika pakaian lain perlu diganti."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Fesyen Berkelanjutan

Ilustrasi baju bekas. (dok. pexels.com/mentatdgt)

Masih soal fesyen, menurut blogger, Tolmeia Gregory, membeli baju bekas juga jadi cara mengadopsi gaya hidup berkelanjutan guna memerangi perubahan iklim. Bisa juga dengan memilah busana menggunakan material ramah lingkungan.

"Carilah busana berbahan lebih alami. Misal, pilih kapas daripada poliester. Tak hanya terasa jauh lebih nyaman saat dipakai, tapi baju jenis ini juga tak mengandung serat mikro yang masuk ke air dan kehidupan laut saat dicuci," kata Gregory.

Kemudian, belajar teknik memperpanjang usia pakaian. Misal, mencucinya dengan metode yang tepat, menjahit lubang atau tanda kerusakan ringan lain pada pakaian, dan rework supaya terkesan baru.


Makanan

ilustrasi makanan | unsplash.com/@ellaolsson

Soal makanan, blogger sekaligus YouTuber, Immy Lucas, merekomendasikan Anda mempertimbangkan pola makan berbasis bahan nabati. "Saya tak berpikir setiap orang harus jadi vegan untuk membuat perubahan besar. Hal yang lebih realistis adalah mayoritas orang mengurangi konsumsi daging jadi beberapa hari dalam seminggu," katanya.

Kemudian, ia juga menyarankan untuk mengonsumsi makanan berasal dari produsen lokal. Jadi nilai tambah bila produsen tersebut menggunakan metode produksi pangan lebih ramah pada Bumi.

"Jika makan tomat dari Inggris yang sebenarnya tak sedang dalam musimnya, Anda tahu bahwa tomat telah ditanam di beberapa rumah kaca besar yang menggunakan sumber daya dalam jumlah besar untuk meniru cuaca. Jadi, Anda menggunakan energi panas dalam jumlah besar untuk menanam tomat di luar musimnya," ucapnya.

Terakhir, mempertimbangkan kemasan. "Ada toko tanpa limbah tempat Anda membeli makanan tanpa kemasan yang bakal jadi sampah. Tapi, Anda juga dapat pergi ke supermarket, dan membuat pilihan lebih baik dengan membeli buah dan sayuran tak dikemas, atau memilih kaleng dan karton yang didaur ulang daripada plastik," tutupnya.


Seputar Kecantikan

ilustrasi produk skincare/pexels

Beauty juga jadi bidang yang tak bisa dipisahkan dari keseharian. Menurut blogger Nicole Whittle, penggunaan kapas maupun tisu basah sudah seharusnya diminimalisir. "Jika punya bayi dan punya kendala saat bepergian, Anda dapat memilih tisu basah yang dapat terurai," katanya.

Kemudian, beli produk kecantikan tanpa kemasan. "Anda bisa mendapatkan sampo, kondisioner, dan sabun mandi batangan mungkin dengan harga lebih mahal, tapi tahan lama. Jadi, biaya per pemakaiannya jauh lebih rendah," sambung Whittle.

Juga, mempertimbangkan produk menstruasi. Pasalnya, tampon dan pembalut adalah barang sekali pakai, dan tak semua orang membuangnya dengan benar. Perubahan yang dapat Anda lakukan adalah beralih ke menstrual cup atau menstrual pad.

"Banyak merek kecantikan besar yang benar-benar menyuarakan gerakan lebih ramah lingkungan. Saya senang melihat perubahan ini terjadi. Butuh beberapa saat, tapi merek-merek ini telah melihat bahwa ada masa depan bagi jenis produk tersebut," tandasnya.


Perjalanan

Ilustrasi travel (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Bagi Anda yang cukup sering bepergian, walau dalam masa pandemi dilakukan lebih jarang, ada beberapa aturan dasar untuk dipertimbangkan. Menurut blogger Florine Hofmann, mengurangi frekuensi naik pesawat terbang adalah langkah awal yang berdampak.

"Baru-baru ini saya juga membeli koper bekas karena sudah jadi barang bawaan wajib, dan harganya lebih murah. Saya coba mengemas seminimal mungkin. Saya tak ingin menyumbang sampah plastik di negara lain," katanya.

Kemudian, bila memungkinkan, hanya menggunakan transportasi umum maupun pilihan transportasi ramah lingkungan, seperti sepeda, selama berada di destinasi perjalanan. "Saya suka menyewa sepeda untuk menjelajahi area baru. Anda akan menemukan tempat terbaik saat berbicara dengan penduduk lokal," tutupnya.

 

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya