Layanan KB Terganggu karena Pandemi, Angka Kelahiran per Tahun Diprediksi Meningkat

Menurunnya layanan KB di masa pandemi diprediksi menimbulkan tambahan kelahiran di Indonesia sekitar 400 sampai 500 ribu setiap tahunnya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 27 Sep 2020, 11:59 WIB
Pelayanan KB sejuta akseptor dalam merayakan Hari Keluarga Nasional bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (Foto: Giovani Dio Prasasti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Menurunnya layanan keluarga berencana (KB) dan akses kontrasepsi selama masa pandemi diprediksi akan menimbulkan lonjakan jumlah kelahiran di Indonesia.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, dampak terdekat dari menurunnya pelayanan ini adalah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

"Persentasenya hampir mencapai 17,5 persen," kata Hasto dalam pesan tertulisnya.

Dwi Lisyawardani, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN dalam konferensi pers virtual pada Jumat (25/9/2020) mengungkapkan, putusnya penggunaan kontrasepsi dan layanan KB akan berakibat pada meningkatnya angka kelahiran di Indonesia

"Dari seluruh pasangan usia subur, kalau mereka putus pemakaian dan pada kondisi usia yang betul-betul subur, lalu putus kontrasepsi terjadi kehamilan, kami memperkirakan ada tambahan kurang lebih 400 sampai 500 ribu kelahiran per tahun," kata wanita yang akrab disapa Dani itu.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Penambahan 10 Persen Kelahiran

Tenaga kesehatan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) di sebuah praktik bidan mandiri di Cipinang, Jakarta Timur pada Senin (29/6/2020) (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Dani mengatakan, di Indonesia setiap tahunnya terjadi antara 4,5 sampai dengan 5 juta.

"Karena adanya putus pakai pelayanan kontrasepsi, kita memperkirakan 10 persen tambahan. Bisa diperkirakan ada 10 persen tambahan kelahiran karena gagal atau putus pakai menggunakan kontrasepsi," ujarnya.

BKKBN mengatakan, penurunan layanan KB di masa pandemi dikarenakan fasilitas kesehatan yang lebih mengutamakan pasien COVID-19 atau dalam keadaan darurat.

Namun, ia menyebut bahwa banyak praktik bidan mandiri yang untungnya masih berjalan di tengah pandemi. "Kalau praktik mandiri bidan tidak memberikan pelayanan maka akan banyak sekali peserta KB kita yang putus pakai."

Dalam pemaparannya, Dani mengungkapkan meski terjadi penurunan layanan KB selama pandemi, namun ada peningkatan signifikan di bulan Juni mengingat diselenggarakannya pelayanan sejuta akseptor dalam rangka Hari Keluarga Nasional.

"Setelah bulan Juni, bulan Juli agak turun lagi. Mudah-mudahan di bulan Agustus-September dalam rangka hari kontrasepsi kita juga memberikan pelayanan, mudah-mudahan meningkat lagi."


Infografis Bidan dan Apoteker Indonesia Terpapar Covid-19

Infografis Bidan dan Apoteker Indonesia Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya