Liputan6.com, Beijing - Miliarder Zhong Shansan menjadi orang terkaya di China berkat bisnisnya di bidang minuman dan farmasi. Berdasarkan data Forbes, kekayaan Zhong pekan ini sempat mencapai US$ 57,2 miliar (Rp 582 triliun).
Hebatnya lagi, Zhong Shansan ternyata tak lulus SD.
Kekayaan Zhong Shansan berasal dari perusahaan air minum kemasan Nongfu Spring. Perusahaan itu ia dirikan pada 1996.
Baca Juga
Advertisement
Awal September ini, Zhong Shansan melepas saham Nongfu Spring di bursa saham Hong Kong. Saham Nongfu Spring ternyata laku keras dan nilai perusahaan melonjak 77 persen.
Pada Kamis kemarin, Zhong Shansan sempat menjadi orang terkaya di China, melewati raksasa teknologi Ma Huateng (bos Tencent) dan Jack Ma (Alibaba). Kini, Zhong berada di posisi 2.
Menariknya lagi, Zhong Shansan tidak lahir dari keluarga kaya raya. Forbes melaporkan, Zhong Shansan bahkan tak lulus SD.
Ia terpaksa keluar dari SD karena saat itu situasi politik di China sedang kacau akibat Revolusi Budaya rezim Mao Zedong.
Setelahnya, Zhong Shansan bekerja di berbagai bidang. Dia pernah kerja di bidang konstruksi, lalu reporter koran, dan agen minuman. Akhirnya, Zhong mendirikan perusahaan minuman miliknya sendiri.
Usia Zhong ketika mendirikan Nongfu Spring juga tidak muda lagi. Saat itu, usianya sudah di atas 40 tahun.
Kini, Zhong Shansan adalah miliarder terkaya nomor 20 di dunia, bahkan melewati miliarder senior Li Ka-shing dan bos Uniqlo Tadashi Yanai dari Jepang.
(US$ 1 = Rp 14.909)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menko Luhut Sepakat dengan Miliarder Australia Bangun Industri Hijau di Indonesia
Masih terkait miliarder, pemerintah Indonesia sepakat bekerja sama dengan miliarder asal Australia, Andrew Forest untuk membangun industri hijau di tanah air. Penandatanganan kesepakatan kerja itu dihadiri langsung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di kantornya, Jakarta Pusat.
"Hari ini saya dan Andrew telah menandatangi akta kesepakatan tentang industri hijau," kata Luhut dalam sambutannya, Jakarta, Jumat 4 September 2020.
Dalam sambutannya, Luhut mengapresiasi kunjungan Andrew Forrest dan Fortescue Metals Group (FMG) yang menghadiri langsung penandatangan perjanjian kerja sama. Acara ini menjadi langkah penting hubungan kedua belah pihak dalam mengembangkan industri energi terbarukan di Indonesia.
"Khususnya dalam mengembangkan energi terbarukan. Energi untuk mendukung industri hijau yang memiliki nilai tambah," kata Luhut.
Selain itu, Luhut juga menjadi saksi atas penandatangan Letter of Intent antara Andrew Forest dan Wakil Menteri Nanti Hendriarti. Penandatanganan ini bertujuan untuk mengurangi kebocoran plastik laut ke perairan Indonesia secara subtansial.
Sebagai dua negara besar yang memiliki potensi mineral dan energi terbarukan cukup besar, Indonesia-Australia dapat berkolaborasi. Sheingga menjadi kunci pemain enegrgi terbarukan dan industri hijau global.
Atas dua perjanjian kerja sama ini semakin menguatkan hubungan Indonesia-Australia yang dekat, strategis dan menunjunjukkan hubungan antara warga keuda negara. Luhut meyakini hal ini akan memperkuat kemitraan dua negara ini untuk membangun masa depan bersama.
"Saya yakin, upaya kami hari ini akan memeperkuat landasan kemitraan untuk membangun masa depan yang lebih cerah bersama," kata Luhut.
Advertisement