Aplikasi untuk Pantau Kualitas Udara Secara Real Time di Jakarta dan Sekitarnya

Pemantauan kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya ini didapat lewat 45 sensor yang telah dipasang di sejumlah titik strategis.

oleh Asnida Riani diperbarui 28 Sep 2020, 04:01 WIB
Nafas, aplikasi pemantau kadar polusi udara di Jakarta dan sekitarnya secara real-time. (dok. nafas)

Liputan6.com, Jakarta - Bersama Bloomberg Philanthropies dan Vital Strategies, pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan Aksi Menuju Udara Bersih Jakarta, Rabu, 23 September 2020. Menurut Gubernur DKI Anies Baswedan, para pakar memperkirakan polusi udara turut berkontribusi terhadap 5,5 juta kasus infeksi saluran pernapasan di Jakarta setiap tahunnya.

Dengan kata lain, berdasarkan keterangan pada Liputan6.com, Kamis, 24 September 2020, terdapat 11 kasus per menit. Di acara tersebut, Pemprov DKI dan Bloomberg Philanthropies turut mengumumkan beberapa inisiatif dalam mengatasi masalah polusi udara di Jakarta, termasuk situs web dan dokumen “Menuju Udara Bersih Jakarta."

Langkah pertama yang disampaikan dalam dokumen tersebut, yakni Pemantauan Kualitas Udara Ambien. Gagasan ini diwujudkan dengan memperbesar jaringan pemantauan kualitas udara Jakarta.

Sebagai aplikasi kualitas udara lokal yang telah diluncurkan, nafas telah menambah pemasangan 27 sensor kualitas udara di berbagai titik di Ibu Kota. Setiap sensor itu nantinya dapat memberi data kualitas udara secara real-time bagi pengguna melalui aplikasi di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi dan Depok.

“Data yang benar-benar lokal sangat penting untuk mengetahui kualitas udara di sekitar mereka. Hal inilah yang membuat kami merancang nafas untuk terhubung ke total 45 jaringan sensor PM2.5 kami sendiri di Jabodetabek,” ungkap Nathan Roestandy, co-founder, sekaligus Chief Executive Officer nafas.

Piotr Jakubowski, co-founder and Chief Growth Officer nafas mengatakan, “Sensor yang kami gunakan juga dipakai di lebih dari 400 pemerintah lokal di seluruh Eropa, termasuk Inggris, Belanda, Norwegia, Polandia, Italia, Jerman, dan Belgia.”

Dengan jaringan 45 sensor yang sudah terpasang, Nathan dan Piotr berharap data kualitas udara Jakarta dan sekitarnya ini bisa dipakai pemerintah dan publik dengan hanya mengakses aplikasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Manfaat Pemasangan Sensor Pemantauan Kualitas Udara

Foto udara suasana gedung bertingkat di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (8/4/2020). Jakarta sempat menjadi kota paling berpolusi di dunia pada 29 September 2019 lalu, namun Rabu (8/4) siang ini, kualitas udara kota Jakarta membaik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Isabella Suarez, Southeast Asia Analyst di Center For Research on Energy and CleanAir (CREA), salah satu organisasi yang menjalankan riset tentang polusi udara mengungkap, "Jaringan pemantauan yang luas memungkinkan warga Jakarta tidak hanya memantau udara yang mereka hirup secara real-time."

Penggunaannya juga jadi alat yang ampuh untuk memastikan bahwa inisiatif penting ini berjalan sesuai janji. Salah satu contoh kasus kesuksesan pemasangan sensor pemantauan kualitas udara adalah Breathe London, inisiatif pemerintah kota London di Inggris.

Dengan menciptakan jaringan 100 sensor, proyek tersebut melengkapi kekurangan data area dengan tingkat polusi tinggi yang tadinya belum terpenuhi. Dengan data jaringan pantauan kualitas udara yang luas, pemerintah kota London mengimplementasikan beberapa inisiatif.

Akhirnya gagasan ini berefek pada penurunan konsentrasi polutan sebanyak 36 persen dalam kurun waktu 6 bulan. Pemetaan data tersebut juga membantu menurunkan tingkat polusi dan kebijakan pengendalian polusi sesuai target.

“Proyek Breathe London adalah contoh menarik. Berkat kehadiran jumlah alat pemantauan kualitas udara yang tinggi, hal ini mampu membawa kesuksesan mengatasi masalah polusi udara. Kami harap akses data kualitas udara dari aplikasi nafas mampu membantu Pemprov DKI mencapai inisiatif ‘Menuju Udara Bersih Jakarta’,” tutup Piotr.

Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya